48. Wedding Party

6.1K 470 51
                                    

Mengapa sedemikian hebatnya ia mampu melalui perihnya kenyataan hidup tanpa menganggap ada tempat untuk ia berbagi hal apapun untuk sekedar meringankan, merasa tatkala keberadaannya bersama Maura tak pernah dianggap, ada sedikit rasa benarkah Maura hanya sekedar menganggap ia hanya sebatas transit dari tujuan yang akan ia capai.

[❣]

Teriakan dan jeritan hati Maura kerap kali menjadi mimpi buruk bagi Gina, ia tahu bagaimana anak seusia itu menjerit meminta keadilan , lalu sang papa hadir sebagai pahlawan, membusungkan dada demi menjaga kehormatan Putri yang selama ini ia rawat dengan segenap air mata dan nyawa, diperlakukan sebegitu buruknya siapapun tak akan dapat menerima, Gina menitikkan air mata, satu lembar file data yang ia print mengenai beberapa bukti laporan penyelundupan minuman keras serta senjata illegal di Rusia melibatkan nama besar Aquino dalang di dalamnya, ia pun terjerat kasus dalam perdagangan manusia ke Malaysia , yang anehnya mengapa tak ada bukti yang dapat mengarah ke padanya, kekuatan apa yang ia miliki, siapa yang melindungi ia selama ini.

Jika saja pejabat takluk pada titah pengusaha, maka Gina tahu, Aquino telah mengendalikan bisnis kotor bersama pejabat-pejabat penting bertopengkan dewan. Ia kuat sebab disokong kepentingan politik kotor, ia terlindungi karena keuntungan dari bisnisnya mampu menyumpal oknum-oknum tertentu yang rakus akan harta suapan.

Arko meletakkan kopi yang masih panas di atas meja jaga tak jauh dari Viena berbaring, Vievi yang menarik sofa merebahkan tubuh mencari chanel televisi yang pas untuk ia menikmati berita selain dari siaran langsung info pernikahan Erlan dari keluarga besar Aquino.

"Kok sialan banget ya, semua berita jadi tentang Maura sama Erlan, jijik gue liatinnya" Andre menarik remote TV lantas mematikan TV agar Vievi tak lagi berceloteh tentang mereka.

"salah satu cara biar kakak nggak kesel gara-gara mereka , yaitu dengan nggak buka televisi selama proses pernikahan dan pesta mereka selesai".

"Gue sih diundang sama nyonya Aquino, jadi, gue bakalan hadir di pesta pernikahan Maura sama Erlan"

Sonia mengikir kuku jari tangan tanpa mau memperhatikan Vievi yang kini masih menatap ia dengan tatapan tajam.

"Apa Viena tahu tentang berita pernikahan Erlan dan Maura?" Larisa yang baru saja hadir meletakkan mandeltorte, sejenis kue yang terbuat dari kacang almond yang dipadukan dengan manis legit honigkuchen, cake unik yang terbuat dari madu yang sengaja ia beli saat menuju ke rumah sakit.

"Ya dia sudah tahu.." Sonia yang duduk tepat di samping Gina membuka kotak cake seraya memakannya tanpa meminta persetujuan pada yang lain.

"Sorry gue makan duluan, gue laper gila" sekalipun dalam keadaan marah, Vievi menyadari, saat semuanya pergi dengan alasan makan dan mandi, Sonia justru memilih menjaga Viena meskipun Viena telah mendapatkan penjagaan ketat dari Interpol. Sonia bahkan tak ingat kapan terakhir ia makan, ia justru jauh lebih mengkhawatirkan Viena. Tanpa mau mengucapkan terima kasih, serta rasa gengsi yang tinggi, Vievi menyusul yang lain meraih Mandeltorte dari Larisa lalu menyantapnya bersama.

"Terus Viena gimana?" sekalipun Vievi telah mengetahui apa yang dirasakan oleh Viena tentang perasaan nya pada Maura, ia mencoba untuk tak ambil pusing, baginya Maura telah mati bersama kisah dan dongeng yang telah ia bangun bersama Erlan, sang setan bertopengkan malaikat yang masih duduk dengan santai saat tak ada bukti yang menyatakan ia ada pada peristiwa kejadiaan na'as yang menimpa Viena, ia boleh berbangga hati.

"Ya nggak gimana-gimana juga, mungkin bahagia, namanya juga mantan temennya mau nikah?"

"Mantan temen?, ada gitu mantan temen?" Sonia tertawa memecah ketegangan, Gina justru tampak tetap serius membaca beberapa kertas di dalam map yang barusan ia terima dari Arko.

Revenge and Love [Completed]Where stories live. Discover now