Serriel ~ 49

728 22 2
                                    

"Sayangnya disini enggak ada eskrim. Jadi kamu enggak akan bisa makan eskrim tiga hari ini." ucap Sergio seraya mencolek hidung mancung Ariel dan tersenyum.

Ariel menekuk bibirnya.

"Kangen eskrim ya?" tanya Sergio.

Ariel mengangguk.

Sergio tersenyum. Kedua tangannya memutar tubuh Ariel menghadapnya lalu setelah itu berganti melebarkan kedua bibir Ariel.

Ariel berdecak risih.

"Jangan cemberut. Kamu tau enggak? Kalau kamu cemberut , cahaya kamu jadi redup. Apalagi kalau kamu nangis."

Ariel mengangkat satu alisnya.

"Maksud kamu?"

"Kalau hujan , apakah bintang akan tetap bersinar?"

Ariel menggeleng.

"Nah. Sama juga kayak kamu kalau sedih atau cemberut atau nangis. Kalau kamu cemberut , bagaikan langit mendung. Kalau langit mendung , cahaya bintang jadi redup kan? Kalau kamu nangis , sama aja kayak hujan. Cahaya bintang akan menghilang sepenuhnya. Nanti kalau kamu cemberut terus , siapa yang akan nyinarin aku? Siapa yang akan temenin aku?"

Pipi Ariel memerah. Senyum kecilnya muncul dan tertangkap sangat jelas oleh Sergio. Seketika jantungnya berpesta. Entah jantungnya masih saja berpesta ketika Ariel mengeluarkan senyuman kecilnya pada Sergio.

"Jantung aku lagi pesta nih." ucap Sergio.

Ariel terdiam sejenak. Beberapa detik kemudian , dirinya mulai mengerti makna ucapan Sergio.

"Pesta? Mau ikutan dong! Pesta dimana? Tiketnya masih ada kan? Dresscode nya apa? Rame enggak? Ada berapa orang disana? Ih pasti seru deh!"

Ariel sangat bahagia layaknya seseorang yang mendapatkan keinginannya. Sergio hanya terdiam menatapnya.

"Kamu kenapa sih?" ucap Sergio seraya memegang kening Ariel. "Enggak panas."

"Emang siapa yang panas?"

"Kamu."

"Orang aku enggak panas. Yee.." Ariel menahan tawanya.

Sergio menghembuskan nafasnya.

"Yaudah. Ini udah sore. Kamu siap siap bersihin diri aja. Aku juga mau mandi. Nanti kalau udah selesai , kesini lagi aja."

Ariel menoleh ke sembarang tempat.

"Iya nih. Aku udah gak tahan mau mandi. Tapi aku takut ke kamar mandi sendirian. Takut nyasar." Ariel memelas.

Sergio memiringkan mulutnya.

"Yaudah , aku temenin kamu ke kamar mandi. Kamu ambil perlengkapan kamu dulu sana. Aku tunggu disini."

"Kamu katanya mau mandi juga?"

Sergio mengangguk. "Iya."

"Terus kenapa enggak sekalian aja kamu ambil baju kamu?"

"Nanti aja. Aku temenin kamu dulu ke kamar mandi. Nanti aku tungguin kamu sampai selesai mandi , lalu aku anter kamu ke tenda habis itu baru aku mandi."

Ariel membulat. "Kamu yakin?"

Sergio menjawab dengan penuh keyakinan.

"Iya. Aku enggak mau kamu nyasar dan enggak balik balik." ucapnya lalu tersenyum.

"Tapi..... "

Jari telunjuk Sergio bergerak menyentuh bibir Ariel. Membuat Ariel diam.

"Jangam banyak nanya. Udah keburu malam. Nanti kamu bisa masuk angin. Nanti malam dingin soalnya. Buruan ambil baju kamu."

SerrielWhere stories live. Discover now