#40

3.1K 592 107
                                    

Lagi pengen update cepet, gatel aja...

Yuk vote dulu sebelum baca, seperti biasanya...

Happy reading~







Di hari kedua pertemuanku dengan ya sebut saja pria yang sedang dijodohkan olehku itu, Seung Cheol dengan seenak jidatnya itu membawanya ke apartemen kami. Bukannya mendapat pandangan heran dan nyinyiran, semua berbanding terbalik dengan ekspektasi yang menjejali kepalaku. Sekarang Ibu dengan bangganya menyambutnya bahkan memanjakannya, begitupun Ayah yang baru saja tiba tak lama setelah Seung Cheol dan Won Woo tiba.

Pria yang dimanja itu akhirnya hanya bisa memberikan senyuman yang terlihat jelas kalau ia merasa tak enak karena merepotkan keluarga kami. Kata Seung Cheol, Won Woo sedang mendapatkan jatah libur selama seminggu sebelum kembali pada rutinitasnya berterbangan kesana kemari.

Bukannya di pesawat ada banyak penumpang dan pramugari?

Kenapa dia tidak jatuh cinta dengan salah satunya?

Kenapa harus mau dijodohkan denganku?

Aku akui kepribadiannya memang sedikit introvert tak berbeda jauh denganku yang menyukai rutinitas indoor, tapi aku salut dibalik kepribadiannya itu dia setia dengan pekerjaannya yang mengharuskannya keluar bertebangan kesana kemari sampai memiliki 3 bar berwarna emas di pundaknya. Padahal usianya terbilang muda.

Sedikit mengesalkan.

Karena kedatangannya kini aku harus terlantar di dalam dapur menunggu air yang sedang kumasak untuk menyajikan teh untuk para tamu. Tamunya hanya satu tapi karena satu itu aku harus menyajikan untuk para penyambutnya juga.

Merepotkan.

Jangan tanya ada yang membantu atau tidak karena nyatanya tak ada satupun yang membantuku untuk membuat minuman dan menunggui air yang sedang di masak itu hingga matang. Mereka sedang asyik menyambut tamunya dan sedikit basa-basi menginterogasi kehidupan sang pilot.

Di saat seperti ini aku malah berharap kalau adikku itu pulang dan merusak acara ramah tamah kemudian membuka mulut wanitanya itu kepada sang pilot.

Min Ki lebih baik dalam menginterogasi orang karena dia takkan berbasa-basi bahkan hal yang sensitif-pun juga bisa ia tanyakan langsung, kemungkinan terbesar orang itu takkan bisa menyembunyikan apapun dan Min Ki bisa memberikan saran terbaik untukku.

Bagaimanapun aku ini kakaknya, dan dia tidak mau kakaknya ini terluka kan? Meskipun terkadang tingkahnya membuatku gemas sendiri dan merasa dia bukan adikku.

Dia saja bisa tega menyuruhku berpisah dengan Min Gyu apalagi dengan orang yang belum memiliki hubungan apapun denganku.

"Lama..." dengusku memandangi teko air yang sedang dimasak sembari berdiri.

Oke sebenarnya ini salahku karena memilih berdiri bukannya duduk, padahal ada kursi di meja makan tepat di belakangku. Sedikit gatal karena tak ada yang bisa kukunyah, aku berinisiatif mengambil marshmallow di dalam kulkas untuk menemaniku dalam kebosanan dikala menunggu air matang. Akhirnya aku berbalik menuju meja makan dan menarik kursi yang segera saja aku mendaratkan diriku disana.

"Masih lama?"

Aku nyaris saja tersedak marshmallow begitu suara seseorang datang mengejutkanku, kepalaku langsung menoleh ke belakang dan mendapati si tamu memasuki dapur. Kini ia berdiri di sampingku dan melirik ke arah air yang masih saja belum matang.

Heart Persecutor || Kim Min GyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang