#38

2.8K 578 45
                                    

Yuk budayakan vote dulu sebelum baca seperti biasa, cobalah kasianin orang yang udah capek-capek luangin waktu buat nulis. Vote ga sampe 5 menit kok

Happy reading~








Keringat bercucuran terasa membasahi punggung dan dahiku di jam 2 siang ini, matahari terik tak kunjung tertutup awan membiarkan redup sejenak untuk tak merasakan teriknya matahari menusuk kulitku. Sesekali aku mengusap dahiku dengan punggung tanganku, kakiku yang terus melangkah juga semakin membuatku merasakan panas ditubuhku karena harus berjalan cukup jauh dari halte bus menuju apartemen yang menjadi tempat tinggalku dan keluargaku saat ini.


Kakiku mulai merasakan pegal karena harus berjalan memakai heels 5cm untuk mengarungi jalanan. Sesekali akupun meringis karena telapak kakiku yang kurasa mulai terasa sakit karena lecet. Aku yang tak terlalu terbiasa dengan heels dan terpaksa harus menggunakan heels ini harus dihadiahi luka macam ini.

Kalau saja bukan karena demi mencari uang.

Baru saja aku pulang dari keliling kota untuk menaruh lamaran di berbagai tempat yang menurutku memiliki peluang untuk bisa aku bekerja. Aku menyerah pada coffee shop, kini aku yang pengangguran serta membutuhkan uang untuk mengisi dompet dan saldo ATM ini harus bekerja dan mencari uang lagi seperti dulu. Bekerja dibawah seseorang bukan memperkerjakan seseorang lagi.

Memasuki lobby aku sedikit berlari memasuki lift yang sedang terbuka dan kosong itu. Sialnya setelah berlari aku malah merasakan sakit dan kakiku yang mulai terasa keram. Menekan tombol angka 7 menuju apartemenku, setelahnya tak tahan aku langsung melepas heels sialanku ini dengan kasar.

"Menyusahkan sekali" dengusku yang langsung menenteng heels di tanganku dengan kesalnya.

Jadi wanita itu menyulitkan.

TING

Suara denting lift menginerupsi keluh kesahku, pintu lift yang terbuka langsung kusambut dengan tak sabarnya untuk segera keluar dari sana menuju apartemenku. Sedikit berjinjit karena perih akibat lecetnya telapak kakiku, aku melangkah menuju pintu yang tak jauh dari lift. Apartemen bernomor 7131 baru aku akan menekan tombol kode pintu tiba-tiba saja seseorang keluar dari sana.

Aku mundur beberapa langkah tapi yang kudapatkan bukan pemandangan indah.

Kurang banyak apa penderitaanku hari ini?

Mata itu menatapku tajam bahkan dengan enggan dia menjaga jarak denganku, tak hanya dia yang keluar tapi seseorang yang bersamanya juga keluar dari dalam apartemenku disusul Ayah Seung Cheol, Seung Cheol serta Ibuku.

Mereka sedikit terkejut dengan kedatanganku yang bahkan akupun juga terkejut dengan tamu yang mendatangi apartemen kami.

"Kami pulang dulu, permisi" pamit pria paruh baya yang mnejadi tamu itu sedikit membungkuk memberi salam kepada kami, tapi tidak dengan wanita yang menatapku tajam itu dengan dinginnya ia melenggang pergi tanpa berkata apapun.

Itu..

Ibu dari Kim Min Gyu dan Kim Jong Hyun yang datang didampingi suaminya.

Aku melirik Ayah dan Ibu yang masih berdiri di ambang pintu, disaat bersamaan mereka sudah menatapku datar. Aku mulai memikirkan sesuatu yang negatif, kalau tidak ada apa-apa tak mungkin mereka seperti itu dan kedua orang itu datang kan tadi?

Heart Persecutor || Kim Min GyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang