## 24 informant

17.9K 656 6
                                    

holla... ketemu lagi dengan aku, maaf ya aku terlalu lama hiatus dan ngebiarin cerita ini terbengkalai sebulan lebih. semoga kerinduan kalian bisa terobati. 

hati - hati typo bertebaran gak sempet ngecek lagi, pokoknya selesai langsung aku post.

-----

Diana Pov

"apa? Kenapa melihat pesananku seperti itu?"

"tidak apa... tapi apa kau yakin hanya memesan minuman? dari yang terlihat sepertinya kau sedang tidak dalam suasana yang bagus. Jadi bagaimana jika aku pesan sebuah makanan yang manis?"

"terserah kau saja" kata ku tak mau ambil pusing. Segera Joan memanggil waiter dan meminta buku menu. Aku tidak terlalu memerhatikannya, yang ku dengar sepertinya dia memesan beberapa makanan.

"jadi, ada apa?" kembali Joan bertanya setelah selesai memesan.

"tidak ada" singkat ku.

Joan terlihat mengkerutkan keningnya dan sesaat kemudian dia mendengus, "jangan coba – coba membohongi ku nona... apa kau tidak tahu julukan ku?" katanya dengan percaya diri tinggi, sementara aku hanya menatapnya dengan tidak tertarik. "aku dijuluki Joan si ahli wanita!" sambungnya kali ini dengan senyum yang mengembang menandakan kali ini ia sangat bangga dengan gelar yang disandangnya.

"oh ya?"

"kau tidak percaya? Baiklah aku tebak, sekarang kau sedang dalam keadaan suasana hati yang tidak baik, kesal, kecewa, dan yang penting ingin sedang sendiri. Aku benar 'kan?!" lalu menampilkan smirk.

Aku akui, mungkin julukannya itu tidak terlalu salah jarang sekali bukan ada lelaki yang peka atau paham terhadap suasana hati seorang wanita, tapi apa dia harus sebangga itu? "ya kau benar, tadinya aku sedang ingin sendiri. Tapi sepertinya itu tidak akan terjadi"

"apa kau sedang menyindir ku? Oh.. kau menyakiti hati ku Diana" lalu memegang dadanya dan wajahnya dibuat tersakiti. "tapi maaf aku tidak akan pergi, aku baru selesai memesan dan aku sudah sangat lapar sekarang. Jadi aku harap kamu tidak keberatan."

Aku berdecak sebal, kenapa hari ini semua orang sepertinya ingin membuat ku marah?! "ck! Terserah kau saja, tapi aku juga tidak akan pergi karena aku yang terlebih dahulu duduk disini" putusku.

Lalu setelahnya hening, tidak ada percakapan lagi aku sibuk dengan pikiran ku sementara pria yang sedang duduk di depan ku saat ini sibuk dengan smartphonenya.

Flash back

On - Begitu pintu lift terbuka aku segera keluar, menghampiri Geri untuk menyapanya dan memastikan bahwa kedatangan ku tidak mengganggu Ricard yang sedang bekerja. Aku mengetuk pintu ruang kerja Ricard dan masuk, namun yang aku lihat sungguh membuat ku kehabisan kata – kata. Disana, diatas sofa panjang aku melihat Ricard sedang mengurung Meica di bawahnya.

Mereka terlihat saling memandang satu sama lain, tidak menyadari kedatangan ku. Aku memanggil Ricard dengan lirih, seketika Ricard segera bangkit dari posisinya dan menghampiri ku ­– off.

"Jo.. apa aku boleh bertanya sesuatu?"

Joan menatap ku, "sure... please"

"apa kau sudah lama mengenal Ricard?"

"ya! kalau tidak salah kami mulai dekat saat tahun pertama kuliah sarjana di kampus kuning. Apa kau tahu, dia tipe yang susah didekati."

"oh ya? Jadi menurut mu, dia orang yang seperti apa?"

Love My C.E.O !!! (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang