Sigit : rajin ya lo...

Sagit : iya dong wkwk

Sigit : ya udah, Selamat belajar ya beb :-*

Sagit : oke :-*

Sagit tersenyum setelah membaca chat terakhir dari Sigit. Tapi kenapa tiba-tiba jantungnya jadi berdetak tak karuan begini? Kenapa sekarang Sagit jadi merasa kepanasan begini? Ah, iya. Sagit punya riwayat penyakit baper tingkat tinggi. Jadi, wajar saja jika dia baper hanya karena dipanggil "beb :-*" oleh Sigit.

Huft

Sagit menarik nafas kasar untuk menetralkan pernafasan yang seakan terhambat karena sebuah pesan tersebut. Harusnya ia gak baper seperti ini, dia bahkan belum mengenalnya atau bahkan ketemu saja belum pernah, mana bisa ia jadi tiba-tiba menyukainya. Ayolah, dia hanya partner game saja, bersikap biasa saja oke.

Bel masuk berbunyi...

Sagit berlari-lari kecil menuju kelasnya, Karena keasikan wifi-an, ia jadi lupa waktu. Ia sebenarnya Sagit itu gak belajar diperpus, dia berselancar di Internet cari tahu tentang cara mengalahkan hero Lancelote.

Sagit ingin membuktikan pada Sigit kalau ia gak bakal mati lagi sama kekasihnya sendiri. Iya, Odette (hero yang sering dipake Sagit) itu kekasihnya lancelote. Kan gak lucu Odette mati sama kekasihnya sendiri, kalau kebetulan lawannya dia.

Huft

Sagit menarik nafas lega setelah tiba dikelasnya. Ia pikir ia akan terlambat masuk, ternyata belum ada guru yang masuk.

"Sagit, lo kemana aja sih? Pak Kenan nyariin lo tadi." kata Nana.

"pak Kenan ngapain nyariin gue?"

"mending sekarang lo keruangannya, deh." suruh Nana.

"hadeuh, mau ngapain sih?" Sagit menggerutu seraya pergi menuju ruangan Pak Kenan.

Ruang kesiswaan

Sagit bergidik ngeri ketika ia melihat pintu ruangan ini. Ruang kesiswaan adalah ruangan yang paling ditakuti untuk semua siswa yang sering melanggar peraturan. Namun Sagit bukanlah satu dari mereka, Sagit adalah salah satu siswi yang berprestasi, dipanggil ke ruangan itu bukan berarti Sagit melanggar peraturan. Pasti ada hal yang harus ia lakukan Kenapa ia dipanggil keruangan itu.

Tok tok

Ceklek...

Pintu dibuka Sagit dan pak Kenan mempersilakan Sagit untuk duduk dikursi yang telah tersedia diruangan itu. Dan disana juga ada seorang siswa, oh mungkin bukan Sagit saja yang dipanggil.

"kalian pasti bertanya-tanya kenapa kalian tiba-tiba dipanggil ke sini." ucap Pak Kenan.

"ini bukan karena masalah..." siswa itu menggantungkan kata-katanya yang membuat Sagit menoleh ke arahnya.

Sean?

Ini ada apa? Kenapa Sean ada disini juga? Sagit terus bertanya-tanya.

"ada apa ya pak?" tanya Sagit takut-takut ia membuat masalah yang tak pernah ia rasa.

"jadi gini, Sagit." mendengar pak Kenan mengatakan nama Sagit, membuat Sean menoleh ke samping kanannya kaget ternyata Sagit dipanggil juga. "bapak dengar, kamu ketemu ketua OSIS Sma Garuda?" tanyanya.

"Ketua Osis Sma Garuda? Kayaknya nggak." kata Sagit, seingatnya ia hanya bertemu cowo rese yang jadi baik karena mengantarkannya pulang.

"menurut informasi, dia juga yang mengantarkanmu pulang." lanjutnya lagi, dan ternyata benar, cowo itu ketua Osis.

"jadi lo pulang dianterin?" tanya Sean pada Sagit, namun dihiraukannya.

"oh, iya pak. Memang waktu itu saya diantar pulang sama siswa Sma itu, tapi saya gak tau kalau dia ketua Osis." jawab Sagit dan tak mengubris pertanyaan Sean sedikitpun.

"Git, jawab gue?" kata Sean tak terima jika ia dihiraukan.

"SEAN!" ucap Pak Kenan dengan volume yang tinggi yang membuat Sagit maupun Sean kaget dibuatnya.

"kamu tahu apa kesalahan kamu?"

"iya pak, maaf. Lagian mereka yang mulai." katanya membela diri.

"kamu tahu, sekolah kita dengan sekolah Sma Garuda itu kerja sama dan kamu tahu, karena kamu Sma Garuda tidak mau bekerja sama lagi dengan kita." jelas pak Kenan, yang membuat Sagit bingung masalah apa yang terjadi?

"sebenarnya ada masalah apa ya, pak?" tanya Sagit.

"Kamu gak tau?" Pak Kenan kaget, Bagaimana bisa Sagit tidak tahu kejadian disekolah itu, padahal dia ada disana waktu itu.

"nggak pak." jawab Sagit.

"kamu bisa bantu bapak?" tanyanya.

"iya pak, tapi saya bantu apa ya?"

"temuin ketua Osis bersama Sean, kita harus minta maaf atas perbuatan Sean." ucap pak Kenan yang membuat Sagit kaget. "kamu coba bicara pada dia. Nanti saya jelaskan masalahnya."

"pak, mereka yang mulai duluan."

"kalian boleh pergi dari ruangan saya."














Tbc




Sagit & SigitWhere stories live. Discover now