Serriel ~ 58

1K 28 0
                                    

Sergio baru saja menyelesaikan kegiatan mandinya ketik nada dering ponselnya berbunyi nyaring. Tangannya masih bergerak mengeringkan rambutnya yang basah. Kalau saja Sergio tidak memiliki kerja sama dengannya, dia tidak akan menghentikan aktivitasnya yaitu mengeringkan rambut.

Diraihnya ponsel itu diatas tempat tidur.

"Kenapa? Mau minta kenalin sama temen gue?"

Terdengar suara kekehan disana.

"Bagus deh kalo lo masih inget akan hal itu, tapi bukan itu yang mau gue omongin."

"Terus?"

"Soal acara kampus, gue udah ijin sama Pak Alfa, lo boleh pake baju bebas nanti. Lo kan mau minta maaf, jadi kan?" Samuel memastikan.

"Menurut lo aja kalo gue bakal batalin ini semua. Kalo gue batalin ini semua, sama aja gue enggak minat sama masa depan."

Disana, Samuel tertawa.

"Kayaknya lo sayang banget ya sama Ariel?"

"Kalo gue enggak sayang, ngapain gue capek capek apalin lirik lagu yang susah banget diapal itu. Udah ya, gue enggak punya banyak waktu. Setengah jam lagi gue jalan ke kampus."

"Yaudah , siapin diri lo buat malem ini. Jangan sampe gagal. Inget , ini efeknya nyampe ke masa depan."

Ucapan Samuel benar juga. Saat ini, Sergio sedang berdebar. Pikirannya terbang jauh memikirkan jawaban Ariel nanti. Apakah Ariel masih mau memaafkannya setelah apa yang telah dia perbuat terhadap Ariel.

Sergio sampai lupa jika sambungan telepon masih saja berlangsung.

"Sergio, lo bengong?"

Langsung saja dirinya terkejut dan memutuskan sambungan telepon itu. Sekarang saatnya dia memilih busana yang cocok untuk datang ke acara kampus itu.

Setelah sekitar 15 menit lemari di kamar Sergio menjadi korban ke-dilema-annya, akhirnya Sergio menemukan outfit yang cocok menurutnya.

Pilihannya jatuh pada kaos berwarna hitam dengan potongan gambar ditengahnya berbentuk persegi, lalu dipadukan dengan jaket denim berwarna hitam pemberian papanya. Kakinya yang agak berotot itu dibalut dengan celana jeans hitam andalannya.

Semua pakaian telah terpakai sempurna ditubuhnya. Jari jari tangannya bergerak pandai menaikkan jambulnya keatas. Setelah menurutnya semua sudah selesai, dia beralih mengambil gitarnya yang bersandar di dinding pada ujung kamarnya lalu melangkah keluar dari kamarnya dengan penuh pengharapan.




###




Ariel sudah berada di depan auditorium sejak lima menit yang lalu. Matanya bergerak seperti mencari seseorang. Malam ini, Ariel datang dengan sentuhan make up yang tidak terlalu tebal. Tubuhnya dibalut dengan baju model sabrina berwarna putih dengan kerah yang tidak terlalu ketat di lehernya. Namun kali ini , Ariel menggunakan rok yang panjangnya melebihi lututnya sedikit dan agak mengembang berwarna hitam. Kakinya ditutup dengan high heels yang tidak terlalu tinggi sehingga tidak terlalu membuat Ariel pegal.

Rambut agak pirangnya digerai dan seperti biasa ikal di bawahnya. Kacamata berlensa bulat tanpa ukuran menjadi pilihannya untuk menambah hiasan. Sungguh! Ariel cantik sekali malam ini. Dia terlihat sangat feminim dengan outfit pilihannya malam ini.

"Hei, nyariin gue ya?" Seseorang menepuk pundak Ariel.

Ariel yang terkejut langsung menoleh.

"Kak Sam! Suka banget sih ngagetin gue!" Ariel memegangi dadanya.

SerrielWhere stories live. Discover now