Epilog

37K 660 13
                                    

Hai readers lama gak ketemu ya kita, cailah haha... oke setelah sekian lama menunggu akhirnya aku bisa kasih bagian terakhir dari cerita RiAna. Maaf kan aku yang membutuhkan waktu lumayan lama untuk update bagian epilog. Ya udh dari pada kelamaan boleh langsung baca aja sekarang.
.
.
.

Oh ya, di akhir ada sedikit pengumuman dari aku tentang cerita baru yg mau aku garap. Jadi note di bawah tolong di baca sampe abis dan tolong komen kalian pilih yg mana ya??? Aku tungguin loh :D

But don't forget to vote dan commentnya aku akan sangat berterima kasih *kiss..kiss* :*

Diana Pov

Aku sedang menatap dan menepuk-nepuk pelan punggung anakku yang baru saja terlelap sekitar 10 menit yang lalu. Seorang bayi yang menurutku sangat cantik dan menggemaskan, bahkan membuat Ricard selalu ingin mencubit pipi kecilnya, kapanpun ada kesempatan. Namanya adalah Riana Claretta Baskoro, yang artinya sendiri adalah Riana merupakan singkatan dari namaku dan Ricard, Claretta berkilau, dan Baskoro sendiri seperti kalian tahu adalah nama keluarga Ricard dan kalian bisa memanggilnya Claretta.

Kulitnya putih, matanya abu-abu seperti Ricard dan alisnyapun tebal mengikuti ayahnya, secara keselurahan putri kami lebih banyak mewarisi gen ayahnya ketimbang diriku. Yang sama denganku hanyalah bentuk mata serta bulu matanya yang lentik. Tepat hari ini usianya 3 bulan -27 Maret 2019- ya, masa dimana seorang bayi sedang rutin-rutinnya menangis dan menangis tengah malam, namun yang aku suka adalah Claretta sudah mampu merespon, dia kadang tersenyum atau menangis ketika sedang ku ajak bermain.

Sementara kegiatan ku sekarang adalah menjadi ibu rumah tangga dan sesekali mengunjungi butik yang aku dirikan bersama kedua sahabatku. Untuk perusahaan papa, aku sudah tidak bekerja lagi disana semenjak aku hamil. Ricard sangat melarangku bekerja terlalu berlebihan, lagi pula katanya kewajiban mencari nafkah adalah tugas seorang suami. Toh, semenjak menikah pun perusahaan papa sudah diserahkan kepada Ricard untuk di kelola.

Namun, jika kalian pikir kehidupan ku pasca menikah berjalan mulus maka jawabannya tidak. Aku mendapatkan Claretta setelah umur pernikahan kami menginjak 6 bulan yang aku akui sempat membuatku takut dan dirundung banyak pikiran-pikiran negatif. Padahal ketika kami mengunjumgi dokter, dokter meyakinkan bahwa aku dan Ricard tidak ada masalah dan dinyatakan subur.

Flashback

Ricard memegang tanganku dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya memegang stir"sayang, hei it's ok... ini bukan masalah besar. Mungkin ini hanya masalah waktu saja, lagi pula ini baru tiga bulan setelah kita menikah, bukan? Tidak usah terburu-buru, kita nikmati waktu yang kita punya." kata Ricard memecah keheningan disaat kami dalam perjalanan pulang sehabis melakukan pengecekan ke dokter.

Aku menghembuskan nafas frustasi, menatap wajahnya dari samping "aku tahu Ricard, aku tahu ini mungkin masih sangat dini, tapi...tapi aku ingin segera melengkapi kebahagian ini dengan hadirnya seorang malaikat kecil di tengah-tengah kita," suaraku mulai bergetar, menahan tangis.

Menyadari suaraku yang berubah, Ricard mengok ke arahku dan tak lama menepikan mobilnya. "shhtt... Ana, aku tidak masalah kapan malaikat itu akan hadir diantara kita yang terpenting adalah kau sehat. Kau tahukan, aku sangat mencintaimu." Lalu menarikku dalam pelukannya, "bisa kita pulang sekarang?" tanyanya yang masih mengelus kepala ku, dan aku mengangguk.

3 bulan kemudian...

Ricard, menggantungkan sendoknya yang berisi nasi goreng, "sayang, apa kau sakit? Kau terlihat sedikit pucat dari biasanya, ada apa?" tanyanya saat aku sedang menamaninya sarapan sebelum ke kantor. Sementara aku sendiri tidak memakan apapun.

Love My C.E.O !!! (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang