45. Yesterday Got Away

5.2K 495 123
                                    

[❣]

Gedung Gherking Building, St Mary Axe

Maura mencoret beberapa jurnal dan list para emiten dan proposal tawaran usaha yang seharusnya ia pelajari, beberapa direksi dan Ceo perusahaan tampak gusar saat founder perusahaan mereka yang baru kini tak jauh berbeda dari Keny

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Maura mencoret beberapa jurnal dan list para emiten dan proposal tawaran usaha yang seharusnya ia pelajari, beberapa direksi dan Ceo perusahaan tampak gusar saat founder perusahaan mereka yang baru kini tak jauh berbeda dari Keny. Jika hanya perbedaan tautan usia, dipimpin Keny jauh lebih bisa ditolerir ketimbang gadis belia dengan emosi yang masih labil, sekalipun ia berusaha profesional sekuat ia mencoba menata hati dan tak membawa sedikitpun perasaan dalam pekerjaan terhadap apa yang selama ini ia perjuangkan dengan begitu banyak pengorbanan akan kembali hilang jika memimpin pada gayanya yang terkesan apatis di hadapan para pemegang saham.

Rapat dimulai dengan keheningan, dan Maura tampak terlihat dalam kondisi yang kurang baik.

"Bagaimana jika kita tunda saja rapatnya Buk?" Maura tak menjawab, ia justru menatap kaca dari ketinggian 180 meter dari atas gedung memperhatikan gedung-gedung pencakar langit kota London dengan tatapan kosong.

Merry memberikan informasi penundaan rapat, seketika tanpa kata seluruh peserta yang hadir pergi meninggalkan ruangan.

Maura meletakkan kening tepat di atas meja seraya menekan ke dua telapak tangan menutupi kuping, ia merasakan beban dan tanggung jawab yang tak begitu mudah, sekalipun ia begitu banyak mempelajari banyak teori dari berbagai literasi, buku-buku bisnis, leadership, company profile dan mempelajari praktek dan teori bisnis bersama Prayoga, ia tetap merasakan bahwa tanggung jawab yang saat ini ia pikul tak seringan tatkala ia hanya berambisi untuk memimpin perusahaan milik keluarganya, lantas seketika kehidupan Maura berbalik 180 derajat.

"Aku ingin istirahat" Maura berdiri memberikan beberapa catatan dan meninggalkan di atas meja, berharap manajer membaca semua yang telah ia tulis sebagai pesan tugas selama ia tak berada di tempat.

Maura melangkah menuju pintu keluar saat Pria yang begitu akrab ia kenal menatap ia dengan tatapan tajam.

"Kamu membatalkan rapat perusahaan dan meminta para penanam saham untuk pulang?"

Maura tak ingin berdebat, pikirannya terlampau kacaw, seketika apapun yang ia rasakan tak lagi memiliki selera, hampa datang secara tiba-tiba, tanpa ia tahu bagaimana cara mengendalikan hatinya yang saat ini serasa kehilangan rasa. Seketika tanpa sadar Erlan meraih tangan Maura dan menarik wanita itu ke dalam ruangan nya yang tak jauh dari ruangan miliknya.

Maura merintih menahan sakit saat mencoba melepaskan genggaman tangan Erlan namun tenaganya tak cukup kuat untuk memberontak, plaaak.. sebuah tamparan mendarat melayang tepat di wajah Maura yang kini terjatuh di atas sofa, tak lagi berkutik dan bersuara, Maura hanya menunduk, sebab untuk sekedar menjawab saja ia sudah tak lagi sanggup.

Sekejam Erlan memperlakukan kejahatan pada dirinya sendiri, kini ia telah melakukan kekerasan yang membuat orang yang ia cintai tersakiti. Tak lagi merasakan rasa dan sakit yang mampu mengundang tangis, pada tatapan tegar dan wajah suyu Maura mendongak menatap Erlan nanar.

Revenge and Love [Completed]Where stories live. Discover now