#31

2.5K 585 13
                                    

Yuk jangan lupa vote dulu sebelum baca :)

Happy reading ^^



Aku tak tahu haruskah aku bersyukur atau marah dengan keadaan saat ini, tak kupungkiri kalau memang terkadang aku memikirkan situasi seperti ini tapi aku tak pernah sampai berharap itu benar-benar terjadi kepadaku. Dengan permasalahan yang terjadi belakangan dan bertemu di saat seperti ini malah membuatku canggung dengan keadaan.

Berada dalam ruangan selebar 2 x 2 meter dengan kaca dan suhu yang dingin kini aku bersanding bersebelahan dengan Kim Min Gyu. Rasanya baru kemarin aku mengusirnya menjauh tapi sepertinya Tuhan marah padaku sehingga aku harus bertemu kembali dengannya.

Tak ada yang menyangka memang.


Dengan niat menjenguk seorang Im Ga Young di rumah sakit yang sialnya membuatku bertemu dengannya.

Ya, tadi tanpa aku sadari aku memasuki lift yang sama dengan Min Gyu dan aku tak menyadari kalau ia berada di dalamnya. Memang dasarnya lamban aku baru sadar ketika pintu lift tertutup, dari kaca pintu lift aku menyadari ada pantulan dirinya berdiri di sebelahku. Tentu saja mata kami sama-sama terkejut mendapati kami bersebelahan saat ini.

Tenang aku tak berniat menatapnya langsung karena kami hanya saling menatap satu sama lain melalui pantulan kaca lift yang tak lama kami sama-sama mengalihkan mata kami dengan canggungnya.

Siapa ya tidak canggung.

Aku mengusirnya dari kehidupanku saat itu tapi kami malah bertemu kembali.

Mataku sempat melirik kearah deretan angka di sudut lift dan aku tersadar kembali hanya ada satu tombol angka yang menyala berwarna merah. Kini aku bisa menduga kalau kami akan keluar di lantai yang sama, dan itu lantai 5 dimana Ga Young dirawat.

Apa keluarganya ada disitu?

Ah sial sekali kalau sampai aku bertemu lagi dengan Ibunya itu.

Sekalipun aku mencintai anaknya tetap saja aku muak dengan tingkah Ibunya itu yang membuat semuanya terasa begitu sulit karena egonya itu.

Aku tak sehebat Im Ga Young memang dengan kehidupan melimpahnya itu. Aku sedikit merasa kesal dengan keadaan yang berbeda antara aku dan Ga Young. Sebagai sahabatnya aku tak menampik kalau aku iri dengannya tapi lagi-lagi apa mau dikata beginilah hidup.

Bersyukur atau tidak bersyukur itu tetaplah hidupmu dan takkan berubah hanya dengan sekejap.

TING

Suara dentingan lift menyadarkanku dalam lamunan dan melirik ke atas pintu lift terdapat layar yang menunjukan dimana lantai lift ini berhenti. Akhirnya aku dan dia hanya berdiam diri tanpa kata, aku melangkah tapi pundak kami malah saling bersenggolan. Pintu lift ini tak besar bagaimana bisa kami berdua menyeruduk keluar dengan badan lebar kami.


Aku sedikit menjauh setelah keluar dari lift dan berhenti sejenak mencoba membiarkan dia melangkah lebih dahulu karena bagaimanapun dia lebih berhak menemui Ga Young. Dia adik dari tunangan Ga Young dan ia akan menjadi adik ipar Ga Young.

Dengusan kasar berhembus tiba-tiba membuatku menaikan kepalaku melihat si pelaku, Min Gyu menatapku dengan senyuman terlihat menghinaku.

"Sampai seperti ini kau menghindariku?" tanyanya diiringi tangannya yang ia masukan ke dalam sakunya. Matanya yang tadi melihatku beralih melihat ke arah lain, "Untuk berdekatan denganku saja kau enggan." Ucapnya mencibirku.

Tentu aku tak bermaksud seperti apa yang ia katakan.

Semua hanya karena terasa canggung.

Dan aku rasanya kesal dengan keadaan canggung ini.

Orang ini 2 tahun berada dalam kehidupanku berada dalam situasi seperti ini, tak perlu kukatakan kalau itu sulit kan?


Aku menghela nafasku, "Ini rumah sakit, jangan membuat keributan." Kataku yang entah hanya itu yang bisa kupikirkan saat ini selain melawan perkataannya tadi.

Daripada terlibat lebih jauh dan membuatku dengannya semakin terikat, aku lebih baik menghindar. Aku benci keadaan yang rumit dan itulah mengapa aku tak menyukai hubungan kami selama ini yang begitu complicated. Aku tak suka mengambil resiko dan aku tak suka berada dalam keadaan tertekan ya walaupun kalian tahu kalau cinta memang tak bisa berbohong.

Keadaan membuatku lelah.

Lelah dengan hubungan kami dan juga dirinya.

"Tunggu disini, Ibuku ada di dalam. Aku tahu kau tak ingin bertemu dengannya." Ucapnya dingin sebelum akhirnya berlalu meninggalkanku berjalan melewati lorong menuju ruangan Ga Young.

Hangat.

Entah terasa hangat kata-katanya itu.

Dingin.


Mungkin kata-katanya dingin tapi yang kutangkap adalah makna di setiap perkataannya. Aku bolehkan berpikir kalau dia mengerti diriku yang tak mampu bertemu dengan Ibunya?

Hal sekecil ini merunyamkan hatiku.

Sialan.











To be continued




Baca doang sih gampang tapi ga kasian sama yang nulis?




Yuk minimal vote bagus juga kalo sempetin comment :))

Thank u buat kalian yang udah sempetin baca, vote dan comment ^^




By Siechra (2018)





Heart Persecutor || Kim Min GyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang