Stand By Me - 38

8.4K 970 32
                                    

Naya berdiri di depan pintu studio Jungkook. Dirinya ragu, tangannya mengambang di depan pintu.

Mengetuk atau tidak?

Di tangan kanannya ada sebuah topi hitam milik Jungkook. Ya, saat hujan itu, entah ada apa gerangan, Jungkook meminjamkan topi miliknya pada Naya.

Baru saja buku-buku jari Naya hendak menyentuh pintu, tiba-tiba saja pintu studio terbuka, memperlihatkan sosok Jungkook dengan hoddie hitamnya-- selalu.

Dengan cepat, Naya segera menyodorkan topi hitam tersebut. Jungkook hanya melirik topi hitamnya saja, tak ada niat untuk mengambilnya dari tangan Naya.

Naya sadar jika ia tak melihat pergerakan tangan Jungkook, "aku sudah mencucinya. Dan juga aku tidak punya riwayat penyakit menular."

Miris memang saat mendengar kalimat tersebut yang keluar dari mulut Naya. Jungkook memperlakukan Naya seolah-olah Naya adalah sebuah kuman yang bisa menyebarkan virus.

"Untukmu saja," balas Jungkook dengan nada datarnya.

Naya tercengo, "apa?"

Jungkook memutar bola matanya malas, "kubilang jika topi itu untukmu. Ambil saja, aku punya banyak."

Naya gelagapan, pikiran setiap orang benar-benar berbeda. Termasuk Naya dan Jungkook.

Jungkook yang memang benar-benar ingin memberikan topi tersebut kepada Naya, tapi Naya menganggap perkataan Jungkook adalah sebuah kalimat menyakitkan.

Naya menganggap jika Jungkook memperlakukannya sama seperti kuman yang menjijikan.

"Jung, sungguh, aku tak punya penyakit menular. Aku jamin topi ini bebas dari kuman--"

"Hentikan perkataanmu. Mau berapa kali kukatakan jika topi.. ini.. untukmu!" Jungkook mengucapkan kalimat itu dengan dengan penuh penekanan. Dengan gerakan super cepat, Jungkook segera merampas topi tersebut dari tangan Naya, kemudian memakaikan topi hitam tersebut di kepala Naya.

Lagi, Jungkook memakaikan topi itu hingga menghalangi penglihatan Naya.

Naya mendongakkan kepalanya, hendak menatap Jungkook. Kali ini, sebelum insiden hidungnya terbentur oleh ujung topi, Jungkook sudah lebih dulu memundurkan tubuhnya.

"Terima kasih," ucap Naya akhirnya. Sementara itu Jungkook masih terdiam, pikirannya kacau saat Naya mulai mendongakkan kepalanya, hendak menatap dirinya.

Jungkook menggigit bibir dalamnya, meneguk liurnya dengan susah payah. Padahal itu hanya sebuah ucapan terima kasih, tapi kenapa Jungkook menganggapnya sebagai sebuah Aegyo?

Saat Naya sudah membalikkan badannya, perkataan Jungkook sukses membuatnya kembali berbalik arah menjadi menghadap Jungkook lagi.

"Kau pacaran dengan Jisung?" Ya, itu adalah pertanyaan yang Jungkook lontarkan dam sukses membuat Naya kembali menghadap Jungkook.

Naya memandang Jungkook sembari memiringkan kepalanya, "jika kami berdua pacaran, bukannya itu tak ada kaitannya denganmu?"

Nyelekit sekali.

Jungkook memutar bola matanya ke penjuru arah, berusaha untuk menyembunyikan matanya yang bergerak gugup.

"Lagipula, Jisung tak cocok denganmu," kalimat tersebut lepas dengan sendirinya dari kurungan bibir Jungkook. Membuat pria itu merutuki dirinya sendiri di dalam hati.

Astaga, aku gila!

"Kenapa?" Tanya Naya, kini ia mulai mengangkat topi yang tadi hampir menutup penglihatannya, dan sekarang ia bisa melihat Jungkook dengan jelas.

"Ya.. ya.. karena kau lebih tua dari Jisung. Tidak pantas saja, aneh, tidak cocok," Jungkook berbicara sembari melihat kearah lain, pandangannya tersebar entah kemana, yang pasti ia tak sanggup untuk melihat Naya.

"Tipe mu juga Noona-Noona, kan? Kau juga pernah punya mantan yang umurnya lebih tua setahun darimu. Kau juga menyukai sosok IU dan menyebut namanya dimana-mana," jelas Naya panjang lebar, membuat Jungkook sedikit tertegun.

Baru saja Jungkook hendak membalas, Naya lebih dulu menyahut, "jadi, apa bedanya jika aku berpacaran dengan Jisung?"

"Ya.. itu jelas berbeda. Sudah kubilang jika kau itu tidak cocok dengan Jisung!" Jungkook berbicara dengan sedikit mengeraskan suaranya. Ia kesal karena Naya tak mendengar semua perkataannya.

Ia berkata sesuatu yang jujur sekarang. Naya benar-benar tak cocok dengan Jisung!

"Kau seperti melarangku berhubungan dengan Jisung. Ada yang salah denganmu hari ini?" Tanya Naya sembari menelusuri setiap inchi wajah Jungkook, siapa tahu pria di depannya ini butuh seorang psikiater.

Tingkahnya selalu saja berbeda dan membuat Naya kebingungan. Dibalik nada bicaranya yang kejam, Naya dapat menemukan sesuatu yang lain. Sesuatu yang Naya sendiri tak bisa menjelaskannya.

Jungkook kembali menatap Naya dengan raut wajah datarnya, kemudian setelah itu ia segera masuk kedalam studionya, menutup kencang pintu studionya di depan Naya, bahkan sukses membuat Naya kaget karena suara tutupan pintu yang seperti dibanting dengan cukup kuat.

"Dia kenapa?"


🎵🎵🎵

"Noona, apa Noona pernah mengalami hal yang sama sepertiku? Gagal dalam urusan percintaan, hubungan yang kandas di tengah jalan," curhat Jisung. Pria muda itu berdiri disamping Naya yang tengah bersandar di dinding.

Naya menggelengkan kepalanya, "aku belum pernah pacaran."

Jisung sedikit terkejut saat mendengar penuturan jujur dari Naya. Malahan, pria itu sedikit tak percaya jika Naya belum pernah pacaran.

"Aku sama sekali belum pernah pacaran, sungguh, aku tidak berbohong padamu. Dulu, sewaktu SMA dan kuliah, aku memang pernah menyukai seseorang, tapi sayangnya, orang yang kusukai selalu saja menyukai teman baikku sendiri," ( Based on True Story-- Me😭 )

Jisung prihatin, mengenaskan. Kenapa juga kisah cinta searah harus menjadi bumbu dalam percintaan Naya?

"Tapi Noona itu cantik. Hanya orang bodoh yang tak melihat kearah Noona," ungkap Jisung.

Otomatis, Naya menggelengkan kepalanya, "aku dulu sangat dekil, kau tahu, aku bahkan tak tahu apapun tentang make up. Aku buta dengan alat-alat kecantikan."

Jisung mengulum senyumnya, "tapi Noona, itik buruk rupa itu juga bisa berubah menjadi angsa yang cantik. Buktinya, Noona sangat cantik sekarang."

Naya tersenyum tipis, "tapi tetap saja, itik buruk rupa itu tidak akan pernah bisa melupakan sebuah fakta bahwa dulu dirinya selalu dihina karena penampilan dekilnya. Sekalipun ia sudah berubah menjadi angsa yang lumayan cantik."

"Tapi aku bersyukur, Noona tidak pernah mengalami hal menyakitkan seperti yang kualami. Setidaknya, aku tak mau melihat Noona sakit hati," jujur Jisung. Pria itu sudah menganggap Naya sebagai kakaknya sendiri.

Naya tersenyum kecut, "cinta searah itu lebih menyakitkan daripada putus cinta."

Jisung mengerutkan dahinya, "apa Noona sekarang tengah mengalaminya? Cinta searah itu, apa Noona mengalaminya?"

Pelan, Naya mengangguk, "ya. Aku memang tengah mengalaminya. Kukira, aku akan bisa menghilangkan semua perasaanku padanya, tapi nyatanya, seiring berjalannya waktu, aku jadi tak bisa melupakannya."

"Siapa?" Jisung penasaran.

"Seseorang yang sangat kuharapkan,"

Jeon Jungkook.

"Noona, kuharap dia juga mencintaimu. Jadi kau tidak sakit hati karena cinta searah itu," gumam Jisung.

🎵🎵🎵

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Where stories live. Discover now