9 || Pilihan

131K 7.1K 228
                                    

03/07/2018

MAUDYA CELLA

"Maafkan aku Dya. Hemm, maaf aku tidak bisa Dya. Aku sangat mencinta dia, begitu juga kamu. Aku juga_"

"KAMU HARUS MEMILIH GILANG! KAMU GAK BISA BERSIKAP EGOIS." Suaraku tidak bisa ku kendalikan lagi.

"Kamu harus memilih diantara kami Gilang. Kamu sadar dengan hubungan ini akan banyak yang terluka, kamu akan membuatku semakin membenci kami dengan Anita. Kamu akan membuatku menjadi perempuan jahat. Kamu tahu_"

"Maaf. Maafkan aku Dya. Maaf."

Aku tak bisa mengendalikan tangisanku dalam pelukan Gilang. Aku sudah terlihat lemah kali ini, bahkan kami berdebat ditangga rumah dan itu berhasil membuat semua orang datang melihat kami termasuk anak anak kami.

Aku dapat melihat wajah Rendy dan Renna yang takut melihat pertengkaranku dan Gilang.

"Lepaskan sekarang." Lirihku pelan dan tak lama Gilang melepaskan pelukannya dariku.

Aku menghembuskan nafasku dan berjalan kembali menuruni tangga dan berdiri didepan anak-anakku dengan posisi aku berjongkok dihadapan mereka.

"Jangan buat mama sedih. Hem_Jangan takut sama Mama. Maaf Mama teriak, maaf." Lirihku pelan agar anak anakku mau menatapku dan masuk kedalam pelukanku.

"Mama jangan nangis." Ucapan Renna membuatku tanpa sadar langsung kembali meneteskan air mataku lebih kencang lagi.

Renna berjalan kearahku dan tiba tiba membawaku kedalam pelukannya. Menepuk pelan pungungku sambil mengatakan 'Jangan menangis Mah, jangan buat Na sedih. Mama boleh marah sama Renna, tapi jangan menangis Mah.'

"Hiksss_"

Kini suara tangisanku berhasil keluar. Suara yang kupertahankan agar jangan keluar kini berhasil keluar dengan kencang dan membuat Renna yang memelukku juga ikut menangis sambil memelukku.

"Papa kenapa buat Mama nangis! Papa kenapa jahat sama Mama Rendy. Papa apakan Mama?" Teriakan Rendy juga membuat hatiku kembali terisak.

"Jangan pernah buat Mama menangis, Rendy gak akan pernah mau maafkan Papa."

Setelah ucapan Rendy aku dapat merasakan pelukan hangat dibelakangku. Pelukan yang sangat hangat.

"Mama jangan menangis ada Rendy disini. Rendy gak akan buat Mama menangis, jadi sekarang Mama jangan nangis. Rendy nanti sedih kalau Mama menangis terus."

"Ndok ayo kekamar, Ibu bantu." Ucap Bu Mira sambil membantuku berdiri.

Aku berjalan dengan bantuan Bu Mira sedangkan kedua anakku ikut berjalan dibelakangku.

Aku ingin menyelesaikan masalahnya, tapi aku malah membuat suasana menjadi tidak baik.

"Istirahat Ndok. Ibu akan bawa makanan buat kamu." Ucap Bu Mira namun kutolak dengan halus.

"Ibu tidak perlu. Dya hanya ingin istirahat sekarang, kalau Dya butuh sesuatu Dya akan panggil Ibu atau enggak Dya akan turun nanti."

"Baiklah, kalau begitu Ibu kebawah dulu. Selamat istirahat Ndok." Ucap Bu Mira sebelum pergi dan menutup kembali pintu kamarku.

Aku membaringkan tubuhku dan dapat merasakan tangan tangan munyil sedang memelukku dengan erat. Dari depan maupun belakang, kini posisiku diantara Rendy dan Renna.

TIME (END)Where stories live. Discover now