Serriel ~ 36

1.1K 42 0
                                    

Puncak. Tempat favorit Ariel untuk berlibur. Selain dingin , udaranya juga bersih dan pemandangannya sangat indah , jarang ditemui di kota.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari kota , keluarga Lucurent dan Piternus pun sampai di puncak.

Ariel yang sangat menyukai tempat ini , langsung mengeluarkan ponsel dari kantong celana miliknya dan segera memotret pemandangan di sekitarnya.

Sergio memandang Ariel. Bingung.

"Ariel , ini kan masih gelap. Belum terang. Kamu foto apanya gelap gitu?"

Ariel yang sedang mengecek hasil fotonya langsung menoleh ke Sergio.

"Ya gapapa. Itu kan ada cahaya cahaya kecil gitu. Lucu tau!" ucap Ariel menunjuk ke arah cahaya cahaya kecil di gunung.

Sergio menghembuskan nafas. "Iya deh , suka suka kamu. Yang penting kamu seneng." Sergio mengusap puncak kepala Ariel dan tersenyum.

Ariel terkekeh.

Ada sekitar 10 sampai 15 foto pemandangan yang telah ia foto. Setelah itu , Ariel segera mengambil kopernya untuk dibawa masuk kedalam villa.

Mereka akan berada di puncak selama satu minggu. Ariel yang sangat menyukai puncak , sangat senang. Namun tidak dengan Sergio. Dirinya tidak begitu menyukai puncak. Entah kenapa.

"Kok kamu biasa aja? Pas tadi pagi kamu telpon aku kayaknya kamu seneng banget. Kenapa sekarang kamu malah biasa aja?" tanya Ariel.

"Aku seneng karena aku bisa jalan jalan sama kamu bukan karna aku suka puncak." jawab Sergio.

"Emang kamu enggak suka puncak?"

"Bukan enggak suka. Enggak begitu suka. Aku juga bingung , kenapa bisa begitu. Yang jelas , dari dulu tuh , aku kalo diajak ke puncak ya biasa aja. Enggak seneng seneng amat." jelas Sergio.

Ariel mengangguk.

Saat ini mereka sedang berada di luar villa. Udara sangat dingin.

"Masuk yuk , Riel. Diluar dingin banget. Nanti kamu masuk angin." ajak Sergio.

Ariel menolak. "Kamu dulu aja. Aku masih mau nikmatin udara dingin ini." ucap Ariel seraya menghirup udara.

"Nanti kamu masuk angin."

"Enggak bakal. Lagian kan aku pake jaket. Tenang aja , enggak akan masuk angin kok." elak Ariel.

"Enggak ya , Riel. Lagian besok pagi masih bisa kok. Malah lebih indah , bisa liat gunung. Kalo sekarang , gabisa liat apa apa." ucap Sergio

"Ta---"

"Ariel , dengerin aku." sela Sergio.

"Aku gamau kamu masuk angin karna terlalu hirup banyak angin disini. Lagian disini tuh dingin , Riel."

Ariel diam.

"Sekarang , ikut aku masuk , oke? Kamu belum makan kan? Aku buatin mie instan buat kamu nanti. Sekarang masuk. Ayo!" Sergio menarik tangan Ariel.

Ariel hanya terdiam melihat perlakuan Sergio.

"Kamu tunggu disini. Aku mau buatin mie instan buat kamu."

Ariel mengangguk dan tersenyum jahil.

"Sergio!"

Sergio menoleh. "Apa?"

"Pake telor ya! Setengah mateng!"

"Iya." Sergio kembali berbalik.

"Sergio!" panggil Ariel lagi.

SerrielWhere stories live. Discover now