Top Hallyu : 27 [Part 2]

21.5K 4.9K 409
                                    

Sepi. Tidak ada suara tangis bayi yang merengek meminta asi.

Sepi. Tidak ada tangisan Jo yang memenuhi ruangan.

Kini Taehyung benar-benar sendirian. Dia sudah ditinggal oleh semua orang. Apartemennya yang luas terasa mencengkam. Sepreinya lecak, kamar tidurnya dingin. Taehyung tidak ingat kapan terakhir kali ia menyentuh tempat tidurnya. Tubuhnya lemas, ia mengantuk, tapi matanya tidak kunjung terpejam.

Taehyung mengunci diri di kamarnya, ia tidak mau menemui siapapun. Bahkan fansnya tidak tahu keberadaan Taehyung, karena dia menolak semua drama yang datang padanya. Taehyung sadar dirinya memang egois, karena masih menginginkan cinta yang lain ketika ia dihujani banyak cinta oleh penggemarnya.

Selain sebagai seorang selebritis, Taehyung juga manusia. Dia lebih lemah dari yang diperkirakan. Otaknya sakit. Seharusnya orang sepertinya mendekam di rumah sakit jiwa, tapi kenapa dia malah berkeliaran seperti ini? Apa Taehyung seharusnya berada di rumah sakit? Dia merasa tidak normal.

Beberapa kali, Taehyung pernah menabrakkan dirinya saat menyetir. Dia juga pernah menyayat tangannya, jika sedang bingung. Rasanya lega saat melihat darah keluar dari pergelangan tangannya. Tapi, ketika Taehyung bertemu Jo, kebiasaannya berubah. Taehyung jadi lebih mencintai dirinya sendiri. Setidaknya jika ada Jo, Taehyung mempunyai alasan untuk hidup. Ia mempunyai secerca harapan kalau kelak ia akan bahagia.

Namun, kenapa kebahagiannya terasa susah diraih? Ah, Taehyung lupa... Apa kebaikan yang sudah ia lakukan sehingga pantas bahagia? Rasanya tidak tahu diri jika mengharapkan kebahagiaan, ketika Taehyung tahu ia manusia yang buruk.

"Tangan ini sudah memukul Jo berulang kali." Taehyung mengambil silet, lalu menyayat pergelangan tangannya hingga menimbulkan luka kecil.

Sekarang, bagaimana caranya Taehyung untuk tetap hidup, ketika ia sudah sendirian? Anak itu sudah pergi, Jo sudah pergi.

Apakah Taehyung harus memotong nadinya? Silet tidak akan cukup untuk memotong nadi.

Taehyung beranjak dari lantai tempatnya duduk. Ia membuka kunci kamarnya, dan bergegas ke dapur untuk mengambil pisau.

Taehyung menelan ludah, "Haruskah?"

Taehyung sudah akan memotong pergelangan tangannya, tapi suara pintu apartemen membuat Taehyung kaget, dan tidak sengaja melempar pisaunya ke washtafel.

"Kau masak, Tae?"

Suara itu.... Daniel Wang.

"Sial!" Taehyung mengumpat. "Buat apa kau ke sini? Darimana kau tahu password apartemenku?"

"Jo yang memberitahuku." Daniel membawa empat kantong plastik yang berisi makanan, buah, sayur, dan beberapa bumbu dapur, lalu meletakkannya di pantry.

"Kau yakin ingin bercerai, Tae? Tolong pikirkan lagi, masalah ini tidak akan selesai kalau kau masih kolot dan keras kepala."

"Dengar.... Jikapun Jo perempuan jalang, bukan berarti dia tidak bisa berubah, apalagi statusnya sekarang sebagai seorang ibu. Di sini bukan Jo yang rugi jika meninggalkanmu, dia bisa hidup tanpamu, Tae. Dia bisa bahagia. Tapi, bagaimana denganmu? Kau hanya menginginkan Jo. Dari dulu kau hanya suka Jo, sampai aku muak mendengar kata Jo dan Jo..."

"Aku bahkan benci mendengar nama Joshua, Jonathan, Joana, Josephine. Dari dulu... Kau hanya menyebut Jo, itu membuat aku muak. Tapi... Sebagai manajermu yang sudah tahu kebusukanmu, aku akan menahan diri untuk menyebut nama Jo, Tae. Karena kau suka Jo. Aku ingin kau bahagia."

"Kau cerewet." Taehyung mendengus.

"Ini serius!" Daniel berseru gemas, "Tolong pikirkan lagi soal perceraian. Aku hanya ingin kau bahagia, Tae. Dan kebahagianmu itu hanya Jo."

Top Hallyu and Me (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang