Stand By Me - 55

7.7K 887 4
                                    

Namjoon menghentikan langkahnya saat melihat Krystal yang tengah berjongkok sembari membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya. Dari sini saja, Namjoon bisa mendengar suara tangisan Krystal. Gadis itu sekarang lebih mirip seperti seorang anak kecil yang tengah kehilangan balon. Menangis di pojokan sembari sesegukan hebat.

Bagaimana pun juga, Namjoon tidak tega jika melihat seorang wanita menangis seperti Krystal sekarang.

Namjoon berjalan mendekat, meletakkan kopi-kopi yang barusan ia beli di dekat sebuah marmer yang berada tak jauh dari Krystal. Kemudian, ia segera ikut jongkok sembari mengusap lembut rambut Krystal.

Namjoon bisa melihat air mata yang mengalir membasahi wajah putih Krystal saat gadis itu mendongakkan kepalanya, ditambah lagi cebikan bibir gadis itu. Menandakan jika Krystal tengah dalam keadaan yang kalut.

"Mau cerita denganku?" Tawar Namjoon dengan senang hati. Baginya, sekarang ini dirinya tidak ingin menjadi orang hebat. Ia hanya ingin menjadi seseorang yang bisa mengambil dan membuang luka orang lain.

Krystal menghapus air matanya dengan cepat, ragu antara harus cerita masalah ini dengan Namjoon atau tidak. Tapi, Namjoon adalah orang pertama yang mendengar curhatannya di kala mabuk, orang pertama yang selalu memotivasi dirinya dikala hatinya tengah diselimuti kabut.

"Kemarin, aku mendengar pembicaraan ayahku dengan ibuku. Mereka berdua bertengkar hebat, beradu argumen dan ingin menang sendiri. Dan saat itu, disaat ayahku hendak mengakhiri panggilan telepon tersebut, ia bilang jika ia ingin bercerai dengan ibuku," curhat Krystal.

Saat mengatakan itu, air matanya jatuh lagi. Keluarganya yang bahagia hancur begitu saja sekarang. Bagaimana jika nanti kedua orangtuanya bercerai? Tidak! Krystal tidak menginginkan hal itu terjadi. Ia ingin ayah dan ibunya bisa bersama sampai maut memisahkan.

Tentu saja Krytal tahu permasalahan itu. Saat itu, ayahnya memberitahukan pada ibunya jika Naya adalah anak kandungnya. Anak hasil persetubuhannya dengan wanita di klub malam itu. Anak yang ia buang di tempat sampah 24 tahun yang lalu.

Kalian tahu bagaimana perasaan perempuan jika tahu dirinya dikhianati? Tentu saja marah besar dan kecewa bukan? Begitulah yang ibunya Krystal rasakan. Ia sangat kecewa dan marah besar dengan suaminya. Kenapa ia sampai bersetubuh dengan wanita lain? Apa kurangnya ia?

Namjoon diam, hanya mendengar cerita Krystal yang masih terus berlanjut, sampai akhirnya.. gadis itu tidak bisa melanjutkan semua ceritanya. Dadanya begitu sesak saat menceritakan kembali keadaan pahit keluarganya.

"Aku tak punya teman. Teman-temanku hanya ingin memeras hartaku saja. Teman-temanku hanya ingin populer saja. Disaat aku tengah kalut seperti ini, tidak ada satu orang teman pun yang mau mendengar kisahku. Aku tidak punya nama untuk dipanggil," gumam Krystal, masih sesegukan.

"Kim Namjoon. Kau bisa memanggil namaku sekarang," tutur Namjoon dengan yakin.

Namjoon sadar betul dengan siklus pertemanan tidak sehat yang Krystal alami. Hanya dimanfaatkan oleh teman-temannya. Disaat senang, mereka semua mengkerumuni Krystal, memuja Krystal bak putri raja. Tapi disaat susah, disaat Krystal membutuhkan sebuah bahu ataupun pelukan hangat yang menenangkan, mereka semua mundur satu persatu. Tak ada lagi nama yang bisa Krystal panggil.

Namjoon memberanikan dirinya memeluk Krystal. Mengusap punggung gadis yang tengah rapuh itu dengan lembut, menyalurkan segala kasih dan sayangnya lewat usapan yang terlanjur erat tersebut. Ia memang tak pernah mengalami hal seperti Krystal, karenanya ia tak bisa sepenuhnya mengerti apa yang gadis itu rasakan. Karenanya, sekarang ia berusaha untuk memahami dan diam saja. Lagipula, kata sabar pun tak bisa menenangkan Krystal.

Lebih baik ia jadi pendengar saja, menyerahkan namanya pada Krystal, memeluk gadis itu dengan erat, daripada harus mengucapkan kata sabar.


🎵🎵🎵



Naya berdiri mematung di depan gedung Bighit. Sudah 3 hari ia tak masuk kerja, hanya berdiam diri di tempat tinggalnya tanpa berniat untuk keluar rumah. Dan sekarang, pagi-pagi seperti ini, gedung Bighit sudah dikerumuni oleh para wartawan. Mereka duduk mengampar di sekitaran gedung Bighit. Jumlah mereka sangat banyak, Naya tak bisa menghitung mereka dengan cepat karena ia bodoh matematika.

Naya menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskannya dengan pelan. Gadis itu melangkah maju dengan wajah yang menunduk, menyembunyikan mata sembabnya. Bayangkan saja, 3 hari ia menangis. Sebenarnya, ia tidak mau menangis, menangis itu melelahkan. Tapi, air matanya jatuh begitu saja.

Naya menghentikan langkahnya lagi saat para wartawan berangkat dari duduknya dan segera mengerumuninya. Mereka mencoba untuk menggali informasi dari orang dalam seperti Naya. Ah, harusnya Naya masuk lewat jalan belakang saja.

Apakah kau tahu tentang hubungan Jungkook dan Sowon?

Kenapa agensi belum memberikan pernyataan resmi tentang hubungan ini?

Apa agensi sengaja tidak memberi klarifikasi?

Atau, apakah ini hanya sebuah media play?

Naya semakin menundukkan kepalanya, ingin menangis saat mendengar pernyataan itu. Andai mereka semua tahu jika saat ini ia adalah kekasih Jungkook, apa yang akan dikatakan oleh para wartawan?

Ralat, kekasih Jungkook yang ingin meminta putus tapi Jungkook tetap mempertahankan hubungan ini.

Author mendadak bingung menjelaskan hubungan Naya dan Jungkook😫

Naya tidak menjawab, tapi wartawan tersebut tetap mengurung Naya hingga gadis itu mau membuka suaranya. Didesaki dengan 1000 pertanyaan pun, Naya tak akan mau menjawabnya.

Gadis itu hampir saja menangis di tempat saat tiba-tiba saja sebuah tangan panjang menarik dirinya, membawanya menjauh dari para kerumunan orang dan akhirnya masuk ke dalam gedung Bighit dengan selamat.

"Noona, kau tidak apa-apa? Apa kerumunan orang itu ingin membuatmu muntah?" Tanya Jisung sembari mengamati wajah Naya. Jisung tahu betul jika Naya ingim menangis, air mata yang menggenangi mata Naya terlihat dengan jelas.

Jisung bukanlah orang bodoh yang kurang update tentang masalah sekarang ini. Jungkook, yang notabane nya adalah kekasih Naya dirumorkan tengah berkencan dengan Sowon, member girlgrup yang namanya tidak populer di kalangan masyarakat.

Tapi anehnya, para staff tidak tahu kebenaran atas rumor tersebut. Mereka tak bisa mengeluarkan statement sembarangan tanpa kejelasan dari si korban. Iya, Jungkook adalah korban. Korban dari kehausan akan popularitas Do Jong.

"Aku baik-baik saja, terima kasih," Naya tersenyum, terkesan sedikit memaksa. Ia tidak baik-baik saja, bahkan tersenyum saja susah.

"Noona--"

"Aku baik-baik saja. Jangan mengkhawatirkanku, oke?" Ucap Naya sembari mengacak-acak rambut Jisung. Kali ini, ia berusaha untuk tersenyum lebih tulus lagi. Tidak baik menampakkan segala kegundahannya di depan orang yang tak tahu apapun-- Jisung.

"Aku harus segera menyelesaikan lagu-lagu grupmu. Tunggu aku, dan nyanyikan lagu buatanku dengan bagus!" Imbuhan Naya membuat Jisung mengangguk dengan semangat. Ia memang tidak sabar menunggu lagu buatan Naya yang akan selesai beberapa hari lagi.

"Aku masuk dulu," pamit Naya.

Naya melambaikan tangannya kearah Jisung, bersuara dalam hati, jika ini akan menjadi lagu ciptaan terakhirnya sebelum ia pulang ke Indonesia.



Wonderland itu terlalu indah dan punya banyak kejutan. Alice takut jika nantinya ia terjebak disini dan tidak bisa pulang lagi ke dunianya. Walaupun sebenarnya, ia ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi dengan teman-temannya, bukan hanya dengan Tuan Kelincinya saja.

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Where stories live. Discover now