## 27 Waived

18.7K 742 21
                                    


Yeay update lagi \^o^/ udah 50 vote ya ternyata, waaah daebak!! jarang – jarang dalam sebulan aku bisa update 2 kali gimana kalau kita syukuran? hahaha

Eh gading becanda. Syukurannya kita ganti aja dengan terus dukung cerita ini hehe.

---

Author Pov

Sudah sepuluh menit Meica dan Ricard duduk berhadapan tapi hingga saat ini Meica masih diam seperti sedang memikirkan sesuatu. "sebenarnya ada apa Ca?" Tanya Ricard, tapi Meica masih diam sesekali dia memerhatikan Ricard lalu membuang nafas, memerhatikan Ricard lagi lalu menatap kosong kesekitar. "Meica... ada apa?"

Meica mengepalkan tangannya mencoba untuk mengumpulkan keberanian "hei Ricard boleh aku bertanya sesuatu pada mu?"

"sure, please..." jawab Ricard yang bingung melihat Meica malam ini.

Meica tersenyum samar pada Ricard, meneliti wajah pria yang selama ini dia damba "berapa lama kita sudah saling mengenal?"

"mungkin sekitar 4 atau 5 tahun aku tidak terlalu memerhatikan"

Meica mengangguk mengerti melanjutkan pertanyaannya "lalu... kamu melihat ku bagaimana?"

Pertanyaan Meica membuat Ricard semakin tidak mengerti dan bingung "kamu teman baik ku, selama ini aku jarang mempunyai teman seorang wanita, kamu hebat. Kamu juga wanita yang mandiri, cantik dan cerdas. Saat kamu bekerja kamu menjadi orang tegas tapi saat kamu melihat orang lain kesusahan kamu menjadi orang yang sangat baik."

Meica tersenyum masam saat mendengar bahwa Ricard menganggapnya hanya teman baik, "aaa... teman baik ya, hei Ricard apa kamu ingat saat kita dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk menjenguk Diana? Kamu bertanya kenapa aku hingga sekarang masih saja sendiri"

"ya aku ingat, dan kamu menjawab sedang menunggu seseorang" kata Ricard memotong perkataan Meica.

"kamu benar, aku sedang menunggu seseorang tapi sepertinya aku tidak bisa menunggunya lagi" kening Ricard mengkerut mendengarnya, sepertinya dia tahu kemana arah pembicaraan ini namun Ricard tetap diam dan mendengarkan. "bagaimana jika aku katakan bahwa orang yang ku tunggu itu, adalah kamu?" wajah Meica sekarang terlihat tidak terlalu yakin dengan apa yang baru dia katakana.

Ricard tahu lama kelamaan pembicaraan seperti ini pasti akan terjadi, mungkin sekarang adalah waktunya agar kesalah pahaman ini bisa selesai. "maafkan aku Meica, sebenarnya selama ini aku tahu kamu mempunyai perasaan padaku. Jujur saja aku sempat berfikir kenapa aku tidak bisa jatuh hati pada mu. Aku pernah mencoba untuk memulai dengan mu, tapi bagaimana pun perasaan tidak bisa dipaksakan"

Mata Meica berkaca – kaca menahan sesak yang kini mulai menghimpit dadanya. Dia tahu bahwa dia akan di tolak dan sudah mempersiapkan dirinya, namun sekeras apapun dia mencoba, hatinya merasakan sakit yang teramat dalam. Sekarang dia mempunyai luka yang sangat lebar di hatinya.

Ricard tahu setelah ini mungkin hubungan antara dirinya dan Meica tidak akan sedekat dulu lagi. Mungkin sekarang dia juga sudah kehilangan teman baiknya. Semua pasti mempunyai risiko, tapi tergantung bagaimana cara kita menghadapinya.

Melihat teman baiknya sekarang hancur di depan matanya terlebih ini karena dirinya, membuatnya semakin frustasi. Jika itu orang lain maka pasti dia dan Joan tidak akan tinggal diam, tapi kenyataan berkata sebaliknya.

"aku tahu, aku tahu itu. Mungkin ini tidak sepenuhnya kesalahan mu. Selama ini aku yang terlalu terobsesi pada mu. Saat pertama kali kita bertemu bahkan aku sudah menyukaimu. Aku juga tahu selama ini aku sudah salah mengartikan semua kebaikan dan perhatian mu padaku" Meica tertawa hambar.  

Love My C.E.O !!! (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang