42. Flashback In Part 'The First Half'

5.3K 476 128
                                    

  "Demi Allah Tuhan saya, saya akan kembalikan semua yang akan menjadi hak kamu, tapi bantu saya, bantu saya untuk melakukan itu" Mata yang berkaca menyentuh di kedalaman kalbu, Andre yang takut akan dosa, menjadi pemanfaatan Maura untuk meraih apa yang ia inginkan dengan begitu mudah.  

[❣]

Maura membuka beberapa berkas dan menandatangani pemindahan surat kuasa, Erlan duduk tak jauh dari kursi barisan para Direksi, Maura sepakat jika Serhan akan menduduki posisi Direktur Utama PT. Devito Arumi yang berada di Indonesia seperti yang diinginkan oleh Aquilla Company. Jabatan yang seharusnya di duduki oleh Andre itu kini telah berganti kedudukan dalam tempo yang sangat cepat, Maura adalah pengendali dengan memanfaat kan titik kelemahan lawan pesaing. Ia yang begitu mengetahui bahwa manusia identik dengan keserakahan, tipekal yang selalu ingin dalam zona nyaman tanpa harus berusaha penuh, enggan bekerja keras namun mengharapkan hasil yang pantas, bermimpi duduk dengan santai sambil menunggu uang jatuh dari langit, sejatinya rejeki telah diukur dan tak ada satupun makhluk hidup bahkan manusia akan melewati hari dengan kelaparan, setiap rejeki telah tergariskan, namun jika ingin rezeki lebih diluar dari takdir tertulis, maka tak ada cara lain, haruslah berusaha dengan segala kemampuan yang ada, tampaknya Maura begitu akrab pada pepatah, siapa yang bersungguh-sungguh kelak ia akan mendapatkan apa yang telah ia usahakan, dari itu ia mengimingi akan aneka janji bersama Vievi dan ia sempat tak percaya mengapa Andre dengan begitu mudah mempercayainya.

✧ 𝗙𝗹𝗮𝘀𝗵𝗯𝗮𝗰𝗸 ✧

[Indonesia , In Part 33 'The First Half']

"Ra, kamu kenapa?"

Suara lembut itu bertanya, jauh di kedalaman Mata ia menangkap ketegaran yang tak jauh lebih kuat, ya Viena akan jauh lebih tegar setelah mendengar berita yang akan ia dapat.

"Nggak ada apa-apa"

"Kamu bohong, kalau nggak ada apa-apa kenapa kamu nangis" Sesaat keduanya masih dalam kebisuan, sontak seisi rumah menjadi panik saat lebih dari tujuh pria bertubuh tegap dengan seragam jas rapi menyerobot memasuki rumah memaksa untuk menemui Viena.

"Arko??" Viena tahu, pasti ada sesuatu yang buruk sedang menimpa kedua orang tuanya, karena tak mungkin Arko sebagai Bodyguard yang dipercayai perusahaan akan memberikan perintah kepada nya jika tidak dalam keadaan darurat.

"Tuan Andre meminta saya untuk menjemput Nona" Viena menatap Maura lekat

"Go Vien"

"Nggak, kamu juga harus ikut Ra"

"Aku harus tetep di sini"

"Nggak mau" Viena menolak lengan Arko saat menyentuh tubuh Viena untuk ia bawa pergi ke luar rumah.

Ia masih menjerit, meminta Arko, Jonan, Jihan yang menatap ia dengan isakan tangis, kenapa, kenapa semuanya menangis, Viena membatin, tak kalah kuat pada tubuh kekar Arko, Viena telah berada tepat di depan pintu keluar, setidaknya ia berharap satu kesempatan, yaitu kesempatan terakhir untuk berbicara kepada Maura.

***

𝗙𝗹𝗮𝘀𝗵𝗯𝗮𝗰𝗸 : 𝘗𝘦𝘳𝘤𝘢𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘉𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘈𝘯𝘥𝘳𝘦

"Saya sudah membaca email kamu"

Andre menyesap teh hangat pemberian mbok kum saat taman belakang rumah Prayoga menjadi pilihan Maura untuk berbagi kisah. Jauh-jauh dari Kairo ia mengorbankan waktu ujian hanya demi bisa bertemu saudara angkat yang kini telah ia ketahui fakta bahwa Maura adalah saudara tiri Viena, Vievi, bahkan dirinya sendiri.

Revenge and Love [Completed]Where stories live. Discover now