## 26 fully for you

Start from the beginning
                                    

"..."

Keningku mengkerut mendengar ucapannya, "aku di parkiran fakultas kamu, memangnya kenapa?" Diana mengatakan kalau dia akan segera menghampiri ku dan melarang untuk menemuinya di kantin, dia memutuskan telpon sepihak. Tidak lama dia muncul dengan sedikit berlari menghampiriku yang memang sudah berdiri di samping mobil menunggunya.

Dia menarik nafas dan terlihat sedikit kelelahan, "oh my... what are you doing here?" Diana menatap ku seperti aku sedang melakukan kesalahan besar. Untuk sesaat dia memerhatikan penampilan ku tanpa berkedip, heh? Kenapa? Apa ada yang salah dengan pakaian ku hari ini?

Author pov

Kemeja biru tua yang lengannya sudah digulung hingga ke siku memamerkan otot – otot tangan serta kulihat Ricard yang putih, dan rambut yang sedikit berantakan semakin membuatnya terlihat tampan dan seksi. Membuat Diana mengumpat kesal dalam hatinya. Demi si tuan krab yang mata duitan, he's so hot!

Ricard kembali bingung dengan sikap Diana "pick you up.why do you look so worried?" jawabnya.

Diana berdecak kesal karena Ricard tidak menyadari tatapan sekitar yang melihatnya begitu memuja, bahkan gosip mengenai bahwa Diana menjalin hubungan dengan seorang pengusaha kaya raya baru saja mereda sekarang Ricard muncul , yang nantinya pasti akan mebuat gosip itu kembali kepermukaan.

Diana mencoba untuk tidak gelisah "Ricard I've been told if I bring the car, why are you so stubborn?"

"what's wrong from a fiance to pick up her lover?" Tanya Ricard yang masih tidak mengerti, sebenarnya apa yang salah?

"what?! Fiancé?" mendengar kata tunangan membuat kepalanya makin pusing, "baiklah – baiklah, lalu bagaimana dengan mobilku?" katanya pasrah.

"mobil kamu biar Kardi yang bawa pulang" lalu Ricard memberi isyarat ke pak Kardi, "kamu pulang sama aku" kata Ricard memutuskan.

Diana sudah pusing, tidak mau berdebat semakin lama yang akan mengundang seisi fakultas untuk terus menonton kekasihnya yang sungguh Diana saja walaupun sedang kesal dengan Ricard dia juga memuji penampilannya. Sungguh dia tidak rela jika harus membaginya. Setelah dia memberikan kunci mobil ke pak Kardi Diana segera masuk ke mobil Ricard.

"kamu ngapain si jemput aku ke kampus? Kalau mau ketemu kan bisa jajian di luar, terus tadi juga ngapain pake berdiri – diri di luar mobil?"

"loh aku malah heran sama kamu, memang dimana salahnya kalau aku jemput kamu pulang?"

Diana kembali berdecak sebal,dan menyilangkan kedua tangannya di dada "ck! ya gak salah si, aku cuma gak suka aja semua orang ngelihatin kamu dengan tatapan seperti kamu ini adalah makanan lezat"

Ricard mengangkat sebelah bibirnya, sekarang dia tahu kenapa wanita yang duduk di sampingnya ini kesal "aah... aku paham, jadi dari tadi kamu cemburu" kata Ricard tepat sasaran.

"hah? Apa, aku cemburu? Ya.. ya gak lah, aku cuma gak suka aja mereka melihat kamu segitunya, lagi pula kamu gak ganteng – ganteng amat kok" jawab Diana gelapan, karena baru menyadari kebodohannya.

Ricard melihat Diana sebentar "sure? You are blushing dear. Jika aku tahu, hanya karena aku datang ke kampus mu bisa membuat mu cemburu kenapa tidak dari lama saja aku melakukannya?" lalu tertawa dengan bahagianya.

Diana tahu bahwa Ricard hanya bercanda tapi tetap saja ada rasa kesal di hatinya "hei! Jangan menguji kesabaran ku Ricard!" geram Diana mencubit perut Ricard dan akhirnya memutuskan untuk membuang pandangannya keluar.

Melihat itu Ricard menggenggam tangan Diana dengan tangan kirinya, "don't worry dear, aku tidak akan tertarik dengan mereka karena memiliki mu sekarang sudah lebih dari cukup bagi ku." dan blus, wajah Diana kembali memerah mendegarnya.

Sepanjang perjalanan banyak yang mereka obrolkan mulai dari skripsi Diana yang sudah selesai dan sedang menunggu wisuda, ke konyolan sahabatnya Tris dan Rei hingga masalah pekerjaan Ricard yang semakin hari semakin menumpuk. Terkadang membuat Ricard frustasi dan kewalahan.

"jadi hari ini kamu temani aku, karena besok aku harus terbang ke Singapur dan hari minggu baru kembali jadi waktu aku bertemu kamu hanya hari ini"

Diana mengerti, belakangan ini memang mereka jarang bertemu karena kesibukan masing – masing. Jika mempunyai waktu luang pun mereka hanya bisa berbicara melalui telpon atau terkadang video call. "kedengarannya seperti sebuah perintah dibanding permintaan, hm. Ok, i'm fully for you" kata Diana dan mengusap lengan Ricard.

Ricard langsung melihat Diana "sure, fully?" kata Ricard lalu memainkan alisnya mencoba menggoda kekasihnya.

"eh maksud aku, waktu aku hari ini buat kamu" kata Diana membenarkan kalimatnya yang malah membuat Ricard lagi – lagi tertawa dengan kerasnya.

***

Setelah mengantar Diana pulang kerumahnya Ricard segera melajukan mobilnya menuju apartment dia harus mengistirahatkan tubuhnya sebelum pergi besok siang. Namun baru keluar dari area perumahan Diana handphonenya berdering, menampalkan nama Meica disana.

Sedikit bingung karena jarang sekali Meica menghubunginya diatas jam tujuh malam, "ya halo, ada Ca?"

"..."

Ricard melihat jamnya, 8.40 PM "apa harus malam ini?"

"..."

Mau bagaimana lagi, mengingat Ricard sudah menganggap Meica teman baiknya sepertinya rencana istirahat lebih cepat harus dia tunda "aku akan tiba disana sekitar setengah jam lagi." Ricard merasa lega karena setidaknya Meica memilih tempat yang tidak jauh dari apartmentnya, GIA Restaurant & Bar yang juga berada di daerah Sudirman.

---

>Seperti biasa jangan lupa untuk tinggal jejak setelah selesai membaca ;)
>Vote 50 maka cerita selanjutnya akan langsung aku post.

>Tadinya aku post sampai Meica dan Ricard ketemu tapi kayaknya kalo aku lakuin itu part ini bakal jadi panjang banget, makanya aku putusin untuk di pecah jadi dua. Tungguin aja ya, makin cepet vote 50 makin cepet aku post. Mumpung ide lagi lancar wkwkwk.

5/3/2017 

Love My C.E.O !!! (The End)Where stories live. Discover now