[Rewind] Fried Potatoes

2.8K 547 36
                                    

Yuk mari budayakan vote dulu sebelum membaca~

Selamat membaca ^^










Memeriksa satu persatu deretan tulisan dan angka terus saja kulakukan sejak tadi untuk memastikan jadwal penerbanganku. Ke kota 'C' mungkin menjadi pilihan bagus untuk melakukan liburan ketika kau memiliki sanak keluarga di sana dan liburan sendiri menjadi rencanaku yang belum aku bisa laksanakan selama ini setelah lulus dari sekolahku.

Menyenangkan memang karena aku tak harus repot-repot menunggu orang, bisa melakukan apa yang kumau sendiri tanpa harus berdebat dengan teman seperjalanan walaupun untuk mendapat izin untuk liburan saja aku harus berdebat dengan Ibuku sendiri.

'Wanita tak baik jalan sendirian, bahaya. Kau harus ditemani.'

Awalnya tujuan awalku adalah kota 'J' dengan udara sejuk pantai, pasir putih, pemandangan indah saat sunset dan pantainya pun belum banyak dijamah orang-orang. Realitanya Ibuku tak mengizinkan tapi begitu beralih ke kota 'C' karena ada sanak saudara yang tinggal disana Ibuku baru mengizinkan dengan syarat aku harus tinggal di tempat Adik dari Ayahku itu.

Setidaknya lumayan, walaupun keinginanku melihat pantai sepi berakhir dengan melihat pantai penuh penduduk. Sedikit menambah pengalaman setidaknya untuk berjalan sendirian di dalam keramaian.

Mataku ini masih memicing menelisik berbagai jadwal pesawat dan mencari satu pesawat yang menjadi keberangkatanku hingga setelah layar berganti terdapat satu nama pesawat dan menunjukan nomor pesawat serta tujuannya itu memiliki ekor tulisan yang sedikit mengesalkan.

'Delay'

"Jadi aku harus menunggu berapa lama?" sengitku mengeluh pada layar itu.

Merasa lapar aku memilih berjalan ke arah salah satu restaurant cepat saji yang ada di bandara tak jauh dari aku berdiri saat ini. Perutku baru saja terisi 2 jam yang lalu tapi tak banyak, setiba disini malah kembali meronta. Perut ini memang tidak bisa diajak untuk menghemat uang sedikitpun, padahal kaki ini saja belum menapaki kota tujuan.

Kata Ibu, aku dan Min Ki itu perut karet.

Memiliki badan kecil, selera makan yang besar, tak butuh waktu lama untuk membuat kami lapar kembali. Ya, tak salah kalau lemari es kami selalu penuh dengan camilan yang harus selalu diisi kalau tidak mau kami berdebat soal makanan.

Pemandangan sedikit miris membuatku menghentikan langkahku, orang itu menatap layar seperti layar yang sama dengan yang terakhir aku periksa untuk jadwal keberangkatanku itu tapi di tempat yang berbeda, hanya beberapa langkah dari restaurant cepat saji tujuanku. Di depannya ada orang-orang yang juga memeriksa layar itu, tapi orang itu tak bisa maju menerobos orang-orang itu. Mata orang itu sepertinya bermasalah karena matanya itu menciptakan satu garis nyaris rapat.




 Mata orang itu sepertinya bermasalah karena matanya itu menciptakan satu garis nyaris rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Heart Persecutor || Kim Min GyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang