Serriel ~ 11

2.6K 90 0
                                    

Malam itu , Ariel dan keluarganya berkumpul di ruang keluarga setelah makan malam bersama.

"Ariel , gimana sekolahnya? Udah ketemu sama orang yang papa maksud?" tanya Pak Piternus.

"Udah , pa. Kok papa sebelumnya enggak bilang dulu sih sama Ariel?! Kenapa mendadak coba , pa. Kan Ariel gak mau ketemu sama Sergio." gerutu Ariel.

"Justru itu , kalau dari sebelumnya papa bilang sama kamu , kamu pasti nolak. Sedangkan om Lucurent udah minta papa buat kasih tau kamu untuk nemenin Sergio keliling sekolah. Mana mungkin papa nolak." balas Pak Piternus panjang lebar.

"Ya harusnya kan papa bilang dulu sama Ariel , nanya baik baik. Siapa tahu kan Ariel mau nurutin papa." ucap Ariel.

"Iya deh , lain kali papa minta persetujuan kamu dulu deh sebelum ngelakuin sesuatu yang bersangkutan sama kamu. Maaf ya , Ariel." Pak Piternus meminta maaf pada Ariel.

"Iya , pa." ucap Ariel. "Yaudah deh , pa. Ariel ngantuk mau tidur. Duluan ya , pa , ma. Selamat malam semua." lanjutnya kemudian masuk ke dalam kamar.

"Yang nyenyak ya , Ariel." ucap bu Irene sebelum Ariel masuk ke dalam kamar.

"Iya , ma." balas Ariel.

Seperti biasanya , Ariel kemudian membuka benda pipih berwarna rose gold yang tergeletak di atas kasurnya. Tiba tiba ada sebuah pesan masuk.

LINE
Pesan baru telah diterima.

Ariel yang melihat notifikasi itu pun membuka pesannya.

Sergio Lucurent : malam , Ariel :)

Terkejut. Itulah yang dirasakan Ariel saat ini. Bagaimana tidak , dia tak pernah menyangka Sergio benar benar menchat Ariel. Ariel segera membalas pesan Sergio.

Ariel Piternus : ngapain lo chat gue? Ganggu aja lo.

Tak berselang lama , Sergio pun membalasnya.

Sergio Lucurent : galak amat sih lo. Cepet tua loh entar. Nanti cantiknya ilang.

Ariel yang membaca isi pesan dari Sergio merasa kaget. Rona merah pun muncul perlahan di pipi Ariel.

"Apaan sih ni cowo. Salting kan gue jadinya." Ariel berbicara dalam hati. Namun dia tak berani membalasnya.

Tiba tiba ada sebuah pesan baru lagi yang masuk ke handphone Ariel.

Angel Marvelius : heh cewe jutek , kalo lo berani , keluar dari rumah lo sekarang juga. Tapi kalo lo cupu , ya gausah.

Sebenarnya , Ariel tidak memikirkan pesan dari Angel tetapi Ariel juga tidak ingin dibilang cupu. Terpaksa Ariel keluar dari kamarnya untuk menuju ke depan rumah.

Tetapi sebelum itu , Sergio mengirimkan lagi sebuah pesan untuk Ariel.

Sergio Lucurent : jangan salting dulu , bales dulu chat dari gue.

Ariel ingin sekali memberitahu pesan Angel tadi.

"Gue pengen deh ngasi tau dia tentang chat dari Angel tadi , cuman nanti dianya malah kepedean lagi. Merasa dia tuh pahlawan karna nolongin gue. Tapi gue butuh dia sekarang." Ariel berbicara dalam hati.

Ariel Piternus : siapa sih yang salting. Gajelas lo. Udah ya gue ada urusan. Bai.

Tanpa harus menunggu lama , Sergio sudah membalas pesan Ariel.

Sergio Lucurent : urusan apa? Lo sendirian? Gue temenin ya? Lo dimana? Mau gue jemput?

Ariel Piternus : ih paansi lo. Gue bisa sendiri kali gausah dijemput.

Sergio Lucurent : nanti kalo lo ketemu sama Angel gimana? Kan gue udah bilang kalo gue bakal lindungin lo dari apapun.

Sungguh Ariel sangat senang melihat balasan Sergio. Dia ingin menangis sekarang juga. Baru kali ini dia melihat ketulusan dari seorang laki laki. Tapi apa daya , dia tidak bisa menunjukkan perasaannya sekarang. Belum tepat waktunya.

Sergio Lucurent : Riel?

Ariel Piternus : udah ah gue mau pergi. Nanti telat.

Sergio Lucurent : yaudah tapi kalo ada apa apa langsung telepon gue. Gue bakal ada disana saat itu juga. Inget ya , Riel. Jaga diri lo. Gue gamau lo kenapa kenapa.

Hati Ariel serasa mencair saat itu juga.

Ariel Piternus : iya.

Ariel membalas pesan itu singkat dan dia langsung keluar dari rumahnya untuk menemui Angel.

###

"Gue udah chat si jutek itu. Dan sekarang lo jalanin tugas lo." ucap Angel kepada temannya.

"Siap. Yaudah gue pergi dulu." jawab temannya.

"Hati hati , jangan ampe ketauan sama Ariel." ucap Angel.

"Iya ih. Bawel lo." balas temannya lalu pergi.

Angel tersenyum licik dan berkata.

"Rasain lo , Riel. Makanya jangan macem macem sama Angel."

"Yaudah , yuk kita pergi." ajak Angel pada teman temannya yang sedari tadi bersembunyi di belakang gerbang rumah Ariel.

###

"Apaan sih si Angel. Gajelas banget. Nyuruh gue keluar tapi gaada apa apa. Nyesel gue keluar kalo gini mah." gerutu Ariel sambil berkacak pinggang.

Ariel baru saja ingin masuk ke dalam rumahnya dan tiba tiba saja ia merasa ada yang lewat di belakangnya. Reflek Ariel menengok ke belakang.

"Gaada siapa siapa." ucap Ariel sambil menengok ke kanan dan ke kiri. "Perasaan gue aja kali ya." lanjutnya sambil meraba leher bagian belakangnya. Ariel pun berjalan ke dalam rumahnya dan tiba tiba seseorang menyekap mulut Ariel dan membuatnya susah berbicara.

"Lepasin! Siapa sih lo?!" teriak Ariel.

"Diem lo atau gue bakal ngebunuh lo sekarang juga!" teriak orang itu lebih keras.

"Lepasin gue sekarang!" Ariel memberontak sambil menggeliat karena berusaha melepaskan lengannya dari orang itu.

"GUE BILANG DIEM!" bentak orang itu yang berhasil membuat Ariel diam.

Ariel berpikir keras agar menemukan cara untuk membebaskan diri. Sebuah ide pun melintas di dalam otak Ariel.

"Gue tendang aja dia." gumam Ariel. Kaki Ariel pun mulai menyiapkan tenaga untuk menendang betis orang itu.

BRUK.

"Awh.. Berani beraninya lo nendang gue!" bentak orang itu. "Awas lo , Riel. Tunggu gue dateng lagi kesini. Gue jamin lo gabakal selamat!" orang itu mengancam Ariel.

"Aduh , akhirnya dia pergi juga. Hampir aja gue kebunuh tadi. Untung gue pinter." ucap Ariel sambil memegang dadanya yang berdegup kencang. Tangan Ariel sempat luka karna tercakar oleh orang itu.

"Sebenernya dia siapa sih? Apa tujuan dia kesini?" pikir Ariel. "Apa jangan jangan dia suruhannya Angel? Atau dia Angel?" Ariel bertanya tanya.

Ariel pun masuk kedalam rumahnya. Beruntunglah orang tuanya sudah tertidur jadi tak ada yang tahu apa yang telah terjadi pada Ariel.

"Aduh tangan gue perih." Ariel meringis sambil memegang tangannya yang luka.

Ariel pun segera mengambil obat merah dan membalutnya dengan plester. Tiba tiba pikiran Ariel mengarah kepada Sergio.

"Gue ngasi tau Sergio gak ya tentang hal tadi?" Ariel bingung. "Tapi kan dia bilang kalo ada apa apa suruh nelpon dia." lanjutnya. "Ah gausah deh , lagian gue gapapa kok."

HOAM....

Ariel mulai mengantuk.

"Gue ngantuk. Tidur deh gue." ucap Ariel lalu tertidur.




- Serriel -







Holaa! Maaf ya gais kalo up nya lama hehe. Sekali up malah pendek. Aku emang lagi banyak ujian jadinya agak lama deh up nya. Sekali lagi maaf ya gais :( aku bakalan berusaha biar bisa panjang ceritanya kok. KITA LANJUT YAA! KUY💕. KEEP VOTE YA GAIS😘

SerrielWhere stories live. Discover now