48 || TIME 4

76K 2.6K 58
                                    

16/09/2018

AUTHOR

"Ada apa Ayah kemari?" Tanya Gilang dengan nada sopannya.

"Apa ayah tidak boleh bertemu dengan menantu Ayah?" Tanya pria berjas tersebut bukanya menjawab pertanyaan dari Gilang.

"Tentu saja boleh Yah, tapi aku hanya bingung ada apa Ayah kemari?" Ucap Gilang.

"Ayah ingin membicarakan anak ayah dan juga cucu cucu ayah. Kapan kamu akan membawa mereka kembali Lang? Apa kamu benar benar sudah melupakan mereka?" Tanyanya pada Gilang sambil menatap Gilang.

"Tentu saja tidak ayah, aku sangat merindukan mereka. Aku ingin membawa mereka kembali, tapi aku tidak memiliki keberanian apapun. Aku takut kesedihan, penderitaan akan kembali menghampiri mereka jika aku membawa mereka kembali." Jawab Gilang cepat untuk membantah ucapan Ayah mertuanya.

"Hem_bawa mereka kembali Lang. Jangan melakukan hal yang salah seperti yang Ayah lakukan dulu pada Bundanya Maudya. Sudah cukup Maudya mendapatkan luka, kini dia harus bahagia." Ucapnya sementara Gilang tetap diam mendengarkan ucapan Ayah mertunya.

"_"

"Saat Ayah kembali 2 tahun yang lalu, Ayah juga mengalami hal yang sama dengan kamu. Ayah takut jika Ayah kembali dikehidupan anak Ayah, maka Dia akan kembali terluka. Ayah takut dengan kedatangan Ayah maka akan menimbulkan luka yang lebih dalam dihatinya, tapi saat Ayah melihatnya saat itu. Ayah sadar harusnya Ayah tidak pernah meninggalkannya sediktpun walaupun Ayah tahu kalau Ayah hanya menimbulkan luka dihatinya."

"_"

"Harusnya Ayah tetap disampingnya walaupun Dia tidak menginginkan Ayah disampingnya. Seharusnya Ayah menunjukan kalau Ayah begitu menyayanginya bukanya malah lari. Ayah begitu menyesal saat itu karna tidak bisa memeluknya lebih cepat. Harusnya Ayah ada disampingnya lebih cepat. Ayah harap kamu juga lebih cepat untuk membawa Maudya dan anak anak kamu kembali, Ayah tidak ingin kamu terlambat untuk membawa mereka kembali." Ucapnya sebelum berdiri dari tempat duduknya dan otomais membuat Gilang juga ikut berdiri.

"_"

"Kalau begitu Ayah pamit, Ayah tunggu kabar baik dari kamu." Ucapnya sebelum pergi dari hadapan Gilang.

"Lalu kenapa Ayah juga membiarkan Maudya dan anak anak pergi saat itu? Kenapa Ayah tidak melarang Dya pergi, kenapa Ayah malah mendukung keputusan Dya?" Tanya Gilang saat Ayah mertuanya baru saja mau meletakan tangannya diganggang pintu.

"Karna Ayah ingin Maudya bahagia." Jawaban yang simpel keluar dari mulut Ayah mertuanya.

Ayah mertunya membalikan badannya dan menatap kearah Gilang sebelum kembali membuka mulutnya.

"Saat itu Ayah kira ia akan bahagia jika menjauh dari kamu. Ayah kira itu kemauan Maudya, Ayah kira dengan mendukung keputusannya akan membuat ia melupakan kesedihannya saat itu tapi ternyata Ayah salah. Itu bukan kemauan Maudya, tapi keadaan yang membuatnya mengatakan hal seperti itu Lang. Ia hanya merasa tertekan karna kehilangan anaknya saat itu, itu hanya bentuk luapan kekecewaan dan juga amarahnya. Kepergiannya bukanlah sesuatu yang ia inginkan."

"_"

"Kini Ayah harus memperbaiki kesalahan yang Ayah buat dengan menyuruh kamu untuk membawa mereka kembali. Ayah tidak ingin menyesal lagi karna mendukung kepergian Maudya dulu. Maka dari itu, bawa mereka kembali agar Ayah bisa membayar semua kesalahan Ayah pada Dya." Ucap Ayah mertunya sebelum benar benar pergi meninggalkan Gilang yang masih diam ditempatnya.

TIME (END)Where stories live. Discover now