Stand By Me - 17

7.8K 951 6
                                    

Karena aku tidak punya studio, aku mau kau dengan ikhlas membagi studio mu denganku.

Jungkook hanya bisa menatap layar komputernya dengan tatapan kosong. Kini, di sofa, ada sosok Naya yang tengah bergelut dengan kertas-kertasnya. Seperti tengah membuat sebuah lirik.

Jungkook tidak bisa fokus mengerjakan pekerjaannya, pantulan komputernya sedari tadi hanya menampakkan sosok Naya saja. Membuat konsentrasinya buyar seketika.

Kau menolak persyaratanku, berarti aku juga boleh menolak persyaratanmu. Bukankah kita harus bermain adil?

Jungkook memijit kepalanya pelan. Sekelebat ingatan tentang negoisasinya dengan Naya tadi terlintas kembali.

Pantulan komputer dan negoisasi membuat kepalanya berdenyut sakit. Ia butuh obat pereda sakit kepala sekarang.

Diam-diam, Jungkook memperhatikan Naya dari pantulan komputernya. Gadis itu tengah sibuk menulis sesuatu di kertas, sesekali ia membenarkan letak rambutnya.

Jika risih, kenapa tak dikuncir saja rambutnya? Bodohnya, dia sekarang malah melepaskan kuncir tinggi itu.

Jungkook mengerjapkan matanya pelan. Apa yang baru saja ia gumamkan di dalam hati? Tidak, tidak, lama-lama ia bisa gila jika pikirannya hanya terfokus dengan Naya seorang.

Pintu studio Jungkook diketuk, bahkan sebelum Jungkook memberikan izin untuk masuk, orang yang mengetuk pintu tersebut langsung masuk kedalam.

"Oh, sejak kapan kau disini?"
Itu Namjoon, Jungkook mengenal suaranya.

Naya segera mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas miliknya, "sekitar 30 menit yang lalu."

Niat Namjoon sebenarnya ingin menghampiri Jungkook, mengajak pria itu untuk membeli kopi bersama, mengingat jika Jungkook kini sudah mulai terbiasa dengan rasa pahit manis kopi.

Tapi, tiba-tiba saja Namjoon langsung lupa dengan niat awalnya. Kini, ia malah duduk di sebelah Naya dan memerhatikan lembaran-lembaran kertas yang berserakan di sofa.

"Wah, kau sangat bekerja keras," puji Namjoon sembari membaca lirik-lirik lagu yang memenuhi lembaran kertas tersebut.

"Namjoon--" Naya berdehem pelan, merasa bersalah saat mendengar pujian dari Namjoon.

"--itu bukan lirik laguku. Aku mengambil itu dari internet. Bahkan aku baru bisa menulis satu bait saja," timpal Naya.

Namjoon tertegun, sementara Jungkook ingin tertawa.

Sejurus kemudian, Namjoon kembali tersenyum, "kalau begitu, seleramu bagus. Lirik-lirik yang kau tulis ulang ini punya makna yang dalam."

Namjoon meletakkan kembali kertas-kertas tersebut setelah selesai membaca semuanya, "ingat, jangan menjiplak karya orang. Kau harus bekerja keras."

Naya mengangguk sembari menunjukkan senyuman terkembangnya.

"Jika dia menjiplak karya orang lain, akan ku kubur dia hidup-hidup," Jungkook sengaja mengeraskan suaranya, tentu saja agar Naya dan Namjoon mendengar semua perkataannya.

"Percayalah, Jungkook tidak sejahat itu," Namjoon membisiki Naya tepat di telinganya, takut Jungkook mendengar. Tentu saja bisikan Namjoon tersebut membuat Naya tersenyum.

Sementara itu Jungkook dapat melihat pergerakan Namjoon dan Naya dari pantulan komputernya. Refleks, Jungkook langsung memanggil Namjoon sembari memutar kursinya.

"Hyung!" Panggilan Jungkook sukses membuat Namjoon menjauhkan bibirnya dari telinga Naya, kini pria itu menatap Jungkook sambil tersenyum, menunjukkan dimple manisnya.

"Kenapa?"

"Tujuanmu kesini apa? Ingin berbicara dengan Naya? Kalau mau bicara silahkan diluar, aku terganggu." Jungkook menatap Naya dengan lekat, seperti sudah kebiasaan untuk melayangkan tatapan tak sukanya pada Naya.

Namjoon mengulum senyumannya, "ah, benar. Aku ingin mengajakmu membeli kopi. Mau tidak?"

🎵🎵🎵


Naya menghempaskan kertas lagunya di sofa. Sudah hampir 7 jam ia hanya duduk, menulis, browsing, kemudian menulis lagi, lalu membuka Youtube.

Naya bodoh!
Gadis itu merutuki dirinya sendiri di dalam hati sembari mengacak-acak rambutnya.

Kebetulan sekali, studio ini tengah kosong, tak ada Jungkook. Pria itu tengah disibukkan dengan latihan koreografi di ruang latihan. Jadi, Naya leluasa untuk mengekspreksikan rasa frustasinya sekarang.

"Dari tadi aku memikirkan lirik yang bagus, tapi tidak tahu lagu seperti apa yang mau dinyanyikan Jungkook? Ah, bodohnya aku!" Gumam Naya sembari menendang-nendang kakinya di udara.

Jadi, sekarang, apakah semua ini hanya sia-sia saja?

Naya kembali melirik kertas lagu miliknya. Masih untung tulisannya rapi dan enak dibaca, jika tulisannya seperti cakar ayam? Ah, Naya tak mau membayangkannya.

"Apa sebaiknya aku bertanya pada Jungkook?" Naya berangkat dari posisi duduknya, dan kemudian segera pergi meninggalkan studio milik Jungkook.

Langkah Naya terhenti di depan pintu ruang latihan A, tempat latihan para member BTS. Naya melirik sekilas, melihat tubuh ketujuh pria itu yang tengah meliuk-liuk sesuai dengan irama lagu.

Mereka memang yang terbaik.

"Wah, lagu comeback mereka benar-benar bagus," puji Naya saat lantunan lagu comeback terbaru mereka benar-benar indah dan enak untuk di dengar.

Kali ini semua member terlibat dalam menulis lirik di track utama. Ya, semacam menggabungkan pemikiran mereka. Ini juga pertama kalinya mereka menulis lirik bersama.

Saat Naya hendak kembali melanjutkan langkahnya, gadis itu tersentak kaget. Entah sejak kapan Krystal sudah berada di depannya, berdiri sembari bersidekap.

Naya berusaha untuk tidak mau peduli dengan Krystal, kata-kata yang pas untuk lirik lagu sudah cukup membuatnya pusing, ia tak mau omongan Krystal juga menambah bebannya.

"Kenapa malah berkeliaran disini? Apa tak bisa membuat lagu yang bagus seperti ucapanmu?" Ledek Krystal, nada bicaranya luar biasa merendahkan, membuat Naya muak sekaligus kesal.

"Membuat lagu juga butuh proses. Kau kira lagu bisa dibuat hanya dalam sekali duduk?" Perkataan Naya sukses membuat percikan-percikan api emosi milik Krystal keluar.

Naya menghirup udara banyak-banyak, berusaha untuk memadamkan percikan emosinya, akan gawat nantinya jika mereka berdua terlibat perkelahian.

"Untuk orang sepertimu, biasanya menjiplak karya orang lain itu mudah. Hei di internet banyak sekali lirik lagu yang bisa kau copy paste," Krystal berucap dengan suara rendah, sukses membuat langkah Naya kembali terhenti. Kini mereka berdua berdiri bersebelahan.

"Kapasitas otakku memang tak sama sepertimu. Kau pintar, kau bisa membuat lirik lagu yang indah. Tapi, walaupun aku lamban dalam hal membuat lagu, aku tidak akan pernah mau menjiplak karya orang lain!" Naya berbicara dengan nada yang cukup tegas. Ia benar-benar kesal dengan setiap perkataan yang Krystal lontarkan.

Jika seperti ini terus, jika Krystal hanya ingin menghinanya, akan lebih baik jika mereka pura-pura tidak mengenal satu sama lain.

"Krystal, hidup di dunia ini butuh alasan. Jadi, aku ingin bertanya, kenapa kau membenciku?" Tanya Naya.

🎵🎵🎵

FANGIRL : Stand By Me [ JJK ] Where stories live. Discover now