#23

3.2K 655 17
                                    

Sekarang mulai panjang (?)

Vote dulu yuk sebelum baca,

Happy reading ^^








Rasa lelah mulai kurasakan di tengah jalan mengarungi dinginnya udara di jam 11 ini, musim dingin membuatku harus merapatkan hoodie yang kupakai. Tak bisa menyia-nyiakan waktu karena ingin segera tiba, aku menggeret koperku menapaki jalanan yang menanjak menuju rumahku yang berada di pedesaan. Minimnnya kendaraan mau tak mau secara terpaksa aku harus berjalan kaki lumayan jauh dari halte bis terdekat dari rumahku.

Suasana yang kurindukan ini benar-benar membuat hatiku serasa tentram, tak ada yang kupikirkan selain rasa ingin cepat sampai di kamarku yang sudah hampir 2 tahun aku tinggalkan untuk berjuang di kota besar. Pemandangan hijau masih dapat kunikmati di sepanjang jalanku, pemandangan yang menemani kesunyian jalan yang mampu menghilangkan rasa bosan selama perjalanan.

Ibu tidak tahu kalau aku akan pulang hari ini karena ini merupakan liburan tak terencana mengingat kembali Ga Young yang menyuruhku dengan paksa dan ancaman untuk beristirahat pulang ke rumah Ibuku. Sedikit miris jika mengingat di tempat ini juga aku banyak memiliki kenangan dengan Ayahku, Ayah kandung yang sudah meninggalkan kami dan beristirahat dengan tenang karena penyakitnya.

Sudah nyaris 7 tahun kami hidup tanpanya dan tak menampik kalau terkadang aku merindukannya. Sosoknya masih teringat jelas dalam ingatanku termasuk bagaimana ia sering diam-diam mengajakku makan di rumah makan tanpa Ibu dan adikku.

Sejak bercerai dengan Ayah Seung Cheol, ibu tak ingin menikah kembali dan ia memilih untuk tinggal di desa dimana ia menikah dengan Ayah kandungku. Tempat yang juga menjadi tempat dimana aku dan adikku dilahirkan dan dibesarkan. Tak mengikuti kami ke kota besar, adikku lebih memilih menetap di desa kami bersama orang tua dari Ayahku yang masih begitu menyayangi kami sampai saat ini.

Aku bersyukur mempunyai tempat dimana aku bisa berpulang.

Mataku mendadak terpaku pada laki-laki yang tengah keluar dari salah satu toko kecil yang berjarak sekitar 50 meter di depanku. Dia baru keluar dari tempat itu menenteng plastik putih yang entah berisi apa. Saat ia hendak menyebrang yang sepertinya untuk memasuki mobilnya di seberang sana aku langsung mendadak tersenyum girang.

"CHOI MIN KI!!!!" aku tak mampu mengontrol suaraku, efeknya benar-benar berlebihan.

Sekarang laki-laki berambut hitam halus itu terkejut dan mencari sumber suaraku yang memekikan telinga, matanya memicing seakan matanya itu benar-benar memiliki penglihatan yang minim. Aku masih tersenyum girang terburu aku menarik koperku dan segera mendekati orang yang kupanggil itu.

Ia sadar dan secercah senyuman girang sepertiku terpatri di bibirnya, "NOONA!!!!!"

Sungguh kalau kau meyakinkan diri kalau dia seperti laki-laki jantan maka jangan harap, aku dan adikku ini memiliki kepribadian yang tetukar. Bahkan aku mengakui kalau dia lebih cantik dariku tapi sialnya dia bisa terlihat tampan di saat bersamaan, wajah dia portable sebut saja seperti itu.

"Noona! Bagaimana kau bisa pulang???" pekik Min Ki yang berlari ke arahku dan membuatku menghentikan langkahku di hadapannya. "Kau tak bilang mau pulang, dan kau berjalan kaki? luar biasa kaki naga-mu itu" takjub Min Ki yang sudah hafal betul jarak halte bis ke rumah kami sangat jauh.

Biasanya aku akan memintanya untuk menjemputku tapi aku ingin memberikan kejutan. Kalau aku memberitahunya namanya bukan kejutan lagi kan?

Heart Persecutor || Kim Min GyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang