#2

9.3K 1.4K 53
                                    



Jika biasanya tatapan matanya itu adalah tatapan mata favoritku maka kali ini adalah tatapan mata yang paling aku benci.

Sepasang mata itu dengan setia menatap mataku sejak tadi, tatapan yang membuatku benar-benar kesal melihatnya.

Bagaimana tidak, Min Gyu menatapku dengan tatapan yang meremehkan.

Dengusanku terus saja terlontar dariku sejak dia mengakui kesalahannya, tapi melihat responnya kurasa ia merasa itu bukanlah kesalahan. Dia merasa tak bersalah kepadaku atas perbuatannya yang bermain dengan wanita-wanitanya yang lain.

Menahan emosi terhadapnya menjadi cobaan terbesarku padanya, tanganku benar-benar terasa gatal untuk segera mendarat di pipi sialannya itu.

Mata Min Gyu beralih kepada minumannya dan ia kembali menyesapi minumannya itu, baru aku ingin mengalihkan pandanganku mata Min Gyu menatapku kembali yang paling membuatku geram ia tersenyum meremehkanku lagi.


"Jadi berapa lama kau berhubungan dengan mereka?" tanyaku datar padanya.

"Mmmm... 1 tahun? 8 bulan?" ucapnya terdengar mengira-ngira.


Aku kembali mendengus untuk kepersekian kalinya mendengar pernyataannya. Dari tingkahnya yang hanya memainkan gelasnya nampaknya ia tak mau menjelaskan yang menurutnya semuanya bukan kesalahannya ini.

"Luar biasa kau Kim Min Gyu. Jadi aku menjalani semua ini denganmu sia-sia?" geramku padanya dan aku hanya bisa mencengkram rokku menahan amarah.

"Siapa bilang? Aku mendapatkan untung, kaupun juga. Kita sama-sama bersenang-senang dengan hubungan ini benar kan?" balasnya yang malah membuatku jengkel padanya.

"Ini mimpi buruk bagiku Kim Min Gyu!" ucapku penuh penekanan. "Apa kau tak mau meminta maaf kepadaku? Kau tak merasa ini salah?" lanjutku menanyakan atas sikap angkuhnya.

"Aku rasa aku tak salah? Kenapa kau tak suka?"

Oke aku benar-benar harus ekstra mengeluarkan rasa sabarku kepadanya.

"Kalau kau mengharapkan kata maaf. Seumur hidupku aku sulit mengatakan kata maaf, dan aku rasa aku tak salah karena disini kita saling menguntungkan. Benarkan Choi Hye Jeong?" tanyanya meminta persetujuanku.

Persetujuan yang hanya menguntungkannya, apa menguntungkannya untukku?

Aku benar-benar sudah berpikir masa depan dengannya dan dia malah berpikir ini semua main-main. Bahkan umurku sudah bukan saatnya bermain-main dan dia masih seenaknya.

Sekarang aku mengakui kebodohan nan tololnya diriku bisa terjebak dalam drama sad ending Kim Min Gyu.


Kalau seperti ini siapa yang tak ingin membalas perbuatannya?

Aku?

Pasti.


"Aku perlu tahu alasanmu mau bersamaku?"


Mendengar pertanyaanku dia terdiam sejenak, ia nampak menerka alasan mengapa ia bersamaku selama 2 tahun ini.

Kupikir kalau ingin mempermainkan seseorang tak perlu sampai 2 tahun, seharusnya jika dia bosan sudah sejak lama ia memutuskan hubungan kami tapi ia malah memilih bertahan bersamaku. Mencoba positif thinking dia ada hati denganku, seperti itu pikirku.

Cukup lama ia menerka sampai akhirnya ia membuka mulutnya dan menjawab pertanyaanku, "Ah iya, dulu kau wanita yang membuatku penasaran dan jujur aku merasa tertantang."

"Tertantang?"

Min Gyu mengangguk, "Menjadikan kamu milikku adalah tujuanku sampai akhirnya aku penasaran bagaimana rasanya berhubungan dengan wanita yang lebih tua. Bagaimana kau pasti juga penasaran kan bisa menjalani hubungan dengan pria yang lebih muda darimu, noona?"

Lagi-lagi ia mencoba meminta persetujuan sialannya itu kepadaku dan tentu saja aku tak seperti dia meski aku mengakui dulu aku takut menjalani hubungan dengan pria yang lebih muda. Pada akhirnya aku penasaran dan menerima Kim Min Gyu. Sialnya dari rasa penasaran itu aku benar-benar jatuh cinta pada pria brengsek ini.

Ya, Min Gyu lebih muda dariku 3 tahun, kami bertemu 2 tahun yang lalu ketika aku masih bekerja sebagai Marketing communication di universitas tempat ia kuliah.

Kami menjadi dekat karena ia harus ikut dengan team-ku untuk mempromosikan Universitas kami ke berbagai sekolah, dan sebagai salah satu mahasiswa teladan ia menjadi salah satu contoh yang bisa dipamerkan.

Maskot yang begitu memikat dan aku akui dia benar-benar terlalu sempurna untuk dipamerkan dengan visualnya yang luar biasa menyilaukan. Kalau saja dia tak memperlakukan aku seperti ini saat ini mungkin aku benar-benar merasa jadi wanita paling beruntung di dunia.

Ingatlah kembali, jika dia tak memperlakukan aku seperti ini saat ini yang mempermainkan kisah cintaku dan hatiku sialnya.


"ckckck.." decakku kesal tapi pada akhirnya aku hanya menarik salah satu sudut bibirku tersenyum sinis menanggapinya. "Hahahaha... kau benar-benar luar biasa Kim Min Gyu" lanjutku menertawakannya.


Min Gyu heran melihatku tapi ia tak menanyakan alasanku seperti ini dan memilih menyandarkan punggungnya pada punggung kursi kemudian menyilangkan tangannya. Melihatnya kau pasti bisa mengatakan ia benar-benar angkuh.

"Kalau kau tak suka kau boleh mengakhirinya dan silahkan pergi"

Mendengar ucapannya membuatku tertawa kembali, bukan tertawa sesungguhnya pastinya. Tertawa dibuat-buat dan mencoba angkuh membalasnya. Aku tak boleh kalah dan aku tak mau kalah darinya.

Enggan menjawabnya aku melirik ke jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan kiriku. Kumundurkan kursiku, kubangkitkan tubuhku dan mengambil tasku yang berada di sisi kursi yang kududuki. Melihat gelagatku Min Gyu juga segera bangkit dari duduknya dan menatapku heran.


"Aku ada jadwal, aku duluan ya Min Gyu.." jelasku setenang mungkin mencoba terdengar lebih santai.


Tak melanjutkan percakapan ini aku mendekatinya berjinjit mencium pipinya dan dengan segera aku meninggalkannya yang masih tak beranjak dari tempatnya.

Sengaja, Aku tak menyelesaikan ini semua karena aku perlu berpikir, aku tak mau melepaskan mangsaku yang sudah ada dalam genggaman.

Rasanya kalau seperti ini, aku akan mudah untuk membalas dendam kan?









- To be Continued -

By Siechra (2017)

Vote and comment, please..

Thank you ^^

Heart Persecutor || Kim Min GyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang