30. Express Feeling

7.9K 619 73
                                    


Maura menarik tangan Viena, dengan menekuk tubuh, keduanya duduk di atas halaman parkir depan, melepas tawa, dan mengundang puluhan mata penghuni rumah tertuju pada mereka, seluruh asisten rumah tangga dengan senyuman merekah seraya berkata.

"Akhirnya, mereka bisa akur juga"

[*]

Viena mengatur durasi napas saat menggunakan sistem kebugaran Miha EMS pada tubuh, ditemani Maura ketika ia meminta agar jadwalnya di Bodytec-Fitness Maura untuk ikut menemani.

"Kenapa nggak gym di rumah aja sih Vien, kamu punya perlengkapan yang bisa di bilang lengkap bahkan di support ruangan khusus, kenapa harus ke sini?"

Sambil menghembuskan napas secara perlahan, terlihat rambutnya yang ia cepol ke atas itu kini basah akibat keringat.

"Di rumah nggak ada team pelatih, aku gym sembarangan justru nggak ngaruh dengan keseimbangan tubuh aku, buat nahan orang yang mungkin dengan berat sama dan tinggi yang beda kaya Erlan aja aku nggak bisa, padahal dulu, aku selalu juaranya taekwondo" Viena memberikan senyuman sombong ke Arah Maura.

Maura tersenyum memutar arah kursi tepat tak jauh dari posisi Viena yang kini sedang mengikuti Self Defense Classes

"Jadi ini karena Erlan?" Viena menoleh ke arah si penanya yang kini menahan tawa.

"Kamu pikir nggak ada wanita yang kuat sampe nggak bisa ngalahin pria, dulu waktu kejuaran nasional, lawan aku semua peserta nya cowo"

"Masa?" Masih dengan mimik tidak percaya, bagaimana mungkin, gadis dengan style yang terkadang anggun, feminim, ini mampu mengalahkan pria, toh, di tolak Erlan saja dia jatuh. Viena mendengar dengan jelas senyum dan tawa Maura secara bersamaan, Viena memandang Maura seperti itu, meski pada kenyataannya ia tahu, bahwa itu adalah bentuk ketidak percayaan, boleh di bilang ekspresi meremehkan, ia tidak perduli, selama senyum itu masih terlihat secara nyata, sebelum akhirnya Keny memaksa ia dan Maura berpisah.

Viena melepaskan semua atribut yang ia kenakan, ia lebih berfokus pada latihan pembentukan dan penjagaan elastisitas perut serta kekuatan otot, lama tidak dilatih, ia kehilangan setengah tenaga, bahkan pada semua manusia sekalipun jika sering melatih kekuatan pada pangkal kaki dan otot tangan mereka akan mampu menolak bahkan menjatuhkan lawan dengan pria berbody besar sekalipun.

Meski ia adalah wanita. Kekuatan kaki seperti tendangan dapat dilatih dengan sering joging alias berlari di waktu pagi dan sore hari, setidaknya itu akan memperkuat kinerja tulang yang berfungsi sebagai penopang keseimbangan tubuh.

Maura memberikan satu botol air mineral dan mengelap keringat di kening Viena yang kini membanjir, tanpa penolakan, ia memperhatikan Maura yang begitu lembut mengelap setiap keringatnya yang terjatuh melewati area mata dan pipi.

"udahan dulu ya latihannya, kamu harus banyak belajar untuk tes masuk universitas bulan depan" Kalimat Maura mengalir sambil tetap terus mengelap kening Viena, tanpa membalas tatapan Viena yang jatuh pada kedua bola mata amber miliknya. Indah, mata itu terlihat indah saat ia mencoba menyelami di kedalaman mata milik gadis di hadapannya itu, mata yang seolah menyimpan misteri dan senyum sendu, senyum Maura yang merekah seakan hanya tampilan mempermanis wajah tuk memperlihatkan kesan seolah ia berada dalam keadaan baik, jauh di lubuk hati, Viena menangkap sesuatu yang tersembunyi.

"Bukan aku, tapi kita" Viena tersenyum, menarik tangan Maura untuk keluar dari Bodytec Fitnes di daerah Mampang bergegas menaiki mobil, melewati jalan Kemang Raya Jakarta Selatan yang kini duduk di sampingnya Maura masih memperhatikan Viena saat menyetir kendaraan.

"Kamu yakin Vien, masih keukeh mau ambil Fakultas Drama Applied Theatre and Performance BA di UEL?"

"Apan tuh, Drama Applied Performance?"

Revenge and Love [Completed]On viuen les histories. Descobreix ara