#28

2.8K 618 35
                                    


Mari budayakan vote dulu sebelum baca ^^

Happy reading~









"Kau tak perlu menjemput kami seperti ini Seung Cheol, kau membuat dirimu kerepotan.."

"Kalian benar-benar berlebihan, aku senang melakukannya dan aku tak merasa kerepotan Hye Jeong noona."

"Noona?"

"Hahahaha.. tak ada salahnya kan aku kembali menganggapmu sebagai noona-ku? Kau saja memanggil Ayahku dengan sebutan Ayah seperti dulu.."

"Lalu apa kau akan mencoba memanggil ibuku dengan sebutan Ibu?"

"Boleh juga idemu"

Obrolan ringan di antaraku dan Seung Cheol yang sedang dalam perjalanan menuju kembali ke kota mengikis kebosanan serta mengisi waktu yang akan kami tempuh selama hampir 4 jam dengan mobil. Kami mungkin hanya berdua di mobil Seung Cheol tapi percayalah kami kembali tak hanya berdua melainkan ber-4. 

Aku berdua dengan Seung Cheol di mobilnya sedangkan Min Ki dan Ibu berada dalam mobil kami berjalan beriringan di belakang mobil Seung Cheol.

Mengingat Min Ki yang akan memulai kegiatan perkuliahannya, aku yang tak bisa terlalu larut berlama-lama meninggalkan Coffe shop dan Ibu kami yang tak kami izinkan untuk tinggal sendirian di desa membuat kami harus membawanya untuk tinggal bersama kami. Bagaimanapun aku dan Min Ki menyayangi Ibu kami, kami takkan meninggalkannya sendirian karena itu hanya membuat kami semakin khawatir di usianya yang sudah tidak muda lagi.

Seung Cheol menjemput kami tadi malam dan pagi ini ia kembali ke kota bersama kami, ia menjemput kami tanpa sepengetahuan kami hanya saja tiba-tiba malam tadi Ayahnya menelepon kami dan mengatakan akan ada yang menjemput kami untuk membantu kepindahan kami.

 Ya, belakangan ini kami sering berhubungan lagi dengan keluarga mereka. Ayah begitu memperhatikan kami dan Seung Cheol mulai tak membahas hal buruk yang terjadi di antara kami.

Tak hanya sampai situ saja, tempat yang akan kami tinggali nanti adalah apartemen milik Seung Cheol dimana ia sudah tak menempati tempat itu lagi dan memilih tinggal bersama Ayahnya. Tentu saja awalnya aku menolak hanya saja dia berdalih kalau tempat itu tak ditempati lagi olehnya dan ia banyak bekerja bersama Ayahnya jadi mau tak mau akan lebih baik kalau dia tinggal serumah dengan Ayahnya.

Aku yang keras kepala ini tak ingin menerimanya dengan cuma-cuma, karena aku tetap membayar uang sewa walaupun pada awalnya mereka menolak. Dengan ancaman aku mencari tempat lain akhirnya mereka menerima ya sedikit bersyukur karena harganya disamakan dengan harga sewa flat-ku dulu.

"Apa dia masih menghubungimu?" suara Seung Cheol yang sempat terdiam sejenak beberapa saat itu kini kembali membuka suaranya, menanyakan seseorang yang sudah cukup kami ketahui arah topik pembicaraan kami.

Kim Min Gyu.

"Seminggu yang lalu dia kabur. Kakaknya dan temannya mencari ke rumah kami."

"Lalu?" tanyanya penasaran.

"Tak lama setelah kakak dan temannya tiba, sorenya aku menemukan dia benar-benar kabur ke tempat kami. Tentu aku tak menerima begitu saja, aku menyerahkannya kepada kakaknya." Jawabku disertai sedikit dengusan sinis mengingat saat-saat itu.

"Dia benar-benar keras kepala." Cibir Seung Cheol.

"Ya, aku mulai tak menyukai ini semua. Dan aku terus memikirkan hal yang mengganjal ketika aku dan temannya membahas tentangnya...." Kugantungkan sedikit perkataanku, dan menghirup nafas yang terasa berat, "Dia menginginkanku karena ingin memilikiku atau dia menginginkanku karena mencintaiku?" lirihku tersenyum lalu memandang keluar jendela di sisiku.

Heart Persecutor || Kim Min GyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang