"lo gak papa?" tanya Sean dan orang itu yang wajahnya gak familiar lagi dimata Sagit.
"gue gak papa." jawabnya.
"lo kan cewe yang waktu itu." kata cowo itu, dan dugaan Sagit benar, ia mengenalnya.
"lo cowo yang nabrak gue waktu itu kan?" tanya Sagit padanya.
"lo lupa, gue kan yang nganterin lo pulang juga." kata cowo itu tak terima jika yang Sagit ingat lebih dulu adalah ketika ia menabraknya.
"oh, jadi lo ketua Osis ini?" kata Sean dengan nada dingin.
"iya, gue ketua osis disini. Kenapa?"
"apa-- aw." Sean meringis kesakitan karena tiba-tiba Sagit menginjak kakinya. "kok lo--"
"diem!" perintahnya. "kita bisa bicara gak?" tanya Sagit pada cowo itu.
"boleh, kita bicara diruang Osis saja." katanya kemudian menuju ruang Osis.
"jadi, ada apa kalian kemari?" tanyanya.
"lo inget dia?" tanya Sagit yang menunjuk Sean.
"oh iya, lo yang bikin Kapten Basket kami cedera kan?" kata cowo itu yang sepertinya baru menyadari kehadiran Sean.
"karena itu, gue sama Sean ke sini mau minta maaf sama kalian, terutama anak-anak basket. Lagian Sean udah menyesali perbuatannya kok." ucap Sagit yang dibalas tatapan tak terima oleh Sean. Bisa-bisanya Sagit ngomong seperti itu, emang kapan dirinya bilang begitu?
"gue pikir kalian harus minta maaf langsung sama anak-anak basketnya." sarannya.
"lo bisa anterin ke mereka kan?"
"tentu."
.
.
"sorry nih ganggu waktunya." katanya. "ada yang mau ketemu sama kalian."
"siapa?" tanya salah satu anggota tim basket. Sagit dan Sean masuk ke lapangan. Ekspresi anak-anak Basket berubah menjadi marah ketika mereka melihat Sean. Wajar saja, kapten mereka yang terbaik cedera karenanya.
"punya nyali juga ya lo ke sini?" kata salah seorang dari mereka, yang membuat suasana menjadi panas. Namun dengan segera Si Ketua Osis menengahinya.
"mereka ke sini mau minta maaf sama kalian." katanya.
"maaf? Gak semudah itu!"
"gue tahu temen gue ini salah karena udah bikin temen kalian cedera, tapi gue dan Sean mau minta maaf yang sebesar-besarnya pada kalian. Kalian tau kan, permusuhan itu gak baik."
"sujud!" perintahnya yang membuat Sagit dan Sean kaget.
"APA?o--" ucap Sean.
"oke!" kata Sagit yang disuguhi tatapan tak suka dari Sean.
"git, lo..." Sagit mengajak Sean untuk sujud didepan anak-anak basket. Namun sebelum itu ada yang mengintrogasi.
"lo nggak." katanya menunjuk Sagit. Dan itu artinya hanya Sean yang boleh sujud depan mereka.
"nggak, git." kata Sean.
"plis... Berani berbuat, Berani bertanggung jawab." ucap Sagit. Dengan terpaksa Sean harus melakukannya.
"ngomong!"
"ngomong?" tanya Sean bingung.
"minta maaf." kata Sagit memperjelas kebingungannya.
"gue minta maaf." katanya terpaksa.
"yang ikhlas!"
"gue minta maaf." kata Sean sekali lagi.
"oke, tapi lo juga harus minta maaf sama Datta." ucap salah satu anak basket yang membuat Sean harus menahan amarahnya.
"iya, nanti gue sama Sean bakalan ngomong langsung ke Datta." jawab Sagit.
"gue butuh jawaban dia." ucapnya.
"iya, jawaban Sagit berarti jawaban gue juga." kata Sean dengan nada penuh penekanan
"Sagit?" kata cowo si Ketua Osis yang sejak tadi bungkam tiba-tiba membuka suara setelah mendengar kata "Sagit" nama yang tak asing ditelinganya.
"oh iya, gue lupa ngenalin diri. Nama gue Sagit." katanya seraya menyodorkan tangan kanannya mengajak bersalaman.
"nama gue Sigit."
Deg!
Tbc
YOU ARE READING
Sagit & Sigit
Fanfiction"mabar lagi kuy!" "gak ah, tar nyusahin lagi." "gak papa beb, slow." "hah?" " :-* " "tanda apaan tuh?" "tanda sayang :-* " ------------------------------------------------------ "anjay... Digombalin gamers rese!" - Vannilia Sagit Libby. "cie... Bap...
Part 5
Start from the beginning
