7. Ketika Cinta Terbagi

7.6K 636 42
                                    

Prayoga bangga memiliki istri secerdas Keny. Tapi tak ada pejantan manapun yang rela dinaungi sang betina

[*]

Keringat yang terus membasah mengguyur tubuh Prayoga, ia tak berhenti mengayunkan benda seberat sepuluh kilogram itu dari tangannya, di luar kesadaran dan kendali diri ia terus sekuat tenaga menguras energi agar puing-puing kayu yang sedikit lagi hancur itu berhasil mereka terobosi.

Prayoga terengah-engah mengatur napas, keringat dari seluruh wajahnya mengalir, rasa cemas berbalut khawatir terlihat jelas, Irene menatap wajah sang suami teringat pada dua tahun yang lalu dengan berat hati menerima Prayoga sebagai suami, sebab jika seorang yang telah berstatus janda dan memiliki anak, maka pasangan yang akan ia cari adalah two in one, bukan produk pakaian yang jika beli satu dapat dua adalah suatu keberuntungan, ini adalah perkara hati dan pembagian cinta, Irene harus memastikan suami pilihannya tak hanya inginkan dia melainkan juga dapat membawa dunia sang anak tumbuh dan hidup bersamanya, dan Prayoga berhasil membuktikan itu semua.

Pintu utama telah rubuh, dengan cepat ia memasuki ruangan menuju pintu terakhir yang juga dalam keadaan terkunci.

"Mauraaaa....!!"

"Papaaaa" suara tangis maura dari arah dalam toilet akhirnya terdengar.

"Mundur nak, kamu harus jauh-jauh dari pintu, papa harus menghancurkan pintu ini" ternyata pintu toilet di dalam jauh lebih mudah untuk rubuh ketimbang pintu utama masuk, terbukti dengan sekali memukul bagian knop pintu kini telah terbuka lebar, terlihat sosok gadis dengan pakaiannya yang lusuh dan basah serta matanya yang membengkak disebabkan tangis itupun berhamburan keluar mencari sosok wanita yang beberapa jam tadi ia rindukan kini hadir tepat di hadapannya memberikan pelukan perlindungan, keduanya memecah tangis, Prayoga tak kuasa menahan haru, setitik air matanya menumpah.

***

Maura terlihat tenang saat tidur malam, Prayoga dan Irene membawanya pulang dan memberikan tugas pada Karman untuk mengusut apa yang sebenarnya terjadi.

"Besok papa nggak bisa ke sekolah Maura" Prayoga menunduk, karena sesuatu dan lain hal lah yang membuat ia kini berada dalam beberapa pilihan yang bisa ditolerir, sebab Maura telah ditemukan, ia hanya menugaskan beberapa asisten pribadi untuk membuat laporan dan mengganti seluruh biaya kerusakan pintu toilet gedung sekolah.

Irene mengangguk, ia mengerti bahwa ia kini hidup bersama suami yang sesungguhnyapun membuat hidupnya tak pernah merasa tenang. Sesuatu yang buruk perihal rumah tangga mereka akan menjadi momok jika Prayoga tercium memiliki istri lain selain Keny. Irene memapah suami untuk beristirahat setelah apa yang terjadi di sekolah tadi, di kamar suit room decoration Prayoga menyulap kamar mereka yang kini terlihat seperti kamar hotel berbintang lima, suasana romansa dan kerinduan dari benih cinta dari dua orang manusia yang tak lagi muda namun memiliki hasrat layaknya remaja.

Prayoga yang tampan dan berkharisma tak salah memilih Irene sebagai istri, ia tak kalah cantik dari Keny, letak perbedaan mereka hanya di karir, dengan keterbatasan Irene ia memiliki keberhasilan yang tak memiliki hitungan secara matematis, keberhasilannya dalam menjaga Maura hingga menduplikasi dirinya menjadi wanita yang cantik dan cerdas serta santun adalah value of poin yang tak dapat ditawar, dan itu pesona terindah yang membuat Prayoga kembali jatuh cinta, jantungnya yang kembali berdetak lebih cepat saat melihat kelebat bayang Irene masih terus menggoda jiwa.

Irene yang selalu ada saat ia butuh, selalu berhasil nembuat jantungnya yang tak pernah berhenti berdegup saat berhadapan tepat di hadapan Irene masih tetap terasa hingga sekarang. Suara telfonnya adalah melodi yang paling dinanti. Sekedar menyapa dan mengingatkan Prayoga tentang aktivitasnya selama bertugas saja membuat gravitasi bumi Prayoga tak dapat berhenti.

Revenge and Love [Completed]Where stories live. Discover now