Naga Es Vs Naga Api

ابدأ من البداية
                                    

Di layar papan muncul nama-nama dari perwakilan tiap akademi.

"Baiklah mari kita acak dam kita lihat siapa yang akan membuka pertandingan ini?"

Telihat nama Hope dan Rein muncul di layar besar yang berada di colloseum sekolah itu. Hope dan Rein akhirnya naik ke atas arena secara bersamaan.

"Perkenalkan, namaku Hope Izayoi. Mari kita buat pertandingan yang menarik dan sportif." Hope tersenyum sambil mengulurkan tangannya.

Tidak menjawab Rein berlalu dari hadapan Hope sambil menujukkan wajahnya yang dingin.

"Apa kalian berdua siap?" tanya wasit yang juga merupakan pengajar di Akademi Seventhsanctum.

Mereka berdua mengangguk dan segera wasit itu meniup peluit yang menandakan dimulainya pertandingan. Mereka berdua beradu pandang untuk sesaat sambil berjalan berputar.

"Ah, ini benar-benar terasa sangat canggung." Hope menggaruk-garuk rambut belakangnya.

"Cih, orang yang tidak berguna." Rein nampak kesal.

Rein maju dan menghempaskan tinjunya kepada Hope. Dengan sigap hope menahan kedua tinju Rein dengan tangannya. 

"Ini ...." 

Melihat tangannya yang mulai membeku Hope mendorong Rein dengan keras.

"Dragonification Wyrn."

Rein mulai masuk dalam fase perubahan wujud naga. Tubuhnya menjadi biru, rambutnya yang puti itu mulai melayang-layang kerena tekanan energi yang dikeluarkan Rein. Kini rein telah berbuah menjadi manusia bewarna biru dengan ekor dan putih bagaikan salju. Rein mulai maju dan melesatkan tinju kananya kepada Hope. Hope yang masih belum bisa beradaptasi, jatuh terjungkal dengan tangan yang membeku. Seolah tak memeberi kesempatan pada Hope, Rein terbang ke udara dan besiap melakukan serangannya.

"Artic Breath."

Dari mulut Rein muncul energi yang berubah menjadi krisatal saju yang besar. Rein menembakkan kristal itu ke atas. Kristal besar itu mulai pecah dan menghujani seluruh arena dengan ribuan pecahan es kecil. Hope tertegun melihat semua es yang muali berjatuhan dengan cepat ke arahnya.

"Gawat ...." Terliahat seluruh tubuh Hope mulai mengeluarkan api. "Flame shift."

Semua pecahan es kecil itu hanya melwati Hope yang seluruh tubuhnya berubah menjadi api.

"Sepertinya kau memiliki element api. Itu benar-benar buruk untukmu."

"Itu memang buruk, tapi aku akan berjuang sebisaku untuk menang. Dragonification, Talmund."

Muncul api di dalam tanah yang berputar dan menutupi seluruh tubuh Hope. Dari api yang berputar itu tiba-tiba muncul sayap dan ekor beserta sesosok manusia dengan wujud berselimut api muncul.

Arena kini di selimuti udara panas dan dingin dari Hope dan Rein. Meski Hope memiliki element api yang lebih lemah. Namun, Rein sama sekali tidak mau meremehkannya. Dengan cepat Rein menukik turun menuju ke arah Hope. Tidak mau kalah, Hope mengepakkan sayap apinya dan terbang menuju ke arah Rein. -Bam- mereka berdua bertabrakan dengan keras. Hope berhasil mengarahkan tinjunya tepat pada pipi kiri Rein, sementara Rein juga berhasil melakukan hal yang sama.

"Heyaaa ...."

Mereka berteriak dan beradu pukul di atas udara. Sesekali hantaman milik Hope mengenai Rein dan membuatnya agak mundur ke belakang dan sesekali hantaman milik Rain mengenai yang mengenai Hope. Cukup lama beradu, akhirnya mereka mulai menampakkan hasil pertandingan.

"Sial, ternyata hukum dasar masih tetap berlaku apapun yang terjadi. Meski seharusnya aku bisa membakarnya. Akan tetapi dragon skinnya yang berelement es itu mampu meredam seranganku. Sekarang ini, Dragonification milikkulah yang mengalami penurunan karena berbenturan dengannya." Meski tipis, telihat tubuh Hope mulai tetutupi es. 

"Menyerahlah! yang akan memenangkan pertandingan ini adalah akademi Vokster."

"Jangan bercanda, aku sudah diberikan kepercayaan untuk mengikuti turnament ini. Aku tidak akan kalah darimu. Spesial skill, Metor Burning Roar."

Hope menengadahkan kepalanya ke atas. Dari mulutnya berkumpul energi merah murni yang berbentuk bola. Hope lalu meregangkan kedua tangannya. Dari tubuh Hope muncul jilatan-jilatan api yang kemudian menyelimuti energi bulat yang dikumpulkan Hope. Hope kemudian menembakkannya dengan cepat ke arah Rein. Rein berusaha terbang secepatnya untuk menghindar. Namun, Bola itu meledak sebelum sampai mengenai tubuh Rein. Ledakan itu sangat besar dan memenuhi seluruh langit di stadium itu. Rein yang terkena ledakan itu jatuh dengan sayap esnya yang hanya tinggal sebelah saja. Sepertinya saat ledakan terjadi Rein berusha melindungi diri dengan sayap kanannya. 

"Aku berhasil ...." Hope terlihat bahagia melihat Rein jatuh ke dasar arena

Hope terbang lebih rendah untuk memastikan kemenangannya. Namun, dengan tubuh yang terluka parah Rein bangkit dengan terhuyung-huyung. Rein kemudian jatuh bersimpuh dan memuntahkan darah segar di mulutnya. 

"Sial ... aku meremehkan anak itu. Padahal aku sudah berjanji untuk membawakan kemenangan pada kakak Veil." Dia memukul-mukul tanah untuk menujukkan kekecewaanya.

Pikiran Rein melakukan kilas balik saat dimana pertama kali bertemu dengan Veil.

"Hey, sedang apa kau di sini. Bukankah seharunya anak-anak yang baru masuk mengikuti pelatihan di aula?" Veil bersendekap.

"Kenapa aku harus berlatih, aku adalah jenius yang dapat mengalahkan mereka dengan mudah." Rein kembali menutup mata dengan lengan kirinya.

"Kau benar-benar sombong. Jangan kecewa ketika nanti ada seseorang  yang dapat mengalahkanmu dengan mudah"

Dari pertemuan itu mereka akhirnya memutuskan untuk bertanding.

"Tidak ... ini tidak mungkin. Aku tidak mungkin kalah." Teriak Rein memegangi perutnya yang berdarah.

"Kau, tahu di atas langit masih ada langit. Kau mungkin tidak memiliki motivasi menjadi kuat. Karena itulah aku yang akan menjadi motivasi itu." Veil mendekati Rein dan mengelus kepalanya.

"A–ap–apa maksudmu? aku ini jauh lebih kuat darimu dan jika aku berlatih, aku pasti bisa menjadi langit di atas langit." Rein menarik tubuhnya kebelakang dengan wajah yang kemerahan.

*********

Menyadari lawannya belum kalah Hope kembali melayang di udara.

"Blazing Rain." Hope mengepakkan sayapnya ke depan dan belakang.

Di depan kepakan itu muncul tanda sihir yang mengeluarkan ribuan hujan api ke arah Rein.

"Aku tidak akan kalah. Aku akan menjadi langit di atas langit," Rein memaksakan tubuhnya untuk berdiri. "Orginal Skill Pure Ice Shining Lotus."

Rein mengumpulkan energi bewwarna biru di telapak tangannya. Energi itu dengan cepat berbuah menjadi sebuah bunga lotus es kecil. Rein tetap berdiri, meski tubuhnya di hujani bola api. Rein kemudian menengadahkan kepalanya dan menarik napasnya. Dari depan mulutnya muncul tanda sihir besar. Rein melemaparkan bunga lotus esnya keatas dan menghnmbuskan napasnyan kuat-kuat. Bunga lotus itu membesar, meledak dan menimbulkan kilatan cahaya putih yang sangat terang. Rein kemudian bersimpuh sambil menahan rasa sakit. Dari angkasa terlihat bongkahan es yang berisi Hope melesat turun ke bawah. Bongkahan itu membentur arena dan menyebakan retakan di bawahnya. 

"Baiklah, pemenang hari ini adalah Rein Stell."

Semua orang berteriak melihat pertandingan yang mengagumkan itu. 

"Kakak, apa kau melihat kemampuanku yang sekarang. Aku pasti menjadi langit di atas langit."Rein yang sudah kehabisan tenaga jatuh terkapar. 

Guardian (Sefiroth Tree)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن