Serriel ~ 28

1.4K 42 0
                                    

Di perjalanan pulang , pikiran Sergio hanya tertuju pada Ariel. Dimana dia sekarang? Bagaimana kondisi Ariel sekarang? Mungkinkah Ariel baik baik saja? Atau malah sebaliknya?

"Ya Tuhan , tolong lindungi Ariel. Jangan biarkan dirinya terluka. Selamatkanlah dirinya , Tuhan."

Rasanya dunia Sergio seperti hilang sebagian.

Sesampainya di rumah , Pak Lucurent sudah menunggu di ruang depan.

"Kemana saja kamu?"

"Ariel diculik , pa." ucap Sergio lemas.

"Ariel diculik!? Sama siapa?! Kok bisa?! Kenapa kamu enggak jagain dia?!" seru Pak Lucurent.

Mendengar hal itu , Sergio kembali diselimuti rasa bersalah.

"Maaf , pah. Aku bakal cari dia. Aku udah janji sama Om Piternus buat cari Ariel sampai ketemu."

Pak Lucurent berdiri dan mendekati Sergio lalu merangkulnya.

"Sergio , dengerin papa! Kamu sudah menaruh tanggung jawab yang besar. Ini menyangkut masa depan kamu , Sergio. Carilah Ariel sampai ketemu. Jangan sampai Om Piternus kecewa sama kamu. Ya , Sergio?"

"Iya , pah. Aku akan nyari Ariel sampai ketemu. Aku ke kamar dulu ya? Aku mau bersihin diri."

Sergio lalu berjalan menuju lantai atas. Dia pun bergegas untuk membersihkan diri , setelah itu baru melacak keberadaan Ariel.

###

Seorang gadis yang berada di gudang sekolah , akhirnya membuka matanya.

"Gue dimana?"

Ariel memegangi kepalanya karena merasa pusing.

"Gue kenapa?"

Ariel memutuskan menenangkan diri sejenak sampai rasa pusing di kepalanya itu menghilang. Saat ini , dia benar benar tidak dapat berpikir.

Sekitar 5 menit , Ariel kembali normal. Matanya mulai menjelajahi ruangan tempat dirinya berada saat ini.

"Loh , ini kan di gudang!? Kenapa gue bisa ada disini?! Malah gelap lagi , Gue harus keluar dari sini!"

Ariel yang takut kegelapan , berusaha berjalan sampai di depan pintu gudang. Ketakutannya semakin memuncak ketika ada sekelebat bayangan yang lewat di depannya.

"Tolong! Tolong! Siapapun bukain pintunya! Tolong!" teriak Ariel seraya menepuk nepuk pintu gudang.

Tidak ada siapapun yang mendengarnya. Gudang terletak lumayan jauh dari pos satpam yang berada di depan gerbang sekolah.

Tiba tiba , sebuah kaleng kosong di meja dekat Ariel jatuh dengan sendirinya. Sontak , teriakan Ariel makin keras.

"Plis! Gue mohon siapapun yang ada di luar bukain pintu ini! Tolong!" seru Ariel.

Air mata Ariel mulai berkumpul dan sudah siap untuk meluncur ke pipi Ariel.

"Tolong! Gue mohon!"

Satu butir air mata , terjatuh dengan sempurna ke pipi Ariel.

"Sergio , lo dimana? Gue takut disini." ucap Ariel sambil menangis.

Ariel seperti mengingat sesuatu.

"Yaampun , gue kan ada hape , kenapa enggak gue pake sih?! Bego."

Ariel segera mengambil ponselnya dan segera menelpon Sergio.

"Sergio...Sergio..." Ariel mencari kontak Sergio di ponselnya. "Nah ini dia!"

"Angkat dong , plis.."

SerrielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang