Stand By Me - 30

8.4K 998 30
                                    

Malam ini, langit terlihat cerah. Bulan mengembangkan senyumnya, sedangkan jutaan bintang menjadi pemanis senyuman sang bulan.

Suara kaleng bir yang terbuka terdengar jelas di malam yang sunyi nan indah ini. Tak ada yang peduli dengan seorang gadis yang membuka kaleng bir tersebut lalu meminumnya sampai tak bersisa.

Krystal menatap lurus kedepan, pandangannya kosong. Teleponnya yang sedari tadi berdering sengaja ia abaikan.

Tak peduli jika ayahnya khawatir setengah mati dengan keadaannya.

Kali ini, ia tidak terlalu mabuk. Berlagak seperti orang yang sudah pro dalam meneguk sekaleng bir. Tak seperti pengalaman pertama saat meneguk cairan pahit nan menyegarkan itu, kali ini Krystal mampu mengontrol rasa mual dan pusingnya.

Ia belum sepenuhnya mabuk.

Krystal ingin menyelesaikan semuanya. Semua kegundahan hatinya, semua keriasauan yang mengganggu pemikirannya. Tapi, tetap saja, sekeras apapun dia mencoba, kebencian itu susah untuk dihilangkan.

Baginya, seseorang tak pantas untuk dikasihi jika ia lahir dari sebuah kesalahan. Untuk apa menerima cinta dari orang lain jika seseorang hanya lahir dari sebuah ketidaksengajaan?

Tak pantas, menjijikan.

Krystal membenci hal itu. Bahkan keberadaan mereka sangat mengancam sebuah keluarga yang hangat dan bahagia.

Krystal mengalihkan pandangannya kesamping saat pendengarannya menangkap suara kaleng bir yang terbuka.

"Sudah kubilang, kau butuh teman untuk minum bir," Pria itu, Namjoon. Dengan santai dan tanpa beban sedikit pun, Namjoon segera membenturkan kaleng bir nya dengan kaleng bir Krystal yang sudah kosong.

Sejurus kemudian dia tersenyum lalu mulai meneguk bir yang ada di genggamannya.

Sayangnya, hari ini sangat cerah. Malam tak sunyi, bintang berkelap-kelip, dan bulan pun tersenyum. Tapi selalu saja, disaat kondisi seperti ini, gadis sempurna di sebelahnya ini senantiasa menampakkan raut wajah murung.

Selalu.

"Aku punya satu lagi, kau mau? Sepertinya punyamu sudah habis," Namjoon menyodorkan satu kaleng bir lagi pada Krsytal. Sontak, gadis itu segera mengambil bir tersebut, membukanya dengan cepat, lalu meneguknya.

Namjoon tersenyum tipis. Sadar jika gadis setengah mabuk ini punya masalah yang tak bisa ia ceritakan pada orang asing.

banjjak banjjak jageun byeol

areum dabge bit i nae

dong jjok haneul e seo do

seo jjok haneul e seo do

banjjak banjjak jageun byeol

areum dabge bit i nae

Krystal menoleh kearah Namjoon yang tengah melantunkan lagu anak-anak kesukaannya.

Namjoon berhenti saat lagu tersebut selesai ia nyanyikan, kemudian tersenyum kearah Krystal.

"Kau tahu, ayahku selalu menyanyikan lagu itu saat aku kecil," ungkap Namjoon sembari menatap bintang yang kini tengah menghiasi langit malam.

"Dulu sekali, aku selalu heran. Saat aku mulai beranjak remaja, aku selalu berkelahi dengan adik perempuanku," Namjoon terkekeh pelan saat bayangan tentang perkelahian kecil dengan adiknya.

Krystal menyimak semua perkataan Namjoon dengan seksama.

Namjoon mengulum senyumannya, "kami hanya berkelahi karena rebutan kasih sayang. Adikku berkata jika ayahku lebih menyayanginya dengan bukti hadiah yang selalu ayahku berikan untuknya. Sedangkan saat itu, aku selalu tak mau kalah dengan adikku. Aku juga berkata jika ayahku lebih menyayangiku karena aku lahir duluan."

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Where stories live. Discover now