#16

4.1K 823 18
                                    

Mari vote dulu sebelum baca~
Happy reading ❤️













Sudah beberapa kali aku menatap undangan yang terletak manis di atas meja kerjaku. Masih belum bisa menerima jika perihal undangan itu akan benar terjadi.

5 hari lagi dia akan menjalani hubungan yang serius dengan wanita itu.

Membayangkan dia yang bersama wanita lain saja terasa miris apalagi membayangkan dia benar-benar bertunangan dan menikah dengannya.

Memikirkan itu semua pada akhirnya hanya membuatku memijat pelipisku.

"Sebegitunya kau memikirkannya?" suara seorang wanita terdengar dari ambang pintu ruang kerjaku.

Ia berjalan ke arahku dan menduduki tubuhnya di kursi tepat di hadapanku. 

Ga Young tadi menyuruhku beristirahat di ruanganku dan dia menyadari aku yang sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Dan berakhirlah aku di sini.

"Ada apa denganmu?"

Aku tersenyum miris, "Semua terasa semakin rumit. Aku masih memikirkannya, aku tak merelakannya tapi di lain sisi kebodohanku menerima seorang Choi Seung Cheol di sisiku." rutukku pada diriku sendiri yang jujur saja itu membuatku terbebani.

"Seung Cheol di sisimu? Maksudnya?"

Aku mengangguk, "dia kekasihku. Saat ini."

Ga Young melotot mendengarku, matanya menatapku jengah. Dia tak tahu soal ini sebelumnya, bahkan ini sudah hampir 3 hari setelah aku menerima Seung Cheol.

"Kau tak pernah bisa mengambil keputusan dengan benar." makinya kesal.

Aku tertawa miris mendengarnya. Aku mengakui makian Ga Young. Benar aku tak pernah bisa mengambil keputusan dengan baik sampai akhirnya aku menjerumuskan diriku dalam kesalahanku sendiri.

Aku tertawa tapi sungguh hatiku terasa panas memikirkan segalanya yang membebaniku. Matakupun mulai terasa panas, bulir-bulir mata mulai menyeruak menggumpal di mataku.

Aku selama ini tak pernah ingin terlihat menyedihkan tapi kenapa aku malah semenyedihkan ini sekarang?

Aku merundukan kepalaku dalam-dalam ketika buliran air mata yang dalam satu kedipan mataku itu menciptakan aliran air mata yang meluncur di pipiku.

Aku terisak merasakan sesak yang membebani dadaku.

Aku terlalu lemah untuk menghadapinya, aku tak bisa melakukan apapun selain menerima, tapi aku juga tak ingin melepaskan seorang yang masih sampai ini sangat aku cintai.

Aku tak sanggup mengubah semuanya, aku tak memiliki kekuatan untuk mengubahnya dan akhirnya aku malah berakhir seperti ini.

Menyerah dalam diam tanpa melakukan apapun.

Aku lebih menginginkan Min Gyu di sisiku.

Tapi apa yang aku lakukan sekarang?

Dengan bodohnya aku menerima seorang Choi Seung Cheol di sisiku dan yang kulakukan ini akan menyakitinya karena aku tak bisa memberikan apapun padanya.

Aku tak pernah baik-baik saja selama ini, karena aku hanya berpura-pura tegar tanpa bisa mengukur kekuatanku sendiri.

Aku memaksakan diriku sendiri.

Dan sekarang aku lelah, sangat lelah.

"Menangislah, aku tahu kau lelah." usapan lembut kurasakan di puncak kepalaku bersamaan dengan suara Ga Young.

"Aku mencintainya, tapi kenapa aku seperti ini?"

"Hye Jeong, percayalah satu hal. Sekalipun kau memilih jalan yang salah, Tuhan akan tetap membantumu untuk menemukan jalan keluarnya."

"Sekalipun jalan yang kau pilih salah, aku takkan pergi kemanapun. Jangan menyembunyikan apapun lagi sendirian dan jangan memaksakan diri. Kasihani dirimu sendiri."

Mendengar tutur kata Ga Young aku malah kembali menangis kencang, bahkan isakanku terdengar nyaring memenuhi ruanganku.

Aku tak bisa menghentikan tangisku, aku ingin melepaskan segalanya.















=====000=====

















"Hai, sudah lama tak bertemu"

"Hai Min Gyu"

Beginilah, bukan aku ataupun dia yang meminta tapi seorang Im Ga Young yang merencanakan semuanya dan ketika tiba restaurant 'K' aku tersadar ini bukan hanya ulah seorang Ga Young, tapi Jong Hyun juga.

Dia tak mengatakan apapun lagi sejak setibanya di hadapanku saat ini, ia sibuk mengaduk minumannya itu. Akupun juga tak mampu mengatakan apapun selain menyeruput hot chocolate di tanganku.

Sesekali aku melirik ke arah wajahnya yang sangat kurindukan itu, terdapat kantung mata di bawah matanya. Dia terlihat tak bersemangat hari ini.

Melihat tangannya yang sibuk mengaduk minumannya itu, tanganku rasanya sangat ingin menggenggamnya. Aku ingin menggenggam tangannya dan merengkuhnya.

Aku merindukannya.

Rasanya aku ingin menangis.

"Jadi 3 hari lagi ya" ucapku memecah keheningan.

Dia mendongakkan kepalanya, matanya itu menatap ke arahku walaupun aku tak menatap matanya tapi aku bisa melihat dari sudut mataku kalau ia memandangku.

Dia pasti tahu maksud dari perkataanku, dan aku malah melihat senyuman miris di sudut bibirnya itu.

"Aku marah padamu" katanya dengan nada yang tenang.

"Aku tahu itu" senyumku menanggapinya.

"Tapi aku merindukanmu"

Perkataannya sukses membuatku menatapnya dalam. Pandangannya padaku tak ia lepaskan, kami saling menatap dan aku melihat dirinya yang memandangku sedih.

Dan pada akhirnya, aku tak bisa menahan tangisku.

Aku menangis.

Kali ini aku menangis di hadapannya.

"Kenapa?" tanyaku tak mengerti dengan semua yang merumitkan ini.

"Ini menyiksaku. Aku merindukanmu.  Aku marah, tapi rasa rinduku benar-benar lebih mendominasi. Aku merindukanmu noona..." ucapnya lirih dan kini tangan kiriku menghangat ketika tangan Min Gyu menggenggam lalu mengelus punggung tanganku.

"Min Gyu..."

Di merundukkan kepalanya dalam-dalam, "Kenapa seperi ini..?" tanyanya.

"Min Gyu... Kau akan bersamanya, mungkin kita tak bisa bersama tapi kau harus tahu meskipun hubungan kita berakhir, sampai saat ini aku mencintaimu"

"Aku mengatakan ini, karena aku ingin melepaskan segalanya. Aku tak ingin ketika aku melepaskanmu, aku tak bisa tenang karena tak bisa menyelesaikan semuanya.."

Dia mendongakkan wajahnya lagi dan aku dapat melihat matanya yang memerah itu, dia menangis.

Dan aku merasa tersiksa melihatnya seperti ini.

Apa kami benar-benar berakhir seperti ini?












To be continued

Yuk, vote dan comment duluuuu~
Dudududdu thank u~ ❤️



By Siechra (2018)

Heart Persecutor || Kim Min GyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang