11 || Pagi

125K 5.6K 67
                                    

07/07/2018

Karna kebetulan hari ini aku lagi santai jadi aku update hari ini yah. Selamat hari sabtu dan semoga hari ini akan berjalan dengan baik. Selamat pagi dan terimakasih karna tetap menunggu ceritaku

MAUDYA CELLA

Sejak kejadian dimana Gilang meminta kesempatan terahkirnya padaku semuanya telah berubah.

Selama kurang lebih sebulan ini, pria itu, pria yang kucintai telah kembali seperti pria yang kukenal dulu.

Pria itu bahkan selalu menyempatkan dirinya untuk bermain dengan Rendy dan Renna, pria itu juga sudah kembali menjadi pria yang membuat aku jatuh cinta padanya, pria itu selalu pulang tepat waktu dan terkadang pria itu bangun pagi hanya untuk membuat sarapan untuk aku dan anak anakku.

Aku tidak tahu apa ini hanya sementara atau akan selamanya? Tapi aku menikmati setiap detik bersamanya. Jujur bilang saja aku perempuan bodoh yang dengan mudahnya luluh hanya karna sikap dan ucapan suamiku, tapi kalau aku boleh bilang 'Aku mencintainya, aku sangat sangat mencintainya walaupun dia telah mengkhianati ku'.

Mungkin ada alasan lainnya kenapa aku mudah memaafkannya. Itu semua karna kedua anakku. Mungkin kalau kami menikah dan belum memiliki anak, aku pasti akan mengambil keputusan yang lain. Aku pasti akan memikirkan perasaanku sendiri, tapi aku tidak bisa egois karna aku memiliki 2 malaikat yang tidak boleh ku sakiti hatinya.

"Em.._"

Aku segera kembali menutup mataku dengan cepat saat melihat pria didepanku mulai bangun dalam dunia mimpinya atau mungkin pria itu menyadari kalau aku sedang memandang wajahnya dari tadi.

'Bodoh sekali kamu Dya, kamu hampir saja ketawan sedang memandangi wajah suamimu sendiri' Aku tidak bisa berhenti memgatai diriku sendiri yang hampir saja ketawan.

"Em.._"

Aku kembali dapat mendengar suaranya bahkan kini aku merasakan kasur yang kupakai mulai bergerak sedikit.

Sedikit lama, aku merasakan tangan hangat menempel dipipiku. Kini tangan itu mengelus lembut pipiku seakan akan pipiku adalah barang yang sangat mudah rapu.

Lama kelamaan aku mulai merasakan tangan itu pindah digantikan dengan salah satu jarinya yang berada didahiku, lalu turun dihidungku, lalu tangan itu kembali turun dibibirku. Aku dapat merasakan bibirku disentuh dengan salah satu jarinya, hingga aku tidak sadar kalau kini bukan jarinya yang menempel dibibirku tapi bibirnya.

Jujur aku kaget dan aku yakin seratus persen pria yang masih menempelkan bibirnya di bibirku sadar kalau aku sudah bangun dari tidurku. Cukup lama aku memejamkan mataku, aku masih berusaha untuk pura pura terlihat tidur. Aku cukup malu atau sangat malu kalau pria ini melihat ekspresi ku sekarang seperti ABG yang baru saja dicium untuk pertama kalinya.

Sepuluh detik pria itu menempelkan bibirnya hingga ahkirnya melepaskan bibirnya dari bibirku. Kini sekarang aku dapat merasakan tangannya berada dipinggangku dan hal itu membuat jarak kami semakin dekat, bahkan aku dapat mendengar suara nafasnya yang menyapa wajahku.

Hangat.

"Apa kamu akan tetap menutup mata kamu Dya?" Pertanyaan inilah yang semakin membuat lebih memejamkan mataku dan sedikit mengubah posisi kepalaku lebih dalam kedalam bantal yang kupakai.

"...."

"Dya sampai berapa lama kamu akan menutup mata kamu. Aku tahu kamu sudah bangun Sayang."

TIME (END)Where stories live. Discover now