##8 Start!

41.9K 1.2K 7
                                    

lanjut lagi ya... semoga suka :) hati hati banyak typo bertebaran :D

-------

Author Pov's

Sudah sebulan lebih Diana dan Ricard mencoba untuk saling mengenal. Bahkan kini Diana sudah bisa menerima dan mencoba membuka hatinya untuk Ricard. Sedikit demi sedikit mereka mulai memahami sifat masing - masing.

"hei sudah lama?" sapa seorang pria dan mengecup kening Diana singkat. Hal itu membuat Diana malu seketika.
"tidak, aku juga baru sampai kak" lalu tersenyum lembut pada pria itu
"syukurlah... maaf aku tidak bisa menjemput mu. Aku yang meminta mu datang, tapi aku tak bisa menjemput mu. Pekerjaan di kantor sangat banyak" kata Ricard tersenyum tapi tetap tak bisa menutupi kelelahan dari wajahnya yang tampan.
"Sudahlah kak... tidak apa. Lagi pula aku paham. Workholic hmm?" ejek Diana. Sementara Ricard hanya tersenyum masam menanggapi gurauan Diana.

"Kamu naik apa kemari? Diantar supir atau taksi?"
"Aku tadi diantar supir kak" jawab Diana singkat. "hem... bisakah kita memesan makanan sekarang? Jujur, aku mulai lapar hehe" kata Diana terkekeh.
"hahaha ya kamu benar. Aku sampai lupa" sesaat kemudian Ricard segera memanggil pelayan untuk mencatat pesanan mereka.

"yes sir... apa yang ingin anda dan tuan putri ini pesan?" sapa pelayan itu ramah.
"ehm! saya ingin pesan steak tenderloin, chicken spicy, soup talaga corn, banan split, hot coffee, and light squash."
"ada lagi tuan?" Ricard melirik ke arah Diana.
"ada yang ingin kau pesan sayang?"
"Aku rasa tidak. Terimakasih" kata Diana pada pelayan itu.

"Besok malam aku mendapat undangan ke acara hari jadi perusahaan kolega ku. Bisakah kamu menemani ku?" tanya Ricard.
"besok malam... emm sepertinya aku kosong. Tapi... apa tidak apa aku menemani mu? Maksud ku, sebelumnya aku belum pernah keacara seperti itu" jawab Diana ragu.
"hei... kau kekasihku Diana jadi sudah sewajarnya. Lagi pula aku tidak mungkin akan meninggalkan mu sendiri, hmm?" kata Ricard menenangkan Diana.

Blush... wajah Diana merona mendengar penuturan Ricard yang menyebutkan bahwa dia kekasih Ricard, walaupun itu adalah kenyataan tapi tetap saja Diana masih belum terbiasa mendengar kata itu.
"Aku memang pernah beberapa kali menemani papa keacara seperti itu, tapi ku rasa berbeda. Apalagi yang akan hadir ku yakin pasti pengusaha kalangan atas" Diana mendengus kesal.

Diana memang pernah beberapa kali menemani papanya yang seorang pengacara keacara seperti itu. Alhasil hingga acara selesai Diana hanya berdiam diri dan bosan karena tidak mengerti apa yang dibicarakan. Sekarang Diana harus menemani Ricard yang memang dari pengusaha kelas atas?

'haruskah aku menerima ajakan Ricard? Jika aku terima aku jamin aku pasti akan bosan tapi aku juga tidak bisa menolak ajakan Ricard. Bagaimana ini?' batin Diana.
-----

Diana Pov's
"Hei... kenapa kau diam? Ada yang salah?" tanya Ricard dan mengusap tangan ku lembut.
"aku hanya bingung" jawab ku singkat.
Terdengar suara helaan nafas panjang dari Ricard "apa yang membuat mu bingung sayang? Lagi pula kau tega membiarkan ku pergi sendirian? Apa kau tidak takut saat di pesta nanti para wanita tidak akan menggoda ku?" Ricard memamerkan smirknya dan menggerakkan dagunya memberi isyarat pada ku untuk melihat keadaan sekitar.

Dengan malas aku melihat ke kanan dan kiri. Yap benar saja... Dimanapun tempat Ricard selalu menjadi pusat perhatian. Wajahnya yang tampan, kuliat putih, mata yang indah, hidung mancung dan segala kelebihan lainnya. Membuat ku terkadang berfikir apakah aku pantas untuknya?
"ergh... baiklah - baiklah aku akan pergi. Apa kamu senang?" jawab ku kesal.
Sementara Ricard terlihat puas dengan jawaban yang ku berikan.

Love My C.E.O !!! (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang