Keduanya tidur hingga matahari kembali terbit. Di pagi hari cahaya matahari masuk melalui cela-cela gorden. Rachel terbangun duluan. Dia mencium aroma lelaki hingga dia tersadar ada sebuah lengan yang menjadi bantalnya. Rachel juga merasakan tangan seseorang yang sedang memeluknya. Dengan tampang polosnya, Daryl masih tidur nyenyak di samping Rachel. Wajah pria itu terlalu dekat. Rachel harus menjauhkan kepalanya agar bibir pria itu tidak mendarat di dahinya.

"Kenapa dia tidur disini?" gumam Rachel. Kalau diperhatikan wajah pria itu saat tidur terlihat lucu. Wajah Daryl berkali-kali lebih tampan. Rachel memperhatikan wajah pria itu cukup lama.

"Kamu sudah bangun?" glek. Sejak kapan pria itu bangun?!, batin Rachel. Lantas gadis itu langsung menjauh, tetapi usahanya tertahan. Daryl kembali memeluk erat gadis itu. Bahkan dia sudah membenamkan kepalanya duluan di rambut gadis itu.

"Tadi malam kamu mimpi buruk. Kamu manggil-manggi Ibu kamu" kata Daryl. Rachel tidak protes. Dia mulai mencerna semuanya. Tadi malam mimpinya tiba-tiba berubah. Semula dia melihat Ibunya yang berjalan bergandengan tangan dengan Mark dan Sarah. Saat itu Rachel berteriak memanggil Ibunya agar tidak meninggalkan dia sendirian. Di tengah-tengah keputusasaannya, dia merasakan seseorang memeluknya erat. Rachel tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang itu. Tetapi dalam mimpinya Rachel menafsirkan orang itu adalah Ibunya.

"Terima kasih karena sudah peduli padaku"

Tidak ada malu-malu diantara mereka. Rachel kembali merasakan kehadiran Daryl yang sama. Dia menemukan lagi sosok Daryl yang selalu melindunginya. Rachel suka berada dalam pelukan pria itu, rasanya berbeda dengan yang lain. Pelukan Johan ataupun Baril tidak sebanding dengan apa yang diberikan Daryl. Tidak tahu kenapa, setiap dipeluk oleh pria itu Rachel selalu merasa nyaman. Entahlah, mungkin karena mereka tumbuh besar bersama-sama.

"I will accept your gratitude if you want to come home with me" Rachel tertawa, pria itu sedang mengancamnya.

"Tidak mau"

"Hei! Saya jauh-jauh datang kesini untuk jemput kamu"

"No! saya mau tinggal disiniiiii!! Daryl hentikan geliii!!" Rachel tidak bisa berkata-kata lagi. Daryl menggelitik gadis itu sampai Rachel setuju.

Pagi itu Rachel berhasil melupakan kenangan buruk bersama Ibunya. Mulai sekarang dia tidak akan mencemaskan apapun. Karena tidak ada kecemasan yang bisa mengubah masa depan.

"Yes.. yes I want to come with you home. Berhenti gelitikin aku Daryl"

...

Di hari itu juga mereka memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Daryl dan Rachel sudah berbaikan. Johan juga sudah menerima kabar baik itu dan menunggu kepulangan keduanya.

"Sebelum pulang, kamu mau mampir kemana dulu?" tanya Daryl. Saat ini mereka ada di kamar hotel Rachel. Pria itu baru saja datang menjemput Rachel. Sekarang dia sedang membantu gadis itu berkemas-kemas.

"Mauerpark" Mauerpark bukan seperti terbuka taman hijau kebanyakan. Disana merupakan salah satu pasar loak terbesar. Bukan cuma warga Berlin saja yang mengunjungi tempat itu, ada juga warga asing yang datang mencari buah tangan. Disana juga ada pertunjukkan musik.

"Kamu mau beli barang bekas?"

"Gak, saya cuma mau jalan-jalan saja"

Daryl hanya mengikuti gadis itu saja. Selama perjalan mereka, Rachel terlihat sangat antusias melihat berbagai barang yang dijual di Mauerpark Flohmarkt. Dia tidak membeli apa-apa, gadis itu hanya antusias melihat berbagai barang antik. Mereka berhenti di depan barang-barang miniatur.

"Lihat deh, banyak miniatur lucu-lucu" Rachel memperhatikan deretan miniatur berukuran kecil itu. Ada kartun ala jepang, beberapa tokoh di film anak-anak, dan berbagai macam yang lain. Rachel mengambil salah satu miniatur merpati putih.

"You like that?" tanya si penjual.

"Yes. The white dove is very beautiful"

"You want to buy that? I'll give you a cheap price" Rachel mengangguk. Wanita tua itu membungkus merpati putih yang dipegang Rachel.

"Thankyou" Rachel pergi setelah menyerahkan uangnya.

"Mr!" Panggil si wanita tua. Daryl melihat Rachel sudah berjalan duluan meninggalkannya.

"Did you call me?" wanita tua itu mengangguk.

"This is your wife's white dove pair. The white dove is the symbol of eternal love. May you be happy"

Daryl tertegun menerima sebungkus merpati putih yang sama seperti milik Rachel. Saat itu dia bisa melihat Rachel yang sedang menunggunya.

ApologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang