19 || Haruskah aku mengalah?

96.1K 5.5K 338
                                    

15/07/2018

MAUDYA CELLA

"Apakah kamu gila? Apa kamu harus bertindak sejauh ini? Memangnya apa urusan kamu sama dia Lang? Ada dia lebih penting dari pada keluarga kamu?" Tanyaku setelah mendengar penjelasannya dan penjelasnnya semua membuatku mengalami berbagai perasaan yang tidak bisa kutunjukan semuanya saat ini.

"Dya mengertilah. Hem_aku juga tidak ingin bertindak sejauh ini Dya. Aku juga ingin membiarkannya, aku ingin tidak peduli tapi_"

"Apa rasa cinta kamu sangat besar padanya?" Tanyaku dengan tegas memotong ucapannya yang sama sekali tidak ingin kudengar lagi.

"Dya percayalah. Rasa cintaku untuknya telah hilang, seutuhnya Dya. Aku ingin mencoba untuk ti_"

"Tapi apa yang kamu lakukan membuat aku berfikir apa yang kamu ucapkan hanyalah angin yang lewat." Ucapku cepat memotong ucapannya.

Aku tidak bisa lagi mendengar alasannya. Aku tahu sebagai manusia kita memiliki rasa prihatin, rasa kasian, rasa ibah tapi tidak sejauh ini menurut aku. Tidak sampai dia ingin mengorbankan keluarganya.

"Dya?"

"Kalau kamu memutuskan itu maka aku menyerah. Maka aku akan mundur untuk kamu dengan dia. Aku yang akan mengalah demi rasa kasian kamu sama dia Gilang. AKU AKAN MENGALAH UNTUK KAMU. KAMU PUAS!" Kini emosiku tidak bisa aku kendalikan. Emosiku sudah berada dititik terahkir.

"Bukan itu maksud aku Dya. Beri aku waktu. Dokter mengatakan kalau Anita bisa saja lebih parah kalau kita tidak mengikuti jalan ingatannya. Tolong mengertilah, aku tidak ingin nanti kita memiliki rasa bersalah padanya jika_"

"Aku tidak perduli Lang. Aku tidak perduli jika aku memiliki perasaan bersalah padanya, karna pada dasarnya aku tidak melakukan apapun padanya." Lagi lagi aku menghentikan ucapannya.

Kini air mataku sudah jatuh di pipiku. Aku merasakan rasa yang sakit sekali.

Bisakan aku tersenyum saat Gilang mengatakan kalau dia akan bersama Anita sampai ingatannya kembali? Bisakah aku terima kalau suamiku akan berpura pura menjadi kekasih sepupuku? Bisakan aku tetap melihat mereka berdua tersenyum didepanku? Bisakah aku?

Apa aku perempuan yang egois yang menginginkan Gilang hanya fokus padaku saja, jangan perempuan lain. Egois kah aku, walaupun perempuan itu sedang sekarat?

"Dy_"

"Kalau kamu lakukan itu, maka aku tidak bisa melangkah apalagi tinggal satu atap lagi dengan kamu Lang. Aku tidak bisa melakukan itu Lang. Aku mengatakan sama kamu kalau aku yang akan mengalah jika kamu melakukan itu. Aku akan pergi dari hidup kamu, aku bersumpah Lang. Jika kamu melakukan itu tidak akan ada lagi yang bisa kita sebut dengan kata kita hanya ada aku dan kamu. Kita akan menjadi orang asing, akan kupastikan." Ancamku dengan tatapan yang tidak bisa kuungkiri, kalau aku memberikannya tatapan memohon padanya.

"Dya? Anita membutuhkan dukungan kita, dia_"

"Haruskan aku mengalah lagi? Haruskah Gilang. Empat tahun kamu bohongi aku Gilang, empat tahun. Bukan hanya aku tapi kedua anak kita. Apa sekarang kamu ingin melakukannya lagi? Apa kamu ingin aku gila sekarang. KAMU INGIN AKU MENJADI PENJAHAT? KAMU MAU AKU MEM_" aku menghentikan ucapanku sendiri.

Aku menghembuskan nafasku dengan kasar. Aku memilih mengalah, aku pikir aku memerlukan waktu untuk sendiri. Aku mengambil tasku dan melangkahkan kakiku pergi meninggalkannya.

TIME (END)Where stories live. Discover now