59-pertemuan pertama dan terakhir?

1.5K 99 4
                                    

Seorang wanita paruh baya tengah terbaring dengan tasbih yang selalu berada di tangan kanannya. Kepalanya menoleh kala mendengar suara pintu terbuka dengan senyuman indah yang tercetak di bibirnya kala melihat seorang perempuan yang berjalan menghampiri nya.

"A-alesha"-panggilnya dengan suara gemetar.

Kerinduan yang sudah lama menemani hari-harinya kini terbayar dengan doa yang selalu di panjatkan hingga keinginan terbesar untuk bertemu dengan sang putri terwujud.

"Mamah"-saut Alesha langsung mendekat ke arah wanita paruh baya tersebut dan memegang tangannya.

Entah Alesha harus bahagia atau sedih sekarang. Semuanya campur aduk, ia bahagia bertemu dengan orang yang selama ini ia rindukan. Namun ia sedih melihat keadaan mamahnya yang terbaring lemah.

Dengan cepat Alesha memeluk tubuh mamahnya dengan air mata yang lolos begitu saja.

"Alesha rindu sama mamah"-ucap Alesha menyuarakan suara hatinya.

Wanita paruh baya tersebut memandangi wajah Alesha sangat dalam. Tangannya menangkup wajah Alesha kemudian menggeleng pelan "J-jangan nangis sayang"-pintanya sambil mengusap air mata Alesha dan menepuk tempat di sebelahnya "Sini tidur sama mamah, mamah mau ngobrol banyak sama kamu. Tapi mamah gak bisa duduk sayang, jadi kita ngobrol nya sambil tiduran ya"-lanjutnya meminta Alesha agar tidur di sebelahnya.

Kegiatan antara ibu dan anak perempuannya tidak luput dari pandangan Lathif dan Akalanka yang berdiri di lawang pintu.

"Gue rasa adek lo butuh waktu berdua sama mamahnya. Mending kita pergi"-ajak Akalanka.

Mereka berdua pergi menyisakan Alesha dan mamahnya. 

"Putri mamah cantik dan bersih"-puji mamah Alesha.

"Mamah selalu berdoa untuk keselamatan mu sayang dan mamah bersyukur doa mamah di ijabah oleh Allah hingga mamah bisa melihat putri mamah yang sangat cantik dan Shalihah"-ucap mamah Alesha. Tangan nya terus mengusap lembut wajah Alesha.

Bohong jika tidak ada kesedihan diantara mereka berdua karena faktanya kedua pasang mata mereka terlihat berlinang.

"Maafin mamah ya sayang karena telah memisahkan kamu seorang diri. Bahkan mamah gak pantes di sebut sebagai seorang mamah"-lanjutnya merasa bersalah.

Alesha menggeleng tidak setuju dengan ucapan mamah nya "Mamah pantes jadi seorang mamah Alesha. Alesha yakin mamah ngelakuin itu semua karena ada alasan lain"-balas Alesha.

Wanita paruh baya tersebut tersenyum melihat sifat putrinya yang benar-benar dewasa. Ia sangat berterimakasih kepada Allah karena telah memberi ibu sambung Alesha yang berhasil mendidik putrinya.

Tangan mamah Alesha turun menuju perut sang putri yang sudah terlihat buncit "Cucu mamah masih betah di dalam sini ya?"-ucapnya sambil mengelus perut Alesha.

Alesha mengangguk "Nanti kalau udah lahir Alesha bakal sering ajak dia main kesini, ketemu sama nenek cantiknya"-balas Alesha semangat.

"Boleh main kesini tapi untuk ketemu sama neneknya kayanya gak mungkin sayang"

"Maksud mamah? Jangan ngomong kaya gitu Alesha gak suka"

Mamah Alesha memegang kedua tangan Alesha "Selama bertahun-tahun mamah nyari keberadaan kamu dengan kondisi mamah yang seperti ini. Dulu mamah masih bisa berjalan meski mudah lelah, lambat-laun daya tahan tubuh mamah melemah hingga aktivitas sehari-hari pun di bantu menggunakan kursi roda tetapi sekarang mamah tidak bisa kemana-mana selain berdoa untuk bisa bertemu dengan putri kesayangan mamah sebelum Allah mengambil mamah. Allah sudah mendengar doa mamah dan mewujudkannya. Mamah sudah bertemu kamu dengan keadaan kamu yang sehat, cantik dan bersih"

ABC and 3L (Revisi)Where stories live. Discover now