## 18 kantor vs kampus

29.9K 817 11
                                    

hati - hati typo bertebaran. hanya aku sekilas aja ya heheh 

---

Ricard PoV

Setelah aku dan Diana menghabiskan minuman kami, kami segera pergi meninggal apartemen ku.
Mengantarkan Diana pulang ke rumah nya. Untunglah jalanan sudah tidak terlalu ramai.

Aku melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan ku, 17.25 pm pantas saja. "Aku akan langsung mengantarkan mu pulang"

Dia menoleh pada ku dan menatap ku bingung, "kita tidak mampir terlebih dahulu ke rumah orangtua mu? Mengantarkan buah - buahan yang tadi kamu beli?"

Aku menggelengkan kepala ku tanda tidak setuju "tidak perlu, biar nanti aku sendiri saja. Kamu juga pasti lelah dan harus segera istirahat" kata ku meyakinkan, dan menggenggam tangan kanannya dengan tangan kiri ku yang bebas.

"Ya sudah terserah kamu saja, aku titip salam untuk mereka" akupun mengangguk pasti.

Pukul 6 sore kami sudah sampai di depan rumah Diana, aku segera turun dan mengeluarkan tas milik Diana dari dalam bagasi mobil ku dan menekan bel pintu rumahnya.

Tidak harus menunggu lama, Sela sudah membukakan kami pintu. " eh mba Diana, kak Ricard masuk kak..." sapanya. "Ma... Pa... mba Diana udah sampe nih" teriak Sela memanggil kedua orangtuanya.

Diana menggelengkan kepalanya melihat tingkah adik perempuannya "sstt... Sela kamu tuh ya kebiasaan banget deh. Jangan suka teriak - teriak gitu dong, gak sopan." Jelas Diana memperingati.
Sementara yang di peringati hanya tersenyum lima jari "hehe... maaf mba, kak lupa. Oh iya oleh - oleh buat aku mana?"

"Ck kamu nih ya, gak ada yang lain apa di pikiran kamu selain oleh - oleh? Mending buatin kak Ricard minuman, baru mba kasih oleh - oleh kamu"

Sela tampak berdiri tegak dan melakukan hormat layaknya seorang tentara menerima perintah "Siap boosss... kak Ricard mau minum apa? Biar adik Sela yang cantik ini membuatkan khusus untuk pangeran Ricard" lalu membungkukkan badannya. Ada - ada saja tingkah Sela.
Aku tersenyum pada Sela "gak usah La, lagi pula kakak gak lama. Habis ini juga langsung pulang"

"Loh kok buru - buru sekali si Ricard, gak mau minum atau makan camilan dulu?" tanya tante Teri yang baru muncul dari dalam.

"iya tante terimakasih, tapi tidak usah. saya dari sini juga mau ke rumah papi dan mami" tolak ku sopan. 

Setelah aku mengantarkan Diana pulang ke rumahnya, aku memutuskan untuk segera pergi ke rumah orangtuaku. Bahkan tadi, aku hanya mampir sebentar di rumah Diana. Memastikan kepada om Handoko dan tante Teri bahwa anak mereka baik – baik saja tidak kurang satu apapun, oke.

Entah kenapa hari ini aku merasa sangat lelah, mungkin efek dari liburan yang baru saja kulewati, menyetir mobil dari bandara ke apart, lalu mengantar Diana pulang yang tentu saja aku akui itu lumayan membuat punggungku sangat pegal sekarang.

Begitu samapai di depan pintu rumah kedua orangtuaku, aku bergegas turun dan masuk. Tidak lupa menitipkan beberapa belanjaanku yang sudah di beli tadi, ke mbok Jah yang kutemui saat membukakan pintu. Sedangkan untuk hadiah oleh – oleh aku membawanya sendiri.

Tidak banyak, hanya membelikan sebuah baju dengan motif khas Bali untuk Sisi, sebuah sepatu untuk mami dan papi hanya ku belikan sendal khas Bali. Papi memang tidak suka dibawakan ini itu ketika aku sedang pergi ke luar atau dinas kantor. Tapi sebagai anak yang baik tentu aku tetap membawakannya walau hanya hadiah kecil.

"assalamu'alaikum..." salam ku memasuki rumah. Sampai di ruang keluarga di sofa sudah ada mami dan papi sementara Sisi duduk di karpet sambil memangku sebuah camilan. Tampak mereka sedang mengobrol santai.

Love My C.E.O !!! (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang