Serriel ~ 61

1.1K 24 0
                                    

"Sam" panggil Sergio setelah membuka pintu ruangan yang bertuliskan nama Samuel dan jabatannya disana.

Samuel yang terlihat sedang mengetik sesuatu di layar laptop miliknya langsung menoleh ketika mendengar namanya terpanggil. "Yo?"

Sergio mendudukkan tubuhnya di sebuah sofa coklat yang terletak di dekat meja kerja milik Samuel. "Gue mau nanya."

Samuel mengernyit. "Nanya? Soal apa?"

"Kok disini udah belajar aja? Di kampus yang lain bahkan belum ospek."

Samuel berdiri dan berjalan mendekati sebuah rak dimana cowok itu biasa menyimpan dokumen dokumen tentang kampus dan juga data data mahasiswa disana. Bisa dibilang Samuel juga dipercaya menjadi tata usaha disana.

"Gue juga enggak paham sebenarnya sama kampus ini. Udah sekitar satu tahun-an gue disini tapi gua juga bingung kenapa kampus ini lebih cepat mulai kuliah."

Cowok itu kembali pada meja kerjanya dengan membawa sebuah file berwarna hijau ditangannya.

"Semua mahasiswa yang masuk ke kampus ini juga... ya... bingung sama konsep disini. Sama kayak lo sekarang. Jadi, ya udah, nikmatin aja."

"Aneh." ucap Sergio.

"Emang aneh." ujar Samuel setelah menekan tombol enter di keyboard laptop-nya. "Dari nama kampus ini aja udah aneh. Mettala. Coba lo googling, ada gak artikel yang menjelaskan arti kata Mettala?"

Sergio segera membuka ponselnya dan membuka aplikasi pencarian pintar dan mengetikkan nama kampusnya kolom yang bertuliskan 'search'. Beberapa artikel sudah dia buka dan tak ada satupun artikel yang menjelaskan makna kata Mettala.

"Iya, bener, enggak ada yang ngejelasin Mettala. Malah google bilang gue yang salah ketik."

"Makanya, aneh kan. Tapi keren juga sih nama ini kampus 'Mettala'. Dari mana gitu mereka dapet itu nama."

Sergio menghela nafas di tempatnya. "Yaudalah, gue mau nemuin Ariel dulu. Kasihan dia udah nunggu, gue duluan." pamit Sergio.

"Yoo! Jangan lupa tutup pintu!"

"Iye!" ucap Sergio lalu menutup pintu ruangan itu.

Sergio masih saja bingung akan kampus ini. Bagaimana bisa orang tuanya memasukkan dirinya dan Ariel kedalam kampus ini? Yang jelas jelas sangat berbeda dengan kampus yang lainnya.

"Aneh." ucapnya dalam hati.




###




Malam itu, Leo terlihat sangat bosan. Saat ini, dia sedang berbaring di atas kasur kesayangannya itu. Mama-nya sedang pergi. Sedangkan Papa-nya, masih di Swiss untuk mengurusi pekerjaannya disana.

Cowok itu mengguling-gulingkan tubuhnya diatas tempat tidur sedari tadi. Tidak ada kegiatan yang dapat menghilangkan kebosanannya. Bahkan dirinya hanya membuka ponsel lalu mematikannya lagi setelah itu karena bingung harus membuka apa disana.

Lalu sebuah ide terbesit dipikirannya. Kebetulan sudah lama juga dirinya tidak melihat itu. Cowok itu membuka kontaknya lalu mencari sebuah kontak yang bertuliskan sebuah nama disana. Leo berniat melakukan panggilan dengan orang itu. Ditekannya tombol panggil dan tak lama kemudian sebuah wajah cantik nan mempesona muncul disana.

"Hai, Ngel!" sapa Leo.

Terbentuk sebuah senyuman di bibirnya dan menyebabkan lesung di pipinya itu terlihat, namun sangat kecil dan hampir tidak terlihat jika untuk orang yang tidak jeli melihatnya.

"Hey!" balas Angel dengan senyum yang tidak kalah lebar.

"Gimana kabar lo?"

Baik, lo gimana? Sekarang di Indo kan lo?

SerrielWhere stories live. Discover now