Stand By Me - 35

8.5K 954 41
                                    

Jungkook masuk ke dalam dorm dengan lesu. Banyak pikiran yang menghantuinya saat ini, membuat tatapannya kosong seketika.

Jungkook berjalan pelan menuju sofa, kemudian membaringkan dirinya di sofa dengan paha Yoongi sebagai tumpuannya.

Sementara itu Yoongi malah melayangkan tatapan horrornya kearah Jungkook. Bulu kuduk Yoongi seketika merinding. Bagaimana jika Jungkook keserupan hantu penunggu tiang listrik di depan gang kompleks perumahan mewah ini?

Jungkook membuang nafasnya pelan, "hyung."

"Y-ya," Yoongi gelagapan, sedikit takut. Sekarang posisinya ia sedang sendirian di dalam dorm besar ini-- tentu saja setelah ada Jungkook, ia tidak sendirian.

Kalau kesurupan harus bagaimana?

Jungkook memutar bola matanya hingga kini mereka berdua saling bertemu pandang, hampir membuat Yoongi jejeritan karena kaget. Sungguh, itu menyeramkan.

"Aish, Jung, kenapa? Kau membuatku kaget!" Bentak Yoongi. Jantungnya 2x berpacu lebih cepat karena ulah Jungkook.

Jungkook kembali menghela nafasnya pelan, "hyung, bagaimana jika seseorang yang tak kau harapkan ternyata adalah seseorang yang kau cari?"

Yoongi berusaha untuk menetralkan dirinya sendiri sembari mencerna pertanyaan Jungkook.

"Ya memang kebanyakan seperti itu. Mereka tidak sadar dengan hal-hal kecil disekitarnya karena mereka malah mengharapkan hal yang besar."

Jungkook memejamkan matanya, dan tiba-tiba saja sosok Naya muncul begitu saja dalam pikirannya.

"Memangnya kenapa? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Yoongi, penasaran.

Jungkook menganggukkan kepalanya, "hmm, sesuatu seperti yang kubilang terjadi. Bahkan selama ini dia bukanlah orang yang harapkan. Tapi, kenapa dia sekarang muncul sebagai orang yang kucari?"

Yoongi makin penasaran, "kalau begitu, ceritakan pada hyung apa yang terjadi."

Otomatis, Jungkook langsung menggelengkan kepalanya, "ini rahasia, hyung. Jika aku ceritakan kalian pasti akan tertawa karena kesalahanku."

"Bagaimana bisa orang tertawa karena sebuah kesalahan? Itu gila namanya!" Yoongi menimpali ucapan Jungkook dengan sedikit tertawaan renyah.

Jungkook membuka kedua matanya perlahan, "ada, Hoseok hyung. Dia selalu tertawa. Apa Hoseok hyung itu gila?"

"A-apa?" Kaget Yoongi. Ia lupa dengan sosok Hoseok yang selalu tertawa kapanpun dan dimanapun.

🎵🎵🎵

Naya menjatuhkan tubuhnya di atas kasur dengan handuk pink yang masih melilit di tubuhnya.

Entah kenapa, hari ini terasa sangat lelah dari hari-hari biasanya. Mungkin karena efek ia lari-larian dengan Jungkook tadi.

Saat itu ia baru saja keluar dari cafe bersama dengan Soji. Karena tujuan mereka berbeda arah, otomatis mereka berpisah jalan. Dan disaat itulah, ia melihat Jungkook yang tengah dikejar oleh sekelompok orang.

Awalnya tak niat membantu karena mungkin saja itu adalah para fans yang ingin meminta tanda tangan Jungkook. Tapi, Naya sedikit terkejut saat melihat salah satu orang yang membawa benda tajam. Tentu saja Naya takut setengah mati dan langsung menyimpulkan jika itu adalah para pembenci.

Naya memejamkan matanya, berusaha merasakan aroma terapi yang menyeruak dari tubuhnya sendiri.

"Naya, ini bukanlah sebuah fanfiction. Ini dunia nyata yang luar biasa kejam," Naya meyakinkan dirinya sendiri. Dulu, sewaktu masih kuliah, ia sering membaca beberapa cerita di wattpad, semua genre sudah pernah dibaca.

Dan konyolnya, ia berharap jika hidupnya seberuntung para gadis yang menjadi pemeran utama dalam genre Fanfiction.

Naya tertawa renyah, ekspektasi tak selalu sama dengan realita. Sosok Jungkook yang selalu ia baca di fanfiction tak semanis sosok Jungkook di dunia nyata.

Jungkook digambarkan seperti seorang pemuda baik hati dan penyayang di setiap fanfiction, tapi di dunia nyata?

Tidak, sikap Jungkook hanya berbeda jika ia bersama dengan Naya. Terkadang membuat Naya gusar sendiri.

Bunyi microwave membuat kedua mata Naya terbuka, gadis itu dengan cepat berangkat dari kasurnya. Ia berjalan menuju microwave untuk mengeluarkan nasi instannya yang sudah matang.

Naya menghembuskan nafasnya pelan sembari membuka tutup bungkus nasi instan tersebut, "mari lupakan harapan kehidupan seperti di fanfiction."

Umurnya sudah 24 tahun ( jika dalam perhitungan umur Korea ), sebentar lagi 25 tahun, pacaran saja belum pernah. Disaat teman-teman SMA dan kuliahnya saat reunian sudah menggandeng dan mengenalkan kekasih mereka masing-masing, Naya masih betah menjomblo.

Spesifikasinya terlalu tinggi untuk standar dirinya yang seperti ini. Lagipula, mana ada pria yang mau dengannya jika dirinya adalah seorang penggemar Oppa-Oppa Korea? ( Based on true story-- me😢😢 )

Disaat dia menginginkan sosok Jungkook, malah Jungkook yang tidak mengharapkannya. Jatuh itu sakit, Naya merasakannya.

Naya mengunyah nasi tersebut dengan lamat, padahal dirinya bukanlah sesosok bayi yang perlu mengunyah makanan sampai hancur.

"Mari hidup dengan melihat kenyataan. Naya, kau ini terlalu sering berdelusi. Sebaiknya buka matamu lebar-lebar, Jungkook bukan jodohmu. Mari hidup sebagai Naya di dunia nyata!" Gadis itu memberitahu dirinya sendiri sembari memasukkan beberapa tofu ke dalam mulutnya.

🎵🎵🎵

"Ada apa ramai-ramai? Tanya Naya sembari menghampiri Soji yang tengah berdiri di pinggir jendela.

Soji mendelikkan bahunya, suasana di luar gedung Bighit sangatlah ramai. Soji paham betul jika itu bukan fans nya BTS, tak ada satupun gambar BTS di banner yang mereka pegang. Dan lighstick nya juga berbeda.

"Kurasa, artis yang berada di agensi ini baru 3. Homme, BTS dan 6ACES. Yang terbaru saja belum punya lighstick, jadi mereka ini siapa?" Gumam Soji heran sembari menggaruk kepalanya.

Wanita itu menghela nafasnya pelan, "padahal aku ingin membeli susu untuk Hana di minimarket."

"Aku akan membelinya," kata Naya bersemangat. Gadis itu bisa saja menembus keramaian orang-orang di luar sana.

"Kau gila? Bisa-bisa badanmu remuk. Lihatlah, mereka begitu banyak." Tunjuk Soji, ia menghitung satu-satu orang yang mengerumuni gedung.

"Percayakan saja padaku. Jadi, Hana mau dibelikan susu apa?" Tanya Naya. Kemudian Soji menyebutkan nama merk susu yang dimaksud, hendak memberikan uang untuk membeli susu Hana, tapi dengan cepat Naya menolak.

"Pakai uangku saja. Lagipula harganya tidak terlalu mahal," balas Naya sembari memberikan senyuman penuh arti pada Soji.

"Aigoo, produser sukses ini ternyata mempunyai royalti yang sangat banyak," kekeh Soji dan ditimpali oleh tertawaan dari Naya.

🎵🎵🎵

"Ah, maafkan aku," kata Naya sembari membungkukkan badannya secara otomatis. Tak sengaja ia menginjak kaki seseorang saat berada di lobi.

Pria berkacamata itu meringis sakit saat kakinya terinjak dengan kuat oleh Naya.

"Kau tidak apa-apa? Apa injakanku sesakit itu?" Tanya Naya sembari memperhatikan kaki pria yang ditabraknya. Kaki yang tengah kesakitan.

Pria itu melepaskan kacamata hitamnya, membuat Naya terkejut. Astaga, ia bahkan tak pernah membayangkan jika hidup bisa semenarik ini.

🎵🎵🎵

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang