Stand By Me - 48

8.5K 1K 30
                                    

"Mau beli makanan?" Tanya Jungkook, Naya yang saat itu tengah menyimpan kamera mahal tersebut jadi sedikit terkejut. Suara Jungkook benar-benar membuatnya kaget.

"Eh, aku tidak lapar. Lagipula, dompetku tertinggal di kamar hotel," bohong Naya. Sekarang statusnya memang kekasih Jungkook, tapi entah kenapa ia jadi ingin menjaga jarak dengan Jungkook.

Saat Naya mengejar, Jungkook malah menjauh. Saat dikejar Jungkook, Naya malah menghindar.

"Aku yang traktir. Kau benar-benar gadis ceroboh rupanya. Ayo ikut," ajak Jungkook sembari menautkan jari-jarinya yang 2x lebih besar dari jari mungil Naya.

Mereka berjalan menuju gerai makanan terdekat tanpa bicara sedikit pun. Akhirnya, rasa canggung itu terbentuk juga. Tak ada yang mau memulai pembicaraan sama sekali. Suasana kaku, hanya tangan mereka saja yang berbicara.

Jari-jari mereka yang saling bertautan seakan berkata 'Aku mencintaimu'. Mereka saling menggenggam, memberi kehangatan satu sama lain.

Sampai pada akhirnya Bocadillo mereka datang dan siap santap, mulut mereka masih bungkam. Hingga pada akhirnya, Naya membuka suara terlebih dahulu.

Naya hanya mengucapkan terima kasih pada Jungkook atas traktirannya. Kecewa karena tak ada lagi kalimat yang keluar setelah ucapan terima kasih, Jungkook mulai menarik lengan Naya dan membawanya duduk di sebuah bangku.

"Ada masalah?" Tanya Jungkook, perasaannya mengatakan jika ada sesuatu yang aneh pada Naya. Tadi, beberapa menit yang lalu, Jungkook masih melihat senyuman Naya. Tapi sekarang, yang ia lihat hanyalah sebuah kemurungan.

Naya menggelengkan kepalanya, kemudian menggigit secuil Bacadillo miliknya.

"Naya, sekarang aku ini adalah kekasihmu. Jadi, jika ada sesuatu yang mengganjal hatimu, kau tak perlu sungkan untuk menceritakannya padaku," celetuk Jungkook. Kini, pria itu dapat melihat bahu Naya yang melecos turun.

"Seseorang bilang, jika seorang pria memberikanmu cincin batu safir, maka pria itu tidak serius berhubungan denganmu," ungkap Naya. Ia menyalin semua inti perkataan Haera.

"Karena kau memberikan cincin batu safir ini padaku, itu tandanya kau tidak serius padaku. Aku benar bukan? Seharusnya aku tak berharap lebih--"

Jungkook mencubit hidung Naya dengan kuat, membuat gadis itu meringis sakit dan langsung mengusap hidungnya yang sekarang sudah mulai memerah.

"Jung, ini sakit!" Rutuk Naya.

"Bodoh! Siapa yang berkata seperti itu? Dan kenapa kau mudah percaya dengan berita yang tak jelas asal usulnya itu?" Marah Jungkook. Tak terima jika Naya berkata bahwa ia tidak serius.

Naya kira jatuh cinta itu mudah apa? Jungkook butuh waktu berbulan-bulan untuk meyakinkan perasaannya.

"Seseorang. Ia bilang cerita itu turun temurun," rintih Naya. Tarikan Jungkook sangat kuat, bahkan membuat hidungnya berasa mampet sesaat.

"Apa gunanya Naver Naya? Internet dimana-mana. Kau bisa menggunakan Naver dan Google untuk mencari tahu arti sesungguhnya dari batu safir!" Sambar Jungkook berapi-api.

"Tidak sempat. Aku keburu percaya dengan ucapannya," tukas Naya, gadis itu masih sibuk mengusap hidungnya yang terasa perih.

Jungkook membuang nafasnya dengan kasar, "asal kau tahu, Safir bukan hanya sebagai Batu Mulia, tapi menjadi sesuatu yang sangat berharga dimata manusia."

Naya berhenti mengusap hidungnya, kini gadis itu memerhatikan Jungkook, mereka berdua saling melemparkan pandangan dalam penuh arti.

Tangan kiri Jungkook yang menganggur kini beralih menuju pipi kanan Naya, ibu jarinya bermain lembut di pipi kanan Naya, "Safir melambangkan kesetiaan, ketenangan, dan melambangkan perasaan... cinta."

"C-cinta?" Tanya Naya, seakan-akan ia baru tahu fakta tersebut.

Jungkook mengangguk, pria itu tersenyum. Senyumannya bahkan membuat dada Naya berdentum hebat.

"Aku mencintaimu. Benar-benar mencintaimu," ungkap Jungkook, membuat Naya terkejut dan tak bisa berkata-kata lagi.

Naya selalu mengharapkan kata cinta keluar dari mulutJungkook. Tapi, saat kata itu keluar, ia malah tak bisa menjawab dan mengatakan kata yang sama. Lidahnya serasa tergulung kedalam.

Pupil mata Naya membesar sempurna saat merasakan permukaan bibir Jungkook yang menyentuh puncak hidungnya. Jantungnya berdegup tak sesuai tempo normal karena perlakuan Jungkook.

Cukup lama bibir tersebut bertengger manis di puncak hidung Naya, hingga akhirnya Jungkook memutuskan untuk membuat hidungnya bersentuhan dengan hidung Naya.

Jungkook menutup matanya, menikmati setiap hembusan nafas mereka berdua yang kini sudah menyatu. Rasa panas itu sungguh memberikan sensasi geli pada kulit wajah Jungkook.

Sejujurnya, bukan hanya jantung Naya yang bekerja abnormal, jantung Jungkook juga sama. Malahan, jantung pria itu berdegup lebih cepat dari Naya. Nafas pria itu juga memburu, hanya saja Naya tak bisa merasakannya. Naya itu kurang peka.

Sampai pada akhirnya Jungkook mulai memberanikan dirinya untuk mempertemukan kedua bibir mereka. Bahkan, pertemuan kedua bibir tersebut hampir membuat seluruh saraf tubuh Naya mati. Bacadillo yang Naya pegang hampir saja terjatuh.

Jungkook meletakkan Bacadillonya sembarangan. Kedua tangannya mulai berganti posisi. Tangan kirinya beralih ke tegnkuk Naya, dan tangan kanannya mulai menyentuh pinggang Naya, mendorong tubuh gadis itu agar semakin mendekat.

Jungkook mendorong tengkuk Naya cepat, melumat dengan lembut bibir Naya, menekan bibirnya semakin dalam. Rasanya, perasaan cinta itu kini sudah tersalurkan lewat sebuah ciuman.

Naya mengedipkan matanya, baru tersadar sepenuhnya jika kini Jungkook tengah mencium dan bermain dengan bibirnya. Tubuh Naya yang tadinya menegang, kini perlahan mulai melemas. Dan akhirnya, Naya mulai menutup kedua matanya dan ikut terbuai dalam permainan bibir Jungkook.

Jika sudah berciuman seperti ini, mereka sering lupa daratan. Ya, lupa jika sekarang mereka berdua tengah berada di tempat umum.

Naya menjauhkan bibirnya terlebih dahulu, membuat Jungkook merasa kehilangan sesuatu yang sangat manis dan candu baginya. Tentu saja Naya mengakhiri ciuman itu terlebih dahulu, Jungkook menciumnya terus-terusan seakan tak ada niatan untuk berhenti. Gadis itu kehabisan nafas dan ia butuh oksigen.

Dada Naya turun naik dengan cepat, menandakan jika kini ia tengah rakus dengan oksigen. Melihat Naya yang ngos-ngosan membuat Jungkook terkekeh pelan.

"Aku mencintaimu. Karena sekarang aku sudah jujur, jadi kini waktunya aku mendengar kalimat itu juga dari bibirmu," tuntut Jungkook.

Mereka berdua saling mengunci pandangan satu sama lain, menatap mata pasangannya dengan penuh cinta, "aku juga mencintaimu, Jung."

Kalimat yang bisa membuat Jungkook terbang sampai langit ketujuh.

🎵🎵🎵

Nge Publish cerita butuh perjuangan banget😭. Semenjak diperbarui, Wattpad aku kok jadi selelet siput ya?

Nyesel karena udah memperbarui Wattpad. Yah.. namanya juga penyesalan, selalu ada di akhir. Kalau di awal mah namanya pendaftaran😒.

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Where stories live. Discover now