60-menuju ending

1.5K 94 3
                                    

Instagram: @rintikaksara
Follow akun ig aku yang baru yaaa

-
-
-
-
-
-

Tentang kata yang di susun oleh aksara menghadirkan cerita yang bermakna. Tentang perasaan yang belum tersampaikan melalui suara, tersimpan rapih dalam tulisan aksara. Semua hal yang bersangkutan dengan aksara akan abadi di dalamnya.

Seperti buku yang menemani Alesha beberapa bulan ini. Buku yang sudah penuh dengan goresan tinta yang menghadirkan aksara hingga cerita di dalamnya. Tentang seorang ibu yang merindukan anaknya. Tentang seorang ibu yang mendoakan anaknya dan tentang seorang ibu yang tiada henti memeluk rindu kepada putrinya.

"Sayang, ketahuilah bahwa cinta seorang ibu akan selalu abadi untuk anak-anaknya dan cinta sesungguhnya adalah ia yang saling mendoakan"

"Mamah cuman minta satu sama Alesha. Tolong lengkapi cinta mamah dengan do'a darimu sayang. Sekiranya mamah sudah tidak ada di dunia tetapi cinta mamah akan selalu ada di hati Alesha, balas dengan mengirimkan Al-Fatihah dan do'a untuk mamah ya sayang"
-Alisha, mamah Alesha...

Sudah tidak ada lagi tangisan sedih yang keluar dari kedua mata Alesha. Akhir-akhir ini ia selalu tersenyum setelah membaca buku yang berisi tulisan penting dari mamah tersayangnya. Ia sudah ikhlas dan tidak ingin membebani mamah nya di akherat sana dengan dirinya yang terus larut dalam kesedihan.

Ia hanya berdo'a semoga mamah tersayangnya berada di tempat yang paling mulia di sisi Allah.

"Lagi baca apa bumil? Anteng banget kayanya gak keluar-keluar dari kamar"-celetuk seorang laki-laki di depan pintu kamar Alesha yang sudah terbuka sedikit.

Tenang, Alesha masih menggunakan mukena. Saat shalat subuh tadi ia sangat malas untuk membuka nya.

"Abangggg"-saut Alesha saat melihat kehadiran Akalanka.

"Udah diem. Biar gue aja yang kesitu"-cegah Akalanka saat melihat Alesha akan menghampirinya dengan sedikit kesusah karena perutnya yang sudah terlihat buncit. Maklum, kandungan Alesha sudah memasuki bulan ke 9.

"Kangen mamah?"-tanya Akalanka lembut saat melihat buku yang terlihat sangat familiar karena Alesha selalu membacanya.

Alesha mengangguk "Setiap hari juga aku kangen. Makannya aku selalu ngirim do'a buat mamah, supaya rasa kangen aku tersampaikan sama mamah"-jawab Alesha yang di angguki oleh Akalanka.

"Nih gue bawa bubur. Bumil harus makan banyak biar keponakan gue sehat"-ucap Akalanka meletakan nampan di depan Alesha.

Alesha menatap bubur tersebut dengan mata berbinar. Sejujurnya ia memang sudah lapar tetapi tadi belum terlalu lapar. Matanya mengarah ke arah pintu kamar dengan pandangan yang tak bisa diam.

Seakan mengerti dengan gerak-gerik adiknya, Akalanka kembali membuka suara "Nungguin Lathif?"-tanya nya.

"Iya, mas kemana ya? Kok belum pulang-pulang"-balas Alesha ikut bertanya.

"Tadi ada panggilan dari abah. Jadi Lathif pergi dulu sebentar ke pondok"-jawab Akalanka.

Alesha cemberut "Kenapa mas gak bilang ya sama aku?"-guman nya.

"Kok sedih sih? Senyum dong. Mungkin Lathif lagi buru-buru sayang"-hibur Akalanka.
"Udah ayo cepet makan buburnya. Atau mau gue suapin?"-lanjut Akalanka menawarkan.

Alesha mengangguk antusias "Mau mau"-balasnya.

Akalanka mulai menyuapi Alesha. Ia jadi teringat sang istri, tingkah laku adiknya plek ketiplek seperti istrinya yang sangat manja. Namun ia menyukainya.

ABC and 3L (Revisi)Where stories live. Discover now