"Biasanya dia bareng sama gue keluar kelas." kata Sergio pasrah.

"Yaudah lah. Kan lo mau minta maaf sekarang. Siapatau dia maafin lo. Tenang ada gue. Sekalian gue mau kenalan sama dia." ucap Leo menenangkan.

"Jangan modus. Awas lo." ancam Sergio.

"Iya ih." balas Leo. "Yaudah yok." lanjutnya.

###

"Bisa bisanya , dia ngomong kayak gitu setelah dia baik baikin gue selama ini." ucap Ariel sambil melihat dirinya dari cermin toilet.

"Apa selama ini dia baik baikin gue karna ada maunya doang?"

"Tapi apa tujuan dia baik baikin gue?"

"Tapi gue yakin dia enggak kayak gitu."

"Tapi baru aja dia ngeledekin gue."

Tiba tiba pikiran Ariel mengarah kepada Angel.

"Apa dia beneran mau ngelindungin gue dari teror itu?"

"Apa dia serius?"

"Eh tapi seharusnya gue enggak percaya lagi sama dia. Dia udah bikin gue down dengan kata kata itu. Gue benci sama dia."

"Tapi gue sayang.."

Saat ini , Ariel dipenuhi dengan perasaan dilema. Apakah dia harus mempercayai Sergio lagi?

###

"Dimana sih dia?" tanya Leo.

"Gatau nih gue. Coba cari di kantin." jawab Sergio.

Mereka pun bergegas ke kantin dan berharap bahwa Ariel ada disana.

"Ariel please muncul. Gue mau minta maaf soal tadii. Gue beneran enggak bermaksud. Gue enggak mau hubungan kita jadi begini." ucap Sergio dalam hati.

"Pak , bakmie nya satu ya." ucap seseorang.

"Leo , tunggu." tiba tiba tangan Sergio menahan perut Leo dan tidak membiarkan dia jalan.

"Apasi lo." ucap Leo.

"Gue kayak kenal tuh suara." lalu Sergio menghadap ke arah belakang.

"Ariel.." ucap Sergio.

"Sergio , itu Ariel. Ayo samperin!" ujar Leo sambil menepuk bahu Sergio.

"Iya itu Ariel. Ayo samperin." balas Sergio.

Lalu mereka berjalan ke arah meja Ariel.

"Ariel , gue mau minta maaf soal yang tadi. Gue bener bener gak bermaksud buat ngeledek elo. Gue bener bener gak sadar gue ngomong kayak gitu." kata Sergio dengan wajah bersalah.

"Iya , Riel. Sergio bener bener enggak pengen semuanya jadi kayak gini." lanjut Leo.

"Plis maafin gue , Riel.." kata Sergio menunduk.

Ariel terlihat berpikir.

"Sergio , gue sebenernya emang enggak suka kalo lo ngomong kayak gitu ke gue karna kata kata itu udah bener bener nusuk gue. Tapi gue sadar , memang itulah keadaan gue sekarang. Gue enggak punya temen dan musuh gue emang banyak." kata Ariel sambil memegang bahu Sergio.

"Gue maafin lo kok.." lanjutnya sambil menatap mata Sergio yang indah itu.

"Lo serius?" raut wajah Sergio pun berganti ceria.

"Iya.." balas Ariel tersenyum.

"Yes! Gue dimaafin...!! Terima kasih , Tuhan...!! Leo , gue dimaafin...!!" Sergio menjerit.

"Selamat ya , Gio. Akhirnya lo dimaafin juga sama Ariel. Gue ikut seneng.." kata Leo sambil menepuk bahu Sergio.

"Makasih ya , Riel.." ucap Sergio sambil tersenyum.

"Iya , sama sama." balas Ariel.

"Oh iya , kenalin ini Leo sahabat gue." ucap Sergio sambil menunjuk Leo.

"Hai , gue Leo. Dan lo Ariel kan.." ujar Leo seraya melambaikan tangannya.

"Iya , gue Ariel. Kok lo bisa tau?" balas Ariel bingung.

"Jelas lah. Lo tau ga? Si Sergio ini sering banget nyeritain elo sama gue. Jadi ya gue tau lah. Hehe." Leo terkekeh.

"Serius? Dia cerita apa aja ke lo tentang gue?" jawab Ariel penasaran.

"Banyak.." balas Leo.

"Yang bagus bagus apa yang jelek jelek nih.." lanjut Ariel sambil melipat tangannya di depan dada dan tersenyum licik.

"Emm... Gimana nih , Gio. Ngasi tau ga?" ucap Leo yang membuat Ariel membuat kesimpulan.

"Oh jadi dia nyeritain gue ke elo yang jelek jelek? Oh oke." ucap Ariel tiba tiba sambil bergegas untuk pergi.

"Eh eh enggak. Woi Leo ngomong.." kata Sergio menahan Ariel untuk pergi.

"Haha.. Enggak kok , Riel. Gio nyeritain lo tentang yang bagus bagus kok. Tenang ajaa.." kata Leo sambil tertawa.

"Contohnya..?" ucap Ariel penasaran.

"Dia bilang lo cantik , terus lo baik , terus..." ucapan Leo terputus karena Sergio menutup mulutnya.

"Ud..udah udah yaa.. Udah ceritanya oke?" kata Sergio. "Lo enak tinggal ngomong , yang malu gue anjing.." bisik Sergio pada Leo.

"Oh jadi lo malu? Haha mau ngakak gue demi.." ucap Leo sambil tertawa.

"Leo..!! Brisik tau.." kata Sergio.

"Dia bilang lo cantik , baik , dan dia su.." lagi lagi ucapan Leo menggantung karna Sergio menutup mulutnya.

"Hehe... Jangan didengerin , Riel. Dia mah suka bohong.." ujar Sergio seraya terkekeh dan membuka mulut Leo.

"Dia suka sama lo..!" teriak Leo lalu kabur.

"LEO..! AWAS LO KALO KETEMU!!" seru Sergio mengancam.

"Dia beneran gak si?" tanya Ariel.

"Em..enggak.. Dia enggak beneran kok.." ucap Sergio. "Tentang gue nyeritain lo ke dia emang beneran dan gue nyeritain yang baik baik kok.." lanjut Sergio.

"Trus tentang yang lain itu?" tanya Ariel lagi.

"Duh mati gue.. Masa iya gue nembak dia sekarang? Kan belom waktunya." umpat Sergio dalam hati.

"Woi.." Ariel menyenggol Sergio.

"Eh..em.. Enggak.. Itu enggak beneran kok.." ucap Sergio.

"Gue penasaran. Tapi ah yaudalah.." ucap Ariel dalam hati.

"Yaudah , ke kelas yuk.." ajak Ariel.

"Lah , makanan lo?" tanya Sergio.

"Oh iya , aduh gue lupa.. Bentar ya.." jawab Ariel sambil menepuk jidatnya.

"Pak , pesenan saya yang tadi enggak jadi ya. Saya buru buru mau ke kelas.." seru Ariel ke penjual bakmie di kantin.

"Iya , neng gapapa.." balas penjual itu.

"Makasih ya , pak." ucap Ariel.

"Iya neng.." jawab penjual itu.

"Yaudah yuk.." kata Ariel pada Sergio.

"Yuk.." Sergio lalu memegang tangan Ariel menuju ke kelas. Namun Ariel tak sadar jika tangannya sedang digenggam oleh Sergio.

- Serriel -

HOHO! Haii! Gimana ceritanya? Dibalik Ariel yang jutek ternyata hatinya ramah ya gais. Sergio aja tergila gila uh sama dia.. 😌💞. Keep vote gais! 💞💞😘.




SerrielWhere stories live. Discover now