##9Hm???!!!

35.8K 1.2K 7
                                    

hellooow udah hampir 2 minggu lebih ya aku gak lanjutin cerita aku... maaf ya karena kerjaan di dunia nyata lagi sibuk - sibuknya banget whehe. 

Tapi aku heran sampe sekarang kenapa ya masih aja sedikit yang vote atau view cerita aku? Apa karena aku penulis baru dan cerita ku terkesan gak menarik? :( jadi sedikit sedih.

 Buuut... untuk yang udah vote dan baca cerita ku aku ucapin makasih baaanyak untuk kalian. oke mari kita lanjut :*

-------

Diana POV's 

Selama berada didalam ruang ganti aku masih terus melihat diri ku dicermin. Ya benar aku tidak langssung ganti baju, aku masih terpesona dengan gaun yang Jesica berikan untuk ku. Sejak pertama kali Jesica memperlihatkan gaun ini pada ku, aku terus mengaguminya dan jatuh hati. Aku sangat suka dengan designnya yang tidak terlalu meriah terkesan simple tapi tetap menawan dan indah. Tidak terlau terbuka sehingga membuat kesan yang elegan. Dibagian dada dan pinggang terdapat hiasan dari payet - payet yang dikombinasi dengan batu - batuan putih yang berkilau sehingga membuat buat gaun ini semakin memesona. Kemampuan Jesica dalam mendesign dan membuat baju memang harus aku acungi jempol. 

Tok.. Tok..

"Diana... apa kau masih lama?" tanya Ricard dari balik pintu. 

Ah iya aku lupa bahwa sedang menunggu ku ganti baju "sebentar lagi" teriak ku dari dalam dan segera melepaskan gaun yang masih melekat pada tubuhku. 

Keluarnya aku dari ruang ganti Ricard masih duduk di sofa dan terlihat masih sibuk dengan gadgetnya sendiri meski disampingnya ada Jesica yang mengajak nya mengobrol. Sedangkan Jesica tampak tak terganggu dengan perlakuan Ricard padanya. 

"Aku sudah selesai" kata ku ketika sudah berdiri di sebelah Ricard. Ricard segera menoleh pada ku dan memberikan senyumannya yang selalu aku suka. 

"Kamu sudah selesai? Baiklah ayo kita pulang. Kamu harus istrahat untuk acara nanti malam" Ricard segera berdiri merangkul pundak ku dan menarik diriku kedekapannya. Aku hanya bisa melebarkan mata ku karena terkejut dengan apa yang Ricard lakukan barusan. 

Bagaimana bisa Ricard dengan mudahnya merangkul depan umum? Ditambah lagi sejak awal kami masuk ke butik Jesica semua orang melihat kearah kami. Saat aku melihat kearah Jesica, Jesica hanya tersenyum menggoda diriku. "Ricard! kamu apa - apain si. Lepasin malu tahu gak, dilihatin orang - orang tuh" bisik ku sinis di telinganya. Ricard melihat keadaan sekitar sebentar lalu menaikan bahunya acuh tak peduli, sementara aku hanya menghela nafas menyerah. 

"Baiklah terimakasih atas bantunmu Jesica kami pergi dulu" kata Ricard.

"Ya sama - sama. Tapi ingat ya Ricard bulan depan lo harus ikut jadi sponsor untuk fashion show gua" matanya menyipit tajam kearah Ricard. "dan untuk mu Diana aku harap kamu bisa datang keacara ku bulan depan" Jesica melihat ku dengan pandangan berharap yang sulit untuk aku tolak.

"Aku mengerti, aku akan mengusahakannya. Juga terimakasih atas gaun yang kamu berikan untukku. Aku sangat menyukainya." Setelah itu Ricard segera menarikku keluar dan menuntunku menuju basement.

-----

"Diana... sayang.. bangun.." Aku merasakan ada yang mengguncangkan badan ku lembut. Perlahan aku mencoba membuka mata ku yang masih terasa mengantuk. Mungkin aku tertidur saat di perjalanan karena terlalu lelah.

"Maaf aku harus membangunkan mu sayang" Ricard kini sudah menatap ku dengan pandangan bersalah.

"Kenapa kamu meminta maaf? kamu tidak salah apapun Ricard" ucapku mencoba memberinya pengertian. Ricard kembali tersenyum dan segera turun memutari mobilnya dan membukakan aku pintu. Hal biasa yang selalu dirinya lakukan untuk ku tapi membuat ku merasa istimewa. 

Love My C.E.O !!! (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang