Serriel ~ 55

877 32 0
                                    

Setelah kejadian yang mungkin dianggap paling mengerikan baginya, Ariel agak menjaga jarak dari Sergio. Jujur saja, Ariel masih sangat menyayangi Sergio dan tidak ingin melepaskannya secepat ini. Namun tetap saja. Sergio telah membuat Ariel merasa kecewa karena kelakuannya. Ariel memutuskan untuk menjauhi Sergio terlebih dahulu meskipun berat.

"Hai, Ariel!"

Ariel yang baru saja keluar dari ruang kelasnya itu menoleh.

"Hai, Sam!"

Samuel terlihat menengok ke belakang Ariel. Matanya mengarah pada seorang laki laki paruh baya dengan kacamata yang menggantung dikepalanya yang sedang merapikan buku bukunya saat ini.

"Gimana? Enak gak sama tuh dosen?"

Ariel menghela nafas seraya mengeratkan pelukan bukunya.

"So far so good sih. Enggak ngebosenin banget. Mungkin belom aja."

Samuel tersenyum.

"Nih ya, gue kasih tau. Itu dosen paling ngebosenin sepanjang sejarah kampus ini. Kalau lagi ngajar, beh..." Samuel menepuk kedua tangannya.

"Kenapa?" tanya Ariel.

"Pas masuk kelas, mata gue masih penuh tuh watt - nya. Terus pas itu dosen menginjakkan kakinya kedalem kelas, mata gue mendadak jadi 0,1 watt , anjir!"

Ariel tertawa. "Bisa aja lo! Emang se-ngebosenin itu apa?"

"Iya. Bahkan mata gue aja nolak buat ngeliat itu dosen."

Keduanya sedang tertawa ketika sebuah deheman terdengar jelas di kedua telinga mereka. Reflek, keduanya menoleh.

"Kalian sedang apa disini?"

"Eh... ada Pak Alfa....Emm.... Kita disini lagi.... Ngobrol, Pak...." jawab Samuel lalu menyenggol Ariel.

Ariel yang sudah paham apa yang harus ia lakukan pun menjawab.

"Em.... Iya, Pak. Kita lagi ngobrol disini." Ariel tersenyum.

"Kalian baru kenal?"

Keduanya mengangguk.

"Sudah dekat saja. Kalian ada hubungan ya?" ledek Pak Alfa seraya menaikkan kacamatanya yang melorot.

"Enggak, Pak!" ucap keduanya berbarengan.

"Terus kok udah deket aja?"

"Hmm.... Kan sesama manusia harus saling bersosialisasi, harus cepet adaptasi dilingkungan baru. Makanya saya sama Ariel udah deket aja. Iyakan, Riel?" Samuel menoleh ke Ariel.

"Ehmmm..." Ariel mengangguk dan tersenyum.

"Yaudah ya, Pak. Bapak kan baru selesai ngajar, Bapak pasti laper kan. Nah kita juga udah laper. Kita duluan ke kantin, ya... Permisi, Pak!"

Samuel menarik tangan Ariel pergi ke kantin. Pak Alfa yang masih berdiri didepan ruang kelas, hanya menggelengkan kepala sambil membenarkan posisi kacamatanya di kepala. "Dasar anak muda. Alasannya berlimpah."


###



Suasana malam yang tenang dan penuh bintang serta dilengkapi satu bulan purnama yang penuh berhasil memancing Ariel untuk melakukan kegiatan favoritnya. Cewek itu pun meraih ponselnya yang tergeletak diatas kasur dan membuka laci meja disamping tempat tidurnya untuk mengambil earphone miliknya.

Ariel melangkah menuju jendela kamarnya. Dia terduduk disana. Matanya menatap keluar jendela dan objek yang dipilihnya adalah langit malam. Ditatapnya langit itu dalam.

SerrielWhere stories live. Discover now