47 || TIME 3

73.4K 2.8K 16
                                    

13/09/2018

AUTHOR

Perempuan cantik dengan rambut yang terurai dengan bebas terbang diudara dengan hembusan angin yang membuatnya terus tersenyum dengan menatap pemandangan pantai dihadapannya yang ditemani oleh matahari yang mulai tenggelam.

Perempuan tersebut seratus persen terbawa akan indahnya pemandangan dihadapannya. Pasir putih yang tadinya hangat kini mulai menjadi dingin dengan turunnya matahari dari langit.

"Mama"

Panggilan tersebut membuat perempuan tersebut melihat kearah suara dengan senyuman dibibirnya. Perempuan itu berdiri dan membersihkan gaun serta tangannya dari butir butir pasir yang menempel.

"Mama ayo balik cepat, aku udah bosan disini." Ucap anak laki laki itu lagi pada perempuan yang masih membersikan tangannya dari butiran pasir.

"Ia sabar sayang, tunggu dulu." Jawab perempuan tersebut sebelum mengambil sendal diatas pasir putih yang ia lepas dari kakinya saat duduk melihat matahari terbenam.

Setelah perempuan itu memegang sendalnya ditangan kirinya ia berjalan keanak laki laki tersebut dan kemudian menggapai tangan anak laki laki tersebut dengan senyum yang tulus ia berikan.

"Kamu sangat cerewet sayang. Kalau nanti ada anak perempuan yang lihat kamu secerewet ini, mama yakin gak akan ada yang mau sama kamu." Ucap perempuan tersebut sebelum berjalan dengan menggandeng tangan anak laki laki tersebut melewati pasir putih.

"Aku tidak cerewet mah, yang cerewet itu mama! Lagian aku tidak perlu perempuan manapun. Cukup mama dan Renna. Cukup kalian, Rendy tidak ingin siapapun lagi."

Perempuan yang tidak lain Maudya menghentikan langkah kakinya dan membuat Rendy menatap sang Mama yang menatapnya dengan senyuman tipis namun tidak menghilangkan tatapan lembutnya.

"Ada apa Mah?" Tanya Rendy sambil menatap Maudya.

Maudya berjongkok tepat dihadapan Rendy. Meletakan sendalnya kembali dipasir dan setelah itu menggapai tangan Rendy. Maudya mengelus lembut kedua tangan Rendy dengan tangannya.

"Kamu masih terlalu kecil untuk mengetahui sebesar apa masalah yang akan kamu hadapi saat kamu menjadi pria dewasa sayang." Ucap Maudya.

"Aku sudah dewasa Ma. Aku sudah cukup dewasa untuk mengetahui semua masalah."

Maudya menggelengkan kepalanya pelan karna ucapan Rendy. Maudya tidak ingin anaknya memiliki pemikiran sedewasa ini, ia ingin anak anaknya memiliki pemikiran seperti anak seumurannya.

"Dunia ini terlalu besar untuk kamu mengerti sayang. Saat kamu dewasa kamu akan mengerti semuanya." Ucap Maudya dengan nada yang sangat halus.

"_"

"Kamu cukup belajar, bermain, tertawa, bahagia, hanya itu yang harus kamu lakukan. Jangan berfikir terlalu luas karna mama tidak ingin anak mama cepat dewasa, karna kalau kamu cepat dewasa mama pasti akan kesepian." Ucap Maudya dan dibantah oleh Rendy dengan gelengan kepalanya.

"Rendy tidak akan pernah biarkan mama kesepian. Rendy akan selalu bersama mama, jadi mama tidak perlu khawatir." Ucap Rendy sebelum membawa Maudya kedalam pelukannya.

Maudya terkadang tidak bisa menebak kapan anaknya menjadi sangat sedewasa ini. Bukan hanya ucapan atau pemikirannya, namun tindakan yang sering Rendy lakukan bisa membuat Maudya terkejut.

TIME (END)Where stories live. Discover now