52

2.6K 152 7
                                    

Lathif masih setia di samping Alesha setelah dokter yang memeriksa sang istri kembali pulang. Ia menatap cemas pada wajah sang istri yang terlihat sangat pucat.

Dokter mengatakan bahwasanya Alesha kelelahan dan kekurangan vitamin untuk ibu hamil. Sehingga dokter menyarankan agar Alesha lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan dan vitamin untuk ibu hamil yang sedang di beli oleh Farzan sesuai dengan resep yang di beri oleh dokter tersebut.

Kini di dalam kamar hanya ada Ia dan Alesha. Tangan Lathif mengusap lembut kepala Alesha yang sudah tidak tertutup oleh kerudung, hingga menampilkan rambut hitam panjang nya yang terlihat sangat cantik.

Tak lama terdengar suara lenguhan Alesha. Lathif sengaja tidak merubah raut wajah nya menjadi senyuman. Ia tetap memasang wajah datar menatap kedua manik bola mata Alesha yang juga sedang menatap lekat ke arah nya.

Alesha yang di tatap seperti itu hanya memanyunkan bibir nya, memasang wajah sedih. Namun, Lathif masih kekeuh enggan menanggapi. Ia lebih memilih membantu Alesha agar menyender dan memberikan air putih yang sudah disediakan.

Alesha menggeleng, menolak air putih pemberian Lathif "Kenapa muka mas kaya gitu?"-ucapnya malah menanyakan ekspresi muka Lathif.

"Minum"-titah Lathif mengabaikan pertanyaan sang istri.

"Tidak tidak tidak, jawab dulu"-bantah Alesha menggelengkan kepalanya gemas.

"Minum dulu"-titah ulang Lathif sedikit memaksa.

"Baiklah"-pasrah Alesha.
"Sudah, ayo jawab"-ucapnya meminta jawaban.

"Sebelum mas berangkat, mas nyuruh kamu apa?"-balas Lathif dengan pertanyaan.

Alesha memasang wajah memelas "Aku minta jawaban tau, bukan pertanyaan"-ucap Alesha sambil menyenderkan kepalanya ke dada bidang Lathif.

"Muka mas kaya gini karena kamu"-jawab Lathif.

"Kok aku? Emang aku kenapa?"-balas Alesha.

"Jawab pertanyaan mas tadi"

"Yang mana?"

Lathif menghela nafas sejenak "Sebelum mas berangkat, mas nyuruh kamu apa sayang?"-ulangnya dengan sedikit lembut.

"Suruh istirahat, jangan kecapean"-jawab Alesha sejujurnya.

"Di laksanain gak?"

Alesha menyengir kemudian menggeleng "Ehh tapi aku istirahat kok, 1 jam. Serius sumpah"-jawab Alesha.

Lathif menatap mata Alesha yang melihat ke atas, tepat ke arahnya dengan wajah tengil sang istri yang menyengir. "Nakal"-ucap Lathif kemudian membawa Alesha ke dalam pelukannya.

"Terimakasih atas suprise nya. Mas suka, tapi mas lebih suka kalau kamu dengerin omongan mas"

"Lain kali jangan maksain ya sayang, sampe bikin kamu sakit kaya gini. Mas khawatir"-lanjutnya dengan suara sangat lembut.

Alesha memejamkan matanya. Tidak ada satu pun perkataan Lathif yang menyakiti hatinya. Semuanya terasa sangat menyejukkan, setiap hari ia selalu merasakan kupu-kupu berterbangan di atas perutnya.

"Mas"-panggil Alesha.

"Hm? Kenapa?"

"Tolong bukain jendela, biar udara sore nya kerasa"-pinta Alesha dengan cengiran khas nya.

"Pake kerudung langsung dulu ya"-titah Lathif yang di angguki oleh Alesha. Setelah Alesha menggunakan kerudung, barulah Lathif menuruti perintah sang istri.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu dari luar. Ternyata Aziza yang datang membawa bubur untuk Alesha, agar menantunya itu segera meminum obat dan pulih seperti biasanya.

• • •

Sudah menjadi suatu kebiasaan bagi Lathif jika malam hari sebelum tidur ia selalu rutin berinteraksi dengan anak yang ada di kandungan ibunda nya.

Biasanya ia akan berinteraksi dengan membacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Namun malam ini ia ingin lebih santai berbincang-bincang kecil, lebih tepatnya membicarakan hal-hal random yang di lakukan oleh Alesha.

Yang tertawa bukan anaknya melainkan ibunda nya.

"Oh iya mas. Kita punya tetangga baru loh"-ujar Alesha.

"Cewe cowo?"-tanya Lathif.

"Cewe dong. Aku seneng malah, kalau mas lagi gaada di rumah. Aku ngobrol sama dia, kebetulan dia juga orang Indonesia jadi nyambung lah perbincangan kita"-jawab Alesha malah bercerita.

Lathif hanya mengangguk saja. Syukurlah jika tetangga nya sesama jenis dengan sang Istri dan bisa menemani Alesha jika ia sedang tidak bersamanya.

"Sayang, abi, umi sama yang lainnya besok udah pulang ke Indonesia"-ucap Lathif memberi tahu Alesha.

"Loh? Cepet banget..."-balas Alesha sedikit sedih.

"Nanti kalau kerjaan mas udah beres disini, kita juga pulang nyusul mereka. Jangan sedih dong"

"Kapan selesainya? Aku pengen di Indonesia aja... Disini mah sangat membingungkan, aku ga paham sama bahasanya"-ucap Alesha namun malah membuat Lathif terkekeh.

"Satu bulan lagi mas selesaikan ya"

"Emm okai deh, janji yaaa?"

"Iya sayang In Syaa Allah, doain aja ya"

"Iya Aamiin"

"Udah yuk tidur, udah malem juga. Gabaik bumil begadang"
"Nanti makin bocil"
"Masa bocil punya bocil"-lanjut Lathif sengaja mengejek Alesha, sepertinya membuat sedikit drama sebelum tidur tidak masalah.

"Bocil bocil bocil"-ucap Alesha tidak terima

"Loh kenapa mukanya gitu? Kan kamu emang bocil sayang"

Alesha bangkit dari tempat tidur nya.

"Mau kemana sayang?"-tanya Lathif sedikit was-was.

"Mau tidur sama umi"
"Kan kalau BOCIL itu harus tidur sama ibu nya"
"Yaudah BOCIL ini mau tidur sama umi"-ucap Alesha menekan kata B O C I L sambil membawa guling berwarna pink di tangannya, menuju luar kamar.

Namun sepertinya ia melupakan satu hal, bahwasanya kamar sudah di kunci dan kunci nya di simpan oleh Lathif tanpa sepengetahuan nya.

Alesha menggerutu "Mana kunci nya?"-pinta Alesha menamprakan tangannya.

Lathif menggeleng "Mas juga lupa"-balas Lathif.

"Lagian malam-malam mau kemana? Hati-hati, biasanya Bocil suka di culik. Ih serem"-lanjut Lathif sepertinya belum puas mengerjai sang istri.

Alesha menatap sinis Lathif. Ia lebih memilih mengambil kasur lantai dan tidur di bawah.

Lathif yang awalnya memejamkan mata kemudian membuka matanya saat tidak mendengar suara balasan dari Alesha.

Dan saat ia melihat ke bawah ternyata sang istri sedang tiduran dengan wajah kesalnya.

Beberapa menit kemudian Alesha merasakan tubuhnya yang tiba-tiba melayang. Ia kaget namun sebisa mungkin raut wajah nya tetap santai.

"Lepasin, gausah pegang-pegang ya"

Lathif terkekeh "Bercanda sayang. Maaf ya, mas kangen lihat muka kesal kamu. Gemesin soalnya"-ucap Lathif membawa Alesha ke dalam pelukannya.

"Bobo yaaa, mas minta maaf"-lanjutnya kemudian mengecup kening Alesha hingga membuat Alesha terlelap seketika karena pada dasarnya ia memang sudah sangat mengantuk.



ABC and 3L (Revisi)Where stories live. Discover now