58. One Year After [Completed]

11.2K 719 117
                                    

One incoming email message,
Sender from : Viena.L. Utomo

[❣]


Kenny mampu mengelola kembali aset yang selama ini masuk pada pasar pegadaian, Vievi membuktikan padanya bahwa ia akan membantu dengan sepenuh jiwa dalam mengelola perusahaan sang Mama, sekalipun Prayoga group berpusat di Ibu kota, anak cabang perusahaan mereka telah merambah keberbagai sektor dan menyebar dengan begitu cepat sebab pengalaman Kenny dalam mengelola perusahaan tak dapat dibilang singkat.

"Tahun depan Andre lulus, apa Mama akan ikut Vievi sama Papa Ke Mesir?", Dengan hati-hati Vievi menatap Kenny saat makan malam yang beberapa bulan belakangan Kenny hampir tak pernah melewatkan waktu bersama keluarga yang dulu tak pernah ia rasakan.

"Waktu kelulusan kamu Mama nggak bisa hadir, dan untuk moment kelulusan Andre, kita akan pergi sekeluarga".

Viena menatap Kenny dengan sesekali menoleh Prayoga, merasa lekat pada drama keluarga ia tak mengerti roh apa yang memasuki sang Mama hingga berubah sedemikian drastis, menerima kesalahan Papa pada episode masa lalu adalah poin plus yang saat ini teruji dengan begitu ketidak mengertian akal Viena dalam menterjemahkan keharmonisan yang tercipta, papa memiliki banyak waktu luang yang dihabiskan bersama , begitupun Kenny yang tak pernah absensi menanyakan prihal dirinya yang hampir setiap hari bertemu sapa dan diskusi ringan tanpa suara yang menegang. Dengan kata lain, Kenny jauh lebih memprioritaskan keluarga nya kini ketimbang karir yang selama ini ia kejar.

"Bagaimana dengan usaha kamu Vien, apa kamu hanya ingin tetap mengelola franchise saja, sebagai owner dan nggak ada niatan untuk menawarkan produk mu kepasar luar?".

Viena memotong sirloin dan menyuap satu persatu lantas melesap air putih hangat secara perlahan, ia menatap kenny yang beberapa bulan lalu banyak memberikan ia masukan berarti terkait wirausaha yang saat ini ia jalani.

"Belum Ma, baru juga tujuh bulan, lagian untuk mengiklankan produk dalam sekala besar, butuh dana yang nggak sedikit". Prayoga memperhatikan Viena, ia tahu dari awal Viena merintis usaha snack umbi-umbian bersama teman kampus, dan para aktivis HIPMI ia tidak pernah meminta satu persenpun bantuan pendanaan selain meroggoh seluruh tabungan dan menjual mobil yang selama ini ia gunakan untuk pulang pergi kuliah, Viena tenggelam dalam keasyikan berwirausaha sekalipun hasil yang ia dapatkan saat ini belumlah seberapa.

"Kamu nggak papa pulang pergi kuliah dengan taxi?" Tanpa ada sedikitpun rasa khawatir, Kenny bertanya yang sesungguhnya bisa saja memberikan apapun yang Viena inginkan seperti dulu, namun ia sengaja membatasi agar Viena tahu bagaimana seharusnya wanita berdiri mandiri dengan kaki sendiri.

"Nggak papa Ma, lagian juga kadang kalau sempet, kak Vievi bisa jemput Viena untuk pulang bareng pas lagi nggak ada kerjaannya di kantor".

"Oh ya Vien gimana dengan temen kamu yang katanya lagi buka rumah makan khas Jepang itu?" Vievi tertarik bertanya pada Wirausaha antimainstream yang Viena ambil terkait kuliner, berbeda jauh pada usaha Kenny, Vievi dan anggota keluarga lain yang telah mereka kelola sejauh ini, Viena menggeleng seraya mengelap bibirnya dan menatap Prayoga dan Kenny secara bergantian.

"Usaha Mbak Tiur bangkrut Kak, kemaren kita ada kerja sama, karena lokasi yang dipilih ternyata adalah tanah pemerintah, selain udah nggak bisa jualan lagi, Kak Tiur masih ngelakuin beberapa perubahan ciri khas terkait selera pasar, dan kendala saat ini memang harus menemukan sponsor dan pemodal untuk usaha yang saat ini dia kembangkan".

"Aku emang nggak paham bidang kuliner dan wirausaha berbentuk franchise yang saat ini kalian kelola, namun jika boleh saran, kalian harus secepatnya membuka perusahaan terbuka, berbentuk CV saja dulu, dengan itu kalian bisa memiliki nama sekaligus kepercayaan pasar, dan proposal kalian juga jauh lebih diperhitungkan, beriring waktu, kalian bisa membentuknya menjadi PT, dan dana bisa kalian kelola dengan bentuk saham, see, kalian nggak perlu repot-repot lagi memikirkan modal saat usaha kalian tiba-tiba mengalami krisis, bantuan dana akan dengan mudah kalian terima, asal jaminan dan kinerja kalian dapat meyakinkan para investor", Viena memperhatikan Vievi yang memberikan ia masukan terkait wirausaha yang saat ini ia jalani, sejalan pada apa yang saat ini ia pikirkan, ia memang memiliki rencana jika suatu hari nanti akan mendirikan perusahaan sendiri terkait bidang usaha yang saat ini ia geluguti, menyentuh pasar luas adalah mimpi setiap pencipta produk, dan Viena ingin merintis semua dari mulai jatuh , bangkrut, gagal dan bangkit pada tenaga dan kemampuan yang masih tersisa, ia mencerna setiap bait kalimat penyemangat, berusaha berevolusi dengan action lebih dari sekedar cepat.

Revenge and Love [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang