23 || KEBENARAN

101K 4.5K 19
                                    

17/07/2018

MAUDYA CELLA

Setelah semalaman aku tidak bisa tidur lagi dengan tenang. Ahkirnya aku memutuskan untuk pergi kerumah Ayah. Aku memilih mencari jawaban dirumah Ayah karna kemungkinan besar aku bisa menemukan jawabannya disana. Siapa tahu aku menemukan album masa kecil Anita disana atau foto almarhum adik Ayah yang tidak lain adalah Ayahnya Anita.

"Eh Mbak tumben pagi pagi kerumah. Cari bapak yah? Kalau bapak masih dirumah sakit Mbak, bapak masih temankan Mbak Anita disana belum pulang sampai sekarang." Ucap Satpam rumah Ayah saat aku baru saja keluar dari mobilku.

"Hehe Ia nih Mang, kangen sama rumah makanya datang pagi pagi sekalian mau ambil barang Mang kerumah Ayah. Kalau soal bapak saya mah tahu Mang. Kalau begitu duluan Mang takut kelamaan soalnya saya masih ada urusan diluar ." Pamitku dan segera masuk kedalam rumah Ayah setelah Beliau menganggukan kepalanya.

Tujuanku adalah kamar Ayah. Jujur Aku belum pernah dengan lancang masuk kekamar Ayah tanpa mengetuk atau meminta izin sama Ayah. Ini pertama kali aku dengan lancang masuk kekamar Ayah, tanpa Ayah mengetahuinya.

"Eh Mbak Dya." Kini tangan yang berada diganggang pintu kulepaskan dengan ekspresi terkejut.

"Mbok bikin kaget aku aja." Ucapku dengan mengelus dadaku yang berdekat lebih kencang dari biasanya.

"Maaf Mbak, abis Mbak Dya tumben datang tidak beri tahu dulu." Ucapnya.

"Yah udah. Mbak pergi saja, Dya hanya mau ambil barang dikamar Ayah." Ucapku dan dia hanya menganggukan kepalanya sebelum peegi meninggalkanku yang kembali membuka pintu dan kini aku berada didalam kamar Ayah.

Aku mulai menyusuri setiap sudut ruangan Ayah. Mulai dari meja yang ada disamping kasurnya, dirak-rak bukunya, dilaci ataupun dilemarinya. Tidak ada yang menunjukan album foto apapun, foto aku saja tidak ada apalagi foto Anita.

Aku menyerah. Aku tidak menemukan apapun dikamar Ayah.

Aku memtuskan keluar dan kini langkahku menuju kamar Anita. Siapa tahu Anita menyimpan album kecilnya. Aku membuka pintu kayu berwarna putih dan saat aku masuk aku masih mengingat dengan jelas Anita mendekor kamar tidurnya dengan warna putih dan kream.

Aku mulai mencari ditempat yang sama, masih saja aku juga tidak menemukan tanda tanda album foto masa kecil Anita.

Aku duduk diatas kasur yang terbungkus dengan kain putih. Kamar ini sudah ditinggalkan cukup lama tapi masih saja rapi. Aku menghembuskan nafasku dengan kasar, seberapa lamapun aku mencari tetap saja aku tidak akan menemukannya. Sepertinya album kecil Anita tidak ada dirumah ini.

Aku memilih keluar dari kamar ini dan turun kelantai dasar dan memutuskan untuk pulang kerumah karna aku tidak menemukan apapun disini.

"Eh Mbak udah ketemu belum barangnya?" Tanya perempuan setenga baya yang tadi ada saat aku baru saja ingin membuka pintu kamar Ayah.

"Belum Mbok, aku sama sekali tidak mendapatkannya." Jawabku.

"Mungkin digudang kali Mbak. Memangnya barang apa sih Mbak, biar Mbok bantu cari. Siapa tahu Mbok yang simpan." Ucapnya dan dengan ragu aku mengatakan kalau aku mencari_.

"Album Mbok. Dya cari semua album yang ada dirumah ini."

"Woh ala, album toh. Kalau album Mbok simpan digudang Mbak, dilemari pintu kedua. Disitu semua album Mbok simpan Mbak." Ucapan Mbok membuatku tersenyum.

Masih ada kesempatan bukan?

Aku menggagukan kepalaku sebelum pergi menuju gudang yang berada dipaling belakang area rumah. Aku membuka pintu gudang dan memghidupkan lampu. Gudang terlihat bukan seperti Gudang. Gudangnya sangat rapi dan tersusun dengan rapi.

Aku mulai membuka pintu kedua lemari. Yap benar semua isinya adalah album. Aku mengambil beberapa album yang terlihat sedikit usang. Aku mebawanya kearah meja yang cukup besar dan duduk di atas lantai. Aku mulai membuka buku album tersebut. Tanpa sadar aku tersenyum, atapun tertawa melihat beberapa foto dengan pose yang aneh. Aku melihat foto Bunda saat masih muda.

Aku melihat foto Bunda memelukku.

Aku juga melihat foto Bunda tersenyum dibelakangku dan aku rasa ini pertama kalinya aku bisa berjalan.

Aku juga melihat foto Bunda, Ayah dan aku yang berada digendongan Bunda aku rasa ini foto keluarga kami yang pertama karna aku masih bayi disitu.

Aku juga melihat foto Ayah dan Bunda yanh tersenyum dengan gaun putih yang melekat ditubuh Bunda dan jas berwarna hitam yang nampak sangat pas ditubuh Ayah.

Aku membuka kembali setiap buku album dari satu album kealbum yang lain. Tidak ada yang menampakan foto keluarga Ayah ataupun foto Anita bersama orang tuanya. Hanya ada beberapa foto Anita dan itupun bersamaku saat masa SMP.

Kini tinggal album terahkir yang aku pegang. Kini aku merasa susah sangat lelah, mataku juga sudah terasa capek meneliti setiap foto yang ada disetiap lembaran album tersebut.

Aku kembali membuka lembaran album tersebut. Aku kembali tersenyum melihat foto tersebut. Aku melihat aku dan Anita yang sedang bermain ditaman dengan masih menggunakan seragam kami masing masing. Masa itu adalah masa terindah bagiku, kami berdua sama sama tidak terjebak dengan yang namanya cinta.

Aku terus membuka setiap lembar. Aku rasa album ini berisi foto foto kami saat masih menginjak bangku SMP sampai SMA. Segala foto ada disini. Foto ulang tahunku begitu juga foto ulang tahunnya, foto liburan kami, foto random kami dengan berbagai macam ekspresi, bahkan foto kelulusan ku dan foto kelulusannya.

Aku tersenyum dengan foto terahkir yang aku pegang. Foto ini sangat indah. Ini foto kelulusanku dibangku SMA. Aku memakai kebaya biru dengan memegang dua buket bunga yang sangat indah dan berfoto di antara Ayah dan Anita.

Mungkin ini foto terahkirku bersama Anita. Aku mengambil foto tersebut dan ingin melihat lebih dekat lagi.

"In_"

Aku melihat sosok perempuan yang berada di belakang kami. Tidak jauh dari posisi kami. Wajah itu sangat familiar, bahkan aku mengenalnya. Dia perempuan yang membuat aku memcari foto album Anita.

"Tapi bisa saj_"

"Tapi tidak mungkin."

Kini isi kepalaku hanya berisi tentang segala pertanyaan.

Pertama aku menduga memang bisa saja perempuan itu datang karna saat itu aku mengingat Ayah masih dekat sekali dengannya.

Kedua aku berfikir kalau memang dia datang karna Ayah, untuk apa dia sembunyi. Karna saat itu aku sama sekali tidak melihat kedatangannya.

Ketiga kenapa dia melihat kearah Anita? Ada apa dengan Anita saat itu.

Dan yang terahkir apa perempuan itu adalah saudaranya Ibunya Anita, karna yang aku dengar keluarga Ayahku tidak setuju dengan hubungan kedua orangtua Anita.

Banyak sekali pertanyaan dibenakku?

Aku memasukan foto tersebut kedalam tasku dan bergegas keluar dari gudang setelah meletalan kembali album album tersebut di dalam rak lemari dengan rapi.

"Udah dapat Mbak barang yang dicari?" Tanya Mbok padaku saat aku berjalan ke arah pintu keluar.

"Udah Mbok, kalau begitu Dya pamit dulu Mbok." Ucapku sebelum benar benar menghilang dari area rumah Ayah.

~ ~ ~ ~

TIME (END)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora