43. You Got Me Thinking

6.4K 511 90
                                    

"Vien, please lo harus bangkit, lo harus secepetnya ngerebut kembali apa yang seharusnya udah jadi hak elo, gue yakin lu bisa" Viena tersenyum samar, pandangannya berkeliling mengamati lebih seksama tentang apa yang barusan ia dengar.

[❣]

Tak jauh dari kawasan Waterloo Bridge terdapat rumah berbentuk flat, tak dapat dikatakan besar, namun juga jauh dari kesan kecil, hunian sederhana yang menjadi pilihan Viena untuk bertempat tinggal hampir memasuki lebih dari satu bulan. Di sepanjang Victoria Embankment, mengitari sungai Thames menjadi saksi saat tatapan tak lagi mampu memaknai misteri hidup, ia justru belajar bahwa luka senantiasa menguatkan diri untuk tetap bertahan menikmati rasa sakit dalam menjalani hari-hari yang begitu berat. Matahari yang kian menyengat pada petala langit bisa secara tiba-tiba datang dengan perubahan cuaca yang tak menentu, Viena melangkah sepulang kuliah, melewati jalan setapak jauh dari suasana hiruk pikuk keramaiaan kota, memperlihatkan toko-toko dan rumah khas britania raya dengan cerbong asapnya yang terlihat menghitam, pintu-pintu yang tertutup rapat disaat memasuki waktu siang. Dan para pejalan kaki berjalan dengan tergesa-gesa. Ia mengalami waktu siang yang lebih pendek dari malam. Sunrise pukul tujuh dan sunset pukul empat. Turut merasakan siklus matahari yang memberikan penerangan kebumi dan seantero mayapada tanpa kenal lelah.

Sesampai tepat di depan rumah, ia merogoh kunci untuk bergegas masuk melemaskan diri pada kipas angin yang bergantung pada dinding flat yang terdapat ruang tamu berbatas pada kamar dengan terusan kamar mandi, serta ruang makan yang menyatu pada dapur. Ia bersyukur untuk dapat tinggal di kawasan Bridge ia hanya perlu merogoh 175 poundsterling perbulan demi melakukan penghematan. Gadis itu melangkah menuju kulkas untuk mengambil sebotol air dingin lantas meneguk membasahi tenggorokannya dari rasa haus selama di dalam perjalanan, ia kembali merebahkan tubuh di atas kursi ruang depan yang berhadapan langsung pada pintu masuk utama.

"Vieeen, Vienaaa" Jeritan dari arah luar seketika menyadarkan ia dari lamunan, Viena bergegas bangkit menuju arah pintu dengan membuka knop secara perlahan.

"Gila tempat tinggal lo Vien, gue harus jalan kaki dengan  jarak satu kilo meter nggak bisa masuk mobil, yang bener aja?" seorang gadis mengenakan dress tosca lengan sebahu, tas yang melingkari pada lengannya kontras pada high hells coklat menjerit pada kaki nya yang terlihat melepuh.

"Masuk yuk, lu sama siapa?"

"Gue sama Sonia, tapi dia nggak mau turun, males katanya jalan kaki" Viena tersenyum mendapati Larisa memasuki ruang tamu sejenak terpaku bingung memilih tempat dimana ia akan duduk.

"Vien ruang tamu lo terusan sama ruang makan?"

"kenapa, itu kan jaraknya jauh"

"Iya tapi ini kelihatan"

"Ya nggak papalah untuk rumah seukuran satu orang kaya gue, ngapain juga besar-besar"

"Lu waras ngomong barusan, dari istana yang mungkin nggak sebanding ruangan game lo dengan tempat tinggal lo yang seperti ini?" Viena menoleh Larisa, menatap pada pupil mata wanita itu, tampak keseriusan pada nada bicaranya yang seolah meremehkan.

"Kalo lu dateng kesini cuma buat ngehina gue, mending lu pergi deh" Tak ada senyum yang tersirat, belum hilang dari rasa lelah perjalanan sepulang kuliah seharian dengan berbagai macam aktivitas, kini justru tertimpa pada beban omongan yang seharusnya tak perlu untuk ia dengar, tatkala ia membalik tubuh menuju kamar langkah Viena seketika terhenti saat Larisa menarik tangan yang ia ayun berbalik arah tepat pada tubuh larisa yang kini berdiri dengan tegap tepat di hadapannya.

"Gue Cuma becanda kok, Cuma mau tau keseriusan lu di kondisi kaya gini, artinya gue nggak perlu khawatir sekalipun lu bener-bener dalam keadaan dan kondisi yang nggak lagi kaya dulu, by the way, gue dateng ke sini mau jemput lu, jemput lu untuk tinggal di rumah gue, gue emang nggak punya apartemen di sini, rumah juga gue masih nyewa, tapi gue pastiin layak buat lu tempatin, cukup buat ngedukung semua aktivitas perkuliahan lu selama di sini"

Revenge and Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang